Pilihan penting: daging atau roh (2)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 18 Juli 2018 03.10 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. (Galatia 6:7-8)

Satu hal yang tidak akan berubah dalam kehidupan di dunia ini adalah bahwa Tuhan hanya memberikan dua pilihan untuk setiap aspek kehidupan kita setiap hari, yaitu “hidup menurut daging” atau “hidup menurut Roh” (Roma 8:5). Konsekuensi yang diakibatkan dari pilihan-pilihan ini juga tidak dapat dihindari karena ada prinsip tabur dan tuai. “Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” Ketika seseorang menanam benih buah apel, hanya pohon apel satu-satunya kemungkinan yang akan tumbuh. Apapun jenis benih yang ditabur, demikianlah jenis pohon yang akan tumbuh dan dituai.

Ayat dalam materi renungan kita hari ini memperlihatkan bahwa kebenaran dalam dunia pertanian ini juga berlaku dalam kehidupan rohani kita. Kita hanya punya dua pilihan benih yang dapat ditabuh yaitu “daging” atau “Roh,” dan hanya menghasilkan dua jenis tuaian yang sesuai yaitu “kebinasaan” atau “hidup yang kekal.”

Benih dan panen yang pertama berisi peringatan: “Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya.” Benih yang ditabur ini adalah perkataan, perbuatan dan sikap yang memuaskan diri sendiri atau mengandalkan diri sendiri. Panen yang akan dihasilkan dari benih kedagingan ini disebut sebagai kebinasaan. Bagi seseorang yang seluruh hidupnya menabur kedagingan, maka akan menuai kebinasaan kekal. Situasi ini menggambarkan orang yang belum pernah menabur iman percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan. Orang seperti ini akan mati dalam dosa-dosa mereka, terpisah dari Allah untuk selama-lamanya. Orang Kristen yang sudah lahir baru, namun hidupnya selalu kalah terhadap keinginan dagingnya diperingatkan oleh Rasul Paulus bahwa mereka akan mengalami kelemahan rohani dan tidak akan berbuah dalam hidupnya di bumi ini, mereka juga akan kehilangan berkat-berkat sorgawi di kemudian hari.

Benih dan panen yang kedua memberikan semangat pengharapan. “Tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.” Benih yang ditabur ini adalah perkataan, perbuatan dan sikap yang dengan rendah hati mengandalkan Roh Kudus untuk berkarya di dalam dan melalui hidup mereka. Panen yang dihasilkan adalah “hidup yang kekal.” Hal ini serupa dengan pernyataan Yesus: “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10). Sebuah janji bahwa kita dapat mengalami kelimpahan hidup, dan juga menerima anugerah hidup yang kekal.

Doa

Bapa yang penuh kasih, aku mau bertobat dari perkataan, perbuatan dan perilaku yang dimotivasi oleh keinginan daging ku sendiri. Panen yang aku tuai hanyalah kematian rohani. Terima kasih Tuhan untuk pengudusan yang dilakukan oleh darah Kristus. Dengan iman aku memohon agar Engkau mencurahkan panen kelimpahan rohani lewat hidupku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.