Khotbah:20011111-0600/SR

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 16 November 2022 14.58 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - " | khotbah =" menjadi " | title =")
Lompat ke: navigasi, cari

Kita semua sudah mendengar bagaimana tanggal 1-8 Oktober 2001, 40 orang yang dari rombongan Bogor berada di tanah perjanjian, dan pada waktu berbincang-bincang dengan local guide orang Yahudi yang bernama Bapak Armani Barakh, dia menceritakan mengenai sejarah secara singkat sejarah daripada orang-orang Yahudi atau orang Israel dan di dalam akhir dari pembicaraan itu dia berkata, "Pak, orang-orang Yahudi atau orang Israel adalah bangsa yang paling banyak berperang di dunia ini," dan pada waktu itu saya tidak langsung mengiyakan tetapi saya renungkan dulu, dia menceritakan bagaimana dari awal sampai dengan hari itu di Israel atau di Yerusalem masih terjadi peperangan-peperangan di sana-sini dan peperangan itu bukanlah berhenti sampai dengan hari-hari itu, tapi akan terus berlanjut di dalam hari-hari yang lain, dan setelah itu saya katakan benar, memang bangsa Israel adalah bangsa yang senantiasa hidup di dalam peperangan.

Sejak pada waktu bangsa Israel di bawa keluar oleh Tuhan dipimpin oleh Musa dari tanah Mesir, mereka sudah masuk dalam peperangan, dan kalau kita boleh sepakati bersama-sama, perjalanan dari bangsa ini adalah menjadi satu gambaran perjalanan dari orang-orang percaya, yaitu saudara dan saya. Gambaran ini adalah gambaran perjalanan kerohanian orang-orang percaya yang hidup dalam mengiring Yesus Kristus. Pada waktu kita dulu hidup dalam kegelapan, hidup dalam dunia ini, hidup bersama-sama dengan cara-cara, pikiran, perkataan, semuanya seturut dunia ini, dan kita akhirnya dipilih dan dipanggil oleh Tuhan, sejak saat itu kita percaya kepada Yesus dan kita bertobat mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juruslamat, bahkan kita terima baptisan air, kehidupan yang lama sudah ditinggalkan dan masuk dalam kehidupan yang baru, kita mempunyai musuh sejak kita memproklamirkan bahwa kita hidup di dalam kebenaran, dan musuh itu adalah Iblis.

Kehidupan anak-anak Tuhan hari-hari ini juga dan seterusnya adalah hidup di dalam peperangan seperti bangsa Israel. Tidak akan terjadi kemenangan tanpa peperangan, jangan pernah mimpi kalau kita bisa mengalahkan iblis, kedagingan, menang dalam kerajaan sorga tanpa adanya peperangan, dan kita harus perang karena peperangan ini adalah peperangan rohani.

Ada beberapa musuh manusia yaitu:

  1. Diri kita, bukan iblis tetapi kedagingan, kehendak, hawa nafsu, emosi kita.
  2. Segala daya tarik dunia yang begitu rasanya nikmat untuk dinikmati.
  3. Iblis.

Menang dalam peperangan

Untuk kita menang dalam peperangan ada langkah-langkah yang harus kita lakukan:

"Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!" (Yakobus 4:7)

Tunduklah kepada Allah berarti tunduk kepada seluruh kebenaran akan firman Tuhan, seorang istri harus tunduk kepada suami yang adalah sesuai dengan firman Allah itu yang dikatakan dalam Efesus 5:22, suami harus tunduk kepada Kristus sebagai kepala dari sebuah keluarga, anak-anak harus tunduk kepada orang tua, para hamba-hamba Tuhan, pelayan-pelayan, jemaat-jemaat Tuhan tunduklah kepada para pemimpin yang menjadi atasan kita, di mana Tuhan memberikan otoritas kepada semua pemimpin, dan semua itu ada urut-urutannya jangan diputar balik, begitu aturan itu diputar balik semuanya akan menjadi kacau balau dan tidak terjadi sesuai dengan firman Tuhan. Firman Tuhan mengatakan "tunduklah kepada Allah", musuh pertama kita adalah kedagingan, hawa nafsu, Tuhan katakan "tunduk!" artinya kita harus tunduk kita punya kedagingan, hawa nafsu, bahkan dalan Kolose 3:5-10, "Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka). Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya." Kalau kita ingin menjadi manusia baru, Tuhan katakan "matikan! Semua yang bersifat kedagingan, hal-hal duniawi semua harus dimatikan!" itu harus dipotong namanya, jangan potong tanggung-tanggung nanti tidak jadi mati.

