Berbahasa roh, anugerah besar bagi semua murid Tuhan (Sikap teologis)
Sikap teologis GBI Jalan Gatot Subroto | |
---|---|
Tanggal