Hidup karena iman, bukan karena melihat

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 16 Juli 2018 08.34 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat. (2 Korintus 5:7)

Kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan. (2 Korintus 4:18)

Hidup Kekristenan adalah sebuah perjalanan. Terdiri dari langkah-langkah setiap hari di mana kita berada di tempat yang Allah inginkan, baik secara rohani maupun secara jasmani. Perjalanan ini ditempuh dengan iman, bukan dengan penglihatan. “Hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.”

Hidup dengan penglihatan adalah cara yang alamiah bagi manusia. Hal ini berlaku bagi tindakan berjalan secara fisik maupun perjalanan kehidupan sebagai lambang. Ketika berjalan secara fisik, manusia mengandalkan informasi visual serta masukan dari indera manusia yang lain. Demikian juga dalam hal perjalanan kehidupan, manusia yang belum percaya mengandalkan kekuatan dan kemampuan alamiah mereka sendiri. Kita yang sudah mengenal Tuhan Yesus Kristus tidak dapat berjalan dengan cara yang demikian di dalam kerajaan Allah. Kita harus berjalan dengan iman, dengan mengandalkan Allah kita, Firman-Nya dan karya kasih karunia oleh Roh Kudus. Pertumbuhan rohani terjadi ketika “Kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan.”

Sering kali, apa yang kelihatan bukanlah yang sebenarnya. Renungkanlah ketika Yusuf dijual kepada pedagang budak oleh saudara-saudaranya yang iri dan jahat. Tidak ada tanda-tanda bahwa Yusuf sebenarnya sedang dilatih untuk menjadi Perdana Menteri di Mesir. Ketika Firaun dan tentaranya semakin mendekati orang Israel yang terjepit di tepi laut Teberau, tidak ada tanda-tanda bahwa bangsa Israel akan diselamatkan, sementara tentara Mesir dibinasakan. Ingatlah ketika Daud berdiri di hadapan raksasa bernama Goliat. Tidak terlihat bahwa Goliat akan terkalahkan, dan Daud mengalami kemenangan. Hanya mata iman yang dapat sungguh-sungguh mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Salib Tuhan Yesus Kristus adalah contoh terbesar dari sesuatu yang tidak terlihat seperti sesungguhnya. Ketika Yesus tergantung di kayu salib, sepertinya orang-orang berdosa sudah berhasil membunuh Anak Allah. “Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu… telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka” (Kisah Para Rasul 2:22-23). Namun sesungguhnya, Tuhan sedang bekerja, mempersiapkan sebuah kemenangan atas dosa dan maut bagi semua orang yang mau percaya. “Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu” (Kisah Para Rasul 2:24).

Doa

Bapa yang di Sorga, aku ingin berjalan bersama-Mu dengan iman. Aku ingin menghadapi semua situasi hidup sesuai denga apa yang Engkau sudah katakan dalam Firman-Mu. Sering kali aku hidup berdasarkan apa yang aku lihat, mengandalkan apa yang kelihatan. Ajar aku untuk mengandalkan Engkau lebih dan lebih lagi. Amin.

Hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat. (2 Korintus 5:7)

Kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan. (2 Korintus 4:18)

Hidup Kekristenan adalah sebuah perjalanan. Terdiri dari langkah-langkah setiap hari di mana kita berada di tempat yang Allah inginkan, baik secara rohani maupun secara jasmani. Perjalanan ini ditempuh dengan iman, bukan dengan penglihatan. “Hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.”