Inti Sikap GBI tentang Keselamatan
- GBI percaya bahwa keselamatan adalah anugerah Allah yang diterima oleh iman.
- GBI percaya bahwa orang yang telah beriman kepada Kristus (lahir baru) memiliki jaminan/ kepastian keselamatan (I Yoh 5:13).
- GBI percaya bahwa jaminan keselamatan itu selalu kita miliki ketika kita tetap tinggal di dalam Kristus (Yoh. 15:4-6).
- GBI percaya bahwa setelah diselamatkan, orang percaya harus mengerjakan keselamatan itu hingga kita mencapai keserupaan dengan Kristus, karena Allah yang mengerjakan hal itu di dalam kita baik kemauan maupun pekerjaan itu (Roma 8:29, Fil. 2:12-13).
- GBI percaya tidak ada kesempatan keselamatan setelah kematian, karena orang mati akan dihakimi bukan diinjili (Ibr. 9:27).
GBI menolak pandangan bahwa keselamatan itu merupakan hasil pekerjaan baik atau amal yang dilakukan manusia (Ef. 2:8-10). Keselamatan itu adalah hasil kelahiran baru yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam hidup setiap orang yang percaya kepada Kristus (Titus 3:4-7, Yoh. 3:5-8).
GBI percaya bahwa jalan keselamatan satu-satunya adalah melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus (Yoh. 14:6, Kis. 4:12).
Dengan demikian GBI menolak pandangan yang menyatakan ada jalan keselamatan lain, misalnya karena melakukan hukum Taurat (Gal. 2:16), karena melakukan perbuatan baik, karena melakukan hukum hati nurani (Rm. 2:14 16), atau karena yang bersangkutan belum atau tidak mengetahui kebenaran.
Namun GBI menolak pandangan sekali selamat tetap selamat. Karena ini bisa mengakibatkan: fatalisme (manusia dianggap boneka), kelalaian dalam perilaku (perbuatan dosa apapun tidak menghilangkan keselamatan), dan mengurangi semangat penginjilan (percuma menginjili orang yang tidak dipilih Allah).
Dalam kedaulatan dan kemahatahuan-Nya, Allah telah memilih orang-orang yang diselamatkan yaitu mereka yang percaya (mencakup: setia, Yunani: pistis) kepada Tuhan Yesus sampai akhir hidup mereka (Why. 17:4). Selama tinggal di dalam Kristus kita tidak akan menghujat Roh Kudus (Luk. 12:10, Ibr. 6:4-6) sehingga nama kita tidak dihapus dari kitab kehidupan (Why. 3:5). Sebaliknya kita akan mendapat pahala dari Tuhan karena kita melayani Dia dengan motivasi yang tulus (1 Kor. 3:10-15).
Ini nyata dalam wujud perbuatan baik, hidup dalam kebenaran dan kekudusan, sebagai rasa syukur orang percaya yang telah diselamatkan oleh kasih karunia Kristus (Ef. 2:8-10, Tit. 3:8).
Dengan demikian GBI menolak tegas ajaran tentang penginjilan kepada arwah orang mati. Selain tidak Alkitabiah, ini akan menyebabkan kesesatan lain, misalnya: berdoa di kuburan dan meminta keselamatan bagi anggota keluarga yang belum percaya.