Pergumulan antara keinginan daging dan keinginan roh

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 18 Juli 2018 03.10 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. (Galatia 5:17)

Semua orang percaya dalam Kristus pasti mengalami pergumulan antara keinginan untuk menyenangkan Tuhan tetapi tidak mampu untuk memenuhinya. Alkitab berkata bahwa ada sebuah peperangan rohani dibalik kegagalan tersebut. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging. Roh Kudus sudah tinggal di dalam hidup kita. Dia adalah “Roh kekudusan” (Roma 1:4), dan Ia menghendaki “supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya” (Ibrani 12:10) sehingga kita dapat hidup sesuai kehendak Allah. Tetapi kita masih tinggal di dalam daging, yaitu kemanusiaan alamiah kita. Keinginan alamiah manusia bukan menuju kepada kekudusan, sebaliknya kepada memuaskan keinginan diri sendiri. Sehingga keinginan Roh dan keinginan daging kita “keduanya bertentangan.” Akibat dari pertentangan ini adalah "kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.” Walaupun sebagai ciptaan baru dalam Kristus, sudah muncul keinginan untuk hidup dalam kesalehan, tetapi ternyata kita tidak mampu untuk melakukannya.

Rasul Paulus bersaksi mengenai kegagalan dirinya dalam peperangan ini. “Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat” (Roma 7:19). Yang menjadi masalah adalah Rasul Paulus tidak memiliki kekuatan dari dirinya sendiri. “Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik” (Roma 7:18). Rasul Paulus memang memiliki kehendak untuk hidup saleh. “Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah” (Roma 7:22). Namun Paulus tidak bisa melakukannya sendiri. “Tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku” (Roma 7:23). Kecenderungan untuk berbuat dosa masih ada di dalam manusia alamiah (daging) Rasul Paulus dan membuat ia mengalami kekalahan. Rasul Paulus perlu pertolongan dari Tuhan.

Jalan masuk menuju pertolongan ilahi ada dalam teriakan minta tolong Rasul Paulus yang penuh kerendahan hati. “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Roma 7:24). Pengakuan yang sungguh-sungguh mengenai kondisinya dagingnya yang tidak bisa melakukan kebenaran membawa kepada pernyataan iman kemenangan. “Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (Roma 7:25). Kerendahan hati untuk berbalik dari daging kepada Kristus memungkinkan kita untuk berjalan di dalam Roh dan hidup dalam kemenangan. “Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut” (Roma 8:2).

Doa

Tuhan Yesus Juru Selamat-ku, dengan segala kerendahan hati aku mengakui bahwa walaupun aku menginginkannya, aku tidak bisa hidup menyenangkan Engkau dengan kekuatanku sendiri. Aku perlu Engkau Tuhan. Begitu sering aku ingin hidup kudus tetapi justru melakukan keinginan daging. Aku berseru kepada Engkau untuk melepaskan aku dari pergumulan ini dengan kuasa dari Allah Roh Kudus. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.