Saya ingat pada waktu remaja, saya pernah diajak orang tua ke Oma dan tante di kota Semarang, seperti biasanya waktu liburan sekolah pada bulan Juli dan ulang tahun saya juga pada bulan Juli dan sering kali ulang tahun itu dirayakan di Semarang oleh Omah, tante, dan orang tua saya.

Pada suatu waktu kurang lebih mau menjelang makan sekitar jam 10 atau 11 baru bercanda-canda tiba-tiba di dapur belakang ada teriakan pembantu yang begini bunyinya, "ayamnya lepas, ayamnya lepas", tiba-tiba cepat sekali ayam itu masuk ke dalam dan ternyata ayam Jago yang besar, rupanya ayam Jago itu berontak pada waktu dipotong oleh pembantu, dan mungkin tidak sampai uratnya putus, mungkin hanya seperempat, jadi pada waktu dipotong seperempat, darah sudah mulai mengalir dan juga ayam ini agak besar dan kuat, dia mungkin berontak dan lari ke dalam, kacau balau semuanya.

Memang kalau memotongnya tanggung-tanggung tidak jadi mati, memotongnya harus sampai putus, manusia lama kita harus potong di dalam nama Yesus Kristus. Pada waktu mematikan kedagingan kita berarti kita sudah tunduk kepada Allah, dan melakukan kebenaran firman Tuhan supaya kita menjadi manusia-manusia baru. Kata "Tunduk" adalah satu kata yang juga berarti rendah hati, orang yang rendah hati dia akan tunduk kepada Tuhan, suami, istri, anak-anak yang rendah hati maka ia akan tunduk pada otoritas yang diatasnya, pelayan-pelayan, hamba-hamba Tuhan yang rendah hati maka ia akan tunduk pada atasannya sehingga dapat dikatakan bahwa orang tunduk kepada Tuhan atau otoritas yang diatasnya adalah orang yang rendah hati.

Kurang lebih 2500 tahun yang lalu diperjanjian lama ada satu panglima perang di kerajaan Aram, panglima ini gagah karena ia memperoleh kemenangan demi kemenangan, raja Aram sungguh sangat bangga akan panglima yang dia miliki itu, panglima perang itu tentunya memakai pakaian perang yang sangat bagus, orang-orang yang mempunyai kuasa di kerajaan itu, tetapi apa yang terjadi di balik pakaian yang begitu bagus dan setelah di buka pakaian yang dikenakan tersebut ternyata badannya penuh dengan kusta. Panglima perang ini adalah Naaman. Kemudian dia mendengar ada berita tentang bahwa di kerajaan Israel ada kesembuhan yang dapat menyembuhkan penyakit kusta, dan Naaman datang kepada rajanya dan berkata, "Tuanku raja saya mau minta supaya kusta saya disembuhkan, tolong di kerajaan Israel itu ada orang yang dapat menyembuhkan ini, tolong buatkan surat supaya saya dapat pergi ke kerajaan Israel," dan raja Aram membuatkan surat pengantar, kemudian Naaman pergi ke kerajaan Israel dan pada waktu bertemu dengan raja Israel, dia berkata, "Tuhankah aku sehingga aku dapat menyembuhkan orang, aku tidak bisa . . ." sehingga dia mengoyakkan pakaiannya. Waktu ada satu nabi di kerajaan Israel mendengar bahwa raja sedang mengoyakkan pakaiannya dalam keadaan yang susah, ternyata pergumulannya itu mengenai panglima perang yang namanya Naaman yang sedang sakit kusta. Kemudian nabi Elisa berkata kepada raja, "Coba suruh dia datang kepadaku," dan raja berkata kepada Naaman, "Pergilah kepada seorang hamba dari orang-orang Israel namanya Elisa, coba kamu pergi kesana," setelah itu Naaman bersama rombongannya pergi kepada Elisa. Sesampainya di rumah Elisa, Naaman berfikir pasti aku akan disambut dengan baik, tetapi apa yang diharapkan Naaman itu tidak terjadi malahan Elisa mengunci diri dan tidak mau keluar hanya bujangnya yang keluar.

Jangan kita terjebak, untuk membuat sesuatu benda di dunia ini menjadi penyembahan/objek mata kita tertuju kesana, karena mata kita boleh memandang hanya kepada Yesus bukan kepada manusia dan bukan kepada satu benda.

Pada waktu beberapa Minggu yang lampau ada pertemuan dengan para pemimpin dari Badan Pekerja Daerah Jawa Barat, disitu kita saling sering dan membagi, topik yang sedang dibicarakan Badan Pengerja Sinode di Jakarta, ada salah satu jemaat GBI yang membuat hal-hal yang tidak sesuai firman Tuhan, yaitu tentang minyak urapan, minyak itu dijual dengan harga yang cukup mahal, dan minyak ini dibuat seperti jimat. Kalau tidak ada minyak urapan orang yang didoakan tidak akan sembuh, hati-hatilah! Kita tidak menjimatkan apapun juga, kita hanya memuji, menyembah, meninggikan, nama yang satu yaitu Tuhan Yesus Kristus. Jangan sampai kita terjebak seperti hal-hal tersebut, hati-hatilah! Yakobus 5:14, "Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan." Bukan karena dioleskan minyak dia sembuh tetapi karena doa yang dimateraikan dalam nama Yesus, iman orang itu bangkit, kuasa Tuhan bekerja dan lalu orang itu sembuh, bukan semata-mata karena olesan minyak. Mengapa mereka mengoleskan minyak? Karena pada waktu itu ada satu tradisi dari orang-orang Yahudi, kalau pergi mereka berjalan di padang pasir di tempat-tempat yang panas terik, mereka bau dan bawa minyak untuk mengolesi badannya supaya wangi, dan untuk mengolesi luka-luka.

Kembali pada cerita Naaman; waktu bujangnya keluar lalu berkata kepada Naaman, supaya Naaman mencelupkan diri ke dalam sungai Yordan sebanyak 7 kali. Kemudian Naaman tidak terima akan keputusan abdi Allah itu, dan pulang. Pada saat berjalan untuk pulang seorang bujang Naaman itu datang menghampirinya dan berkata, "Tuan kalau itu nabi berkata sama tuan suruh lakukan yang susah, tuan pasti lakukan, apalagi dia berkata kepada tuan hanya mencelupkan diri ke dalam sungai Yordan selama 7 kali, apa susahnya tuan?" Naaman mendengar hal itu sambil merenungkan bahwa dari pada sakit kusta lebih baik mandi di sungai Yordan 7 kali. Akhirnya dengan pakaian kebesarannya, Naaman menuju sungai Yordan dan bersungut-sungut, "Apakah tidak ada yang lebih baik dari pada sungai Yordan yang kotor itu." Dan akhirnya Naaman mau tunduk dan taat apa yang dikatakan abdi Allah tersebut, dengan segala pakaian kebesarannya dia melihat sungai Yordan yang kotor lalu menceburkan diri ke dalam sungai itu, 1 sampai 7 kali, 2 Raja-raja 5:14, "Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir." Yang dimaksud dengan "Tahir" yang berarti murni, suci, bersih, memang ini suatu gambaran bagaimana kita mempunyai kerendahan hati. Semua orang yang rendah hati mereka akan dimurnikan dan disucikan oleh Tuhan.

Peperangan rohani

Hari-hari ini kita bicara soal peperangan rohani.

Pada tanggal 5 Juni 2001 di dalam suatu doa yang biasa kita lakukan setiap hari Selasa di Menara Doa Rayon 7, para pemimpin berkumpul bersama-sama dari jam 10-12 dan pada waktu itu para pendoa dan saya pun mendapatkan penglihatan di dalam alam roh, ada seekor Ular Naga, yang kepalanya sedang mengintip jemaat dan pengerja Rayon 7 Bogor, untuk itu saya memberitahukan kepada semua pengerja dan jemaat supaya berhati-hati dan waspada, kemudian saya pelajari dan berdoa minta tuntunan Tuhan apa yang dimaksud tentang Ular Naga. Ular Naga berbicara tentang kesombongan, ketamakan, perzinahan maka dari itu berhati-hatilah!

Sementara waktu berjalan dalam doa di Menara Doa pada tanggal 14 Agustus 2001 saya mendapatkan ayat di Yehezkiel 20:45-48, "Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: Hai anak manusia, tujukanlah mukamu ke selatan dan ucapkanlah banyak tegoran terhadap tanah selatan dan bernubuatlah terhadap tanah kehutanan di sebelah selatan; dan katakanlah kepada hutan di sebelah selatan: Dengarlah firman TUHAN: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Lihat, Aku akan menyalakan api di dalammu yang akan memakan habis setiap pohon yang hidup padamu dan setiap pohon yang layu kering. Apinya yang sedang bernyala-nyala tidak akan padam dan semua muka dari selatan sampai utara akan terbakar kepanasan olehnya. Dan setiap manusia akan melihat, bahwa Aku, Tuhanlah yang memasangnya; api itu tidak akan padam." Pada ayat tersebut ada kata-kata "Selatan" yang dapat diartikan daerah pantai Selatan dari Jawa Barat yang adalah Sukabumi karena masih masuk dalam wilayah Rayon 7 Bogor. Semua itu diperkuat dengan peneguhan-peneguhan, salah satu pendoa mengatakan bahwa ada pendoa dari Jakarta beberapa waktu lalu mengatakan bahwa kalau Rayon 7 Bogor ingin mendapatkan satu terobosan penuaian jiwa beribu-ribu laksa harus menangkan dulu daerah Sukabumi.

Dalam perjalanan waktu tuntunan Tuhan bulan demi bulan ternyata rayon-rayon lainpun seperti Tangerang, Jakarta, Yogyakarta mendapatkan sesuatu yang sama, bahwa kalau Indonesia ingin dimenangkan untuk Yesus, kekuatan/kuasa yang ada di Indonesia harus dilumpuhkan terlebih dahulu, penguasa itu adalah "Nyi Roro Kidul" atau "Ratu Pantai Selatan." Daerah Tangerang penguasa itu ada di daerah Rangkasbitung, Bogor ada di Pelabuhan Ratu, Yogyakarta ada di Parang Tritis. Sesuatu terjadi waktu kita bersama-sama sepakat unity dalam doa, setelah itu pada tanggal 23-24 Oktober 2001 yang lalu kita berdoa bersama-sama, Bogor mengirimkan 1 tim pendoa ke Yogyakarta bersama-sama rombongan dari Jakarta, Tangerang, Yogyakarta berdoa untuk menghancurkan kekuatan yang ada di sana, bersamaan dengan itu Bogor juga mengirimkan pasukan pendoa di Pelabuhan Ratu, Tangerang mengirimkan pendoanya ke Rangkasbitung, Bandung mengirimkan pasukan doanya ke Takuban Perahu, bahkan seluruh menara doa di seluruh dunia diberitahukan bersama-sama pada tanggal yang sama dari jam 10-12 siang bersama-sama menggempur Nyi Roro Kidul. Maka terjadilah kemenangan demi kemenangan, segala sesuatu yang menyelubungi jiwa-jiwa untuk datang kepada Tuhan di lumpuhkan.

Tuhan terus menuntun kita Rayon 7 Bogor dan kita terus berdoa, untuk itu pada tanggal 6 November 2001 Minggu yang lalu para pemimpin sepakat untuk berdoa di Pelabuhan Ratu, dan di saat kita berdoa bersama-sama itu, saya mendapatkan penglihatan di mana tembok-tembok ruangan di mana kita berdoa keempat sisi-sisinya hancur semuanya, kemudian dalam penglihatan tersebut saya melihat muncul Mercu Suar dari salah satu kita yang berdoa, makin lama makin tinggi dan menerangi ruangan tadi yang kita buat berdoa.

Konfirmasi/peneguhan juga dari Pdm David Sulardi, Ketua Departemen Doa Rayon 7 Bogor, bahwa dalam penglihatannya ada banyak kapal yang tidak mempunyai arah dan tujuan, begitu melihat Mercu Suar itu maka kapal-kapal tersebut mulai mempunyai arah.

Seorang hamba Tuhan bersaksi, dia baru pulang dari daerah Bangkit di Pulau Bangka, mereka mendirikan menara doa, begitu didirikan menara doa dalam radius 90 Km dari daerah itu menuai banyak jiwa. Saya percaya bukan saja di Pulau Bangka tetapi terjadi di Rayon 7, pada waktu di Pelabuhan Ratu berdiri Mercu Suar, satu terang kemuliaan Tuhan turun maka kita semua akan menuai.

Ada satu penglihatan bahwa waktu kita menang ternyata Nyi Roro Kidul ini terjepit yang digambarkan seorang Dewi yang begitu cantik. Setelah selesai berdoa, saya ajak para pemimpin untuk pergi ke satu hotel di Pelabuhan Ratu yaitu Samudra Beach Hotel, dan di hotel itu ada satu kamar di mana sejak tahun 1962 hotel itu diresmikan tidak pernah dipakai untuk para pengunjung untuk istirahat tetapi diberikan untuk tempat tinggal Nyi Roro Kidul yaitu kamar nomor 308, begitu kita diijinkan untuk masuk kamar sudah berbau kemenyan begitu kuat, saya dan beberapa pemimpin berdoa dalam roh, sebelumnya kita ke kamar itu, kemarinnya dengan sembunyi-sembunyi segala sesuatu yang ada di kamar itu sudah kita urapi dengan minyak. Saya melihat segala sesuatu di kamar tersebut berwarna hijau semua, pada saat saya melihat-lihat, ada sesuatu yang menarik perhatian saya di salah sati dinding kamar ada satu lukisan besar yang ternyata lukisan Nyi Roro Kidul di atas Ular Naga, sebelahnya juga ada lukisan Nyi Roro Kidul bersama-sama Ular Naga. Saya bertanya kepada juru kunci kamar itu, ada apa pengertian tentang Ular Naga untuk Nyi Roro Kidul, dan dia menceritakan bahwa Ular Naga itu adalah kendaraannya.

Pada waktu kita mendapat penglihatan tentang keadaan Nyi Roro Kidul yang terjepit posisinya, yang dilakukannya adalah "Melepas bajunya" yang berarti meyebarkan roh perzinahan, maka berhati-hatilah!

Perzinahan membuat banyak orang hamba Tuhan juga jatuh bahkan raja perangnya bangsa Israel yang namanya Daud, pada waktu dia lengah, dan Tuhan ingatkan kita pada Markus 13:33-37, "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta, supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur. Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!" Pada waktu bangsa Israel berperang, Daud tidak berjaga-jaga, dia jatuh, Daud bukan jatuh melawan raja lain, bukan jatuh terkena senjata, tetapi dia jatuh karena wanita, tetapi bukan hanya untuk laki-laki saja, wanita pun sekarang harus hati-hati. Hari-hari ini kita masuk lebih dahsyat lagi dalam peperangan rohani, tidak ada kemenangan tanpa peperangan dan pengurapan Tuhanlah yang memberikan kemenangan itu. Mazmur 20:7, "Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya."

Bersiaplah menerima pengurapan Tuhan untuk masuk dalam peperangan rohani yang dahsyat ini sehingga kita memperoleh kemenangan demi kemenangan.