Anak-Anak Allah berdasarkan Janji Allah (1)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 14 Juli 2018 03.13 oleh Leo (bicara | kontrib) (Leo memindahkan halaman Saat teduh/07/28 ke Ayo Saat Teduh/07/28)
Lompat ke: navigasi, cari
Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka? Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging dan anak dari perempuan yang merdeka itu oleh karena janji. (Galatia 4:22-23)

Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji. (Galatia 4:28)

Tuhan kita adalah Tuhan atas segala janji. Karakteristik karya Tuhan adalah dengan membuat dan menggenapi janji. Kita adalah anak-anak-Nya. Kita adalah anak-anak perjanjian. Kita dilahirkan ke dalam keluarga Allah melalui iman kepada janji-janji-Nya. Dua anak Abraham, Ismael dan Ishak, memperlihatkan kepada kita perbedaan antara anak perjanjian dan yang bukan.

Tuhan sudah berjanji untuk membuat Abraham menjadi suatu bangsa yang besar, melalui dia akan datang benih Mesias yang akan memberkati semua bangsa di bumi. “Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar… dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat” (Kejadian 12:2-3). Namun setelah bertahun-tahun berlalu, Abraham masih belum memiliki keturunan. Abraham berpikir mungkin hambanya adalah sumber dari benih yang dijanjikan Tuhan. “Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku” (Kejadian 15:3). Namun, Tuhan kembali menegaskan bahwa janji keturunan Abraham akan datang melalui tubuhnya sendiri. “Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu” (Kejadian 15:4). Waktu kembali berlalu, Abraham dan istrinya semakin tua, mereka kemudian memutuskan bahwa mereka harus mencari jalan lain. “Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya. Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak. " Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai… Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu” (Kejadian 16:1-2, 4). Lalu lahirlah Ismael, sebagai hasil dari pemikiran Abraham dan Sara. “Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging. ”

Setelah itu, Tuhan kembali menegaskan janji-Nya kepada Abraham. “Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga” (Kejadian 17:21). Sesuai dengan janji-Nya, dibuat-Nya demikian. “TUHAN memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya” (Kejadian 21:1). Jadi, Ishak lahir sebagai hasil dari janji Tuhan. Ini adalah gambaran dari satu-satunya jalan bagi kita untuk dapat menjadi anak-anak Allah, yaitu dengan Allah sendiri menggenapi janji-Nya. “Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji. ”

Doa

Allah Bapa, Allah atas segala janji, aku memuji Engkau untuk janji keselamatan bagi semua orang yang percaya. Aku bersukacita karena aku sudah menjadi anak perjanjian-Mu. Tidak ada usaha ataupun pemikiranku sendiri yang dapat membuat aku masuk ke dalam keluarga-Mu. Ajar aku untuk hidup senantiasa di dalam janji-janji-Mu. Amin.

Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka? Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging dan anak dari perempuan yang merdeka itu oleh karena janji. (Galatia 4:22-23) Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji. (Galatia 4:28)