Jangan terlena di masa liburan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 22 November 2022 06.43 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - " " menjadi " ")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Kita yang tinggal di Indonesia sudah dan sedang memasuki bulan di mana kita bisa menikmati waktu berlibur yang cukup panjang pada dua bulan ini. Ada libur peringatan hari raya keagamaan serta libur kenaikan kelas para pelajar.

Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

1 Yohanes 2:17

Pendahuluan

Kita yang tinggal di Indonesia sudah dan sedang memasuki bulan di mana kita bisa menikmati waktu berlibur yang cukup panjang pada dua bulan ini. Ada libur peringatan hari raya keagamaan serta libur kenaikan kelas para pelajar. Ada banyak cara yang dilakukan dalam mengisi liburan, misalnya mengadakan perjalanan ke luar negeri atau mengunjungi tempat-tempat wisata domestik di pulau-pulau eksotis nan indah di Indonesia. Atau mungkin sekedar melakukan hobi yang tidak dapat dilakukan karena aktivitas rutin sehari-hari.

Isi dan sharing

Bagaimanapun cara kita menghabiskan waktu liburan kita, ada 2 (dua) hal yang harus kita ingat dengan baik:

  1. Rohani kita tidak boleh ikut libur
  2. "Mulutku penuh dengan puji-pujian kepada-Mu, dengan penghormatan kepada-Mu sepanjang hari." (Mazmur 71:8).

    Sekalipun liburan adalah kesempatan bagi kita untuk me-refresh dari segala macam rutinitas dan kepenatan karena kesibukan dan aktivitas sehari-hari di mana tubuh kita bisa beristirahat dan jiwa kita bisa mengalami ketenangan, namun rohani kita jangan ikut berlibur. Berlibur bukan berarti kita libur juga dalam berdoa, memuji dan menyembah Tuhan. Apalagi sampai menjadi longgar dalam bersaat teduh karena bangun lebih siang, bahkan melewatkan membaca Alkitab.

    Beberapa tips agar rohani kita tetap menyala-nyala saat liburan:

    1. Memasang lagu-lagu pujian dan penyembahan selama dalam perjalanan/berkendaraan.
    2. Memuji dan menyembah TUHAN bersama dengan keluarga/rekan seperjalanan.
    3. Mendoakan jiwa-jiwa dan tempat-tempat tertentu yang dilewati sepanjang perjalanan sesuai dengan tuntunan Roh Kudus.
    4. Jangan lupa memasang alarm pada jam atau gawai (gadget) setiap pagi sesuai waktu saat teduh Anda agar tidak terlewatkan untuk bersaat teduh.
    5. Akhiri setiap hari dengan berdoa bersama keluarga atau rekan seperjalanan dalam liburan.
  3. Tetap berjaga-jaga
  4. "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8)

    Jangan lengah dan lalai, kita mungkin sedang berlibur, tapi lawan kita si Iblis tidak pernah berlibur! Dia senantiasa memantau, mengawasi, mencari celah di mana dia bisa menyerang dan menjatuhkan kita. Belajar dari pengalaman Daud, di mana celah terbuka bukan di saat dalam peperangan, tetapi justru saat tidak masuk dalam peperangan dan bersantai di atas sotoh istananya (2 Samuel 11:2). Demikianlah kita harus senantiasa waspada. Kita bukan tidak boleh berlibur! Silakan menikmati liburan, silakan menghabiskan waktu yang berkualitas bersama dengan keluarga, silakan melepaskan kepenatan dari kesibukan aktivitas rutin sehari-hari, namun tetap berjaga-jaga secara rohani, agar kita tidak buka celah dan mudah dijatuhkan oleh Iblis dengan hawa nafsu, keinginan mata, dan keinginan daging.

    Beberapa tips agar kita tetap berjaga-jaga:

    1. Jangan mudah tergoda untuk mencoba hal-hal baru yang bertentangan dengan Firman Tuhan.
    2. Jaga mata, jaga hati dan jaga pikiran.
    3. Tetap berada dalam komunitas yang saling menjaga (aktivitas dan kegiatan bersama, jangan terpisah dari kelompok)
    4. Pastikan kita senantiasa dalam kondisi rohani yang ‘on fire’. Banyak memuji dan menyembah Tuhan serta berbahasa roh.

Kesaksian

Apakah yang Anda rasakan saat berlibur, lalu tidak sempat baca Firman dan saat teduh karena kecapekan?

Kesimpulan dan saling mendoakan

Ingatlah selalu pesan Tuhan Yesus, bahwa roh penurut tetapi daguing itu lemah.