Bijak mempersiapkan keluarga baru
Materi COOL BPA | |
---|---|
Tanggal | Minggu, 22 Juni 2025 |
Penulis | Departemen Pemuda dan Anak |
Unduh | Google Drive |
| |
|
Membentuk keluarga bukan hanya soal perasaan hari ini, melainkan membangun dasar kehidupan yang akan bertahan seumur hidup. Karena itu, hari ini kita akan belajar bagaimana menjadi bijak mempersiapkan keluarga baru berdasarkan kebenaran firman Tuhan.
Bahan Commander of Thousand JC-Youth minggu keempat Juni 2025
Siapa mendapat isteri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan TUHAN.
Penjelasan materi
Guys, saat ini di tengah dunia yang serba cepat, di mana hubungan bisa dimulai hanya dengan satu swipe di media sosial dan cinta sering diukur dari seberapa aesthetic feed instagram seseorang, kita sebagai anak muda perlu berhenti sejenak dan bertanya: Apakah aku sedang mempersiapkan masa depanku dengan bijak, atau hanya ikut arus zaman? Kita hidup di era di mana cinta sering dipermainkan, komitmen dianggap membosankan, dan membangun keluarga dianggap sebagai proyek nanti-nanti saja. Tapi Alkitab mengajarkan prinsip yang jauh lebih dalam: membentuk keluarga bukan hanya soal perasaan hari ini, melainkan membangun dasar kehidupan yang akan bertahan seumur hidup. Karena itu, hari ini kita akan belajar bagaimana menjadi bijak mempersiapkan keluarga baru berdasarkan kebenaran firman Tuhan agar kita tidak hanya punya kisah cinta yang indah di awal, tapi juga perjalanan hidup yang diberkati sampai akhir.
- Amsal 11:26 Mentalitas memberi vs egois
- Amsal 11:27-28 Mengejar karakter, bukan Kekayaan
- Amsal 11:29 Menciptakan harmoni, bukan konflik
Guys, membangun masa depan yang sehat dan bahagia bukan sekadar tentang menemukan orang yang cocok di dunia maya atau viral di media sosial. Dunia bisa mengajarkan kita bahwa semua tentang "instant love" dan "perfect match," tapi Firman Tuhan mengajarkan bahwa membangun keluarga dimulai dari membangun karakter, memperdalam hubungan dengan Tuhan, dan memilih dengan hikmat, bukan sekadar perasaan sesaat. Jangan hanya cari pasangan untuk diajak "happy-happy," tapi carilah teman seperjalanan yang akan membantumu bertumbuh dalam kekudusan dan panggilan hidupmu. Ingat, masa depanmu bukan main-main; keluarga yang kita bangun hari ini adalah fondasi untuk generasi yang akan datang. Jangan sekadar ikut tren dunia jadilah generasi yang berani memilih dengan hikmat surgawi, membangun bukan hanya cinta sesaat, tetapi rumah tangga yang berakar kuat di dalam kasih karunia Allah. Ini bukan perjalanan yang mudah, tetapi bersama Tuhan, masa depanmu akan jauh lebih indah dari semua impianmu. Amin.
Bahan diskusi
- Apakah aku sedang membangun karakter yang siap menerima anugerah Tuhan dalam bentuk pasangan hidup, atau aku lebih sibuk mengejar standar dunia yang cepat dan dangkal?
- Kalau hari ini Tuhan menilai kesiapan hatiku untuk membangun keluarga, apakah Ia menemukan hati yang penuh kasih, kerendahan hati, dan iman atau hati yang masih dipenuhi ego, ketakutan, dan ambisi pribadi? (He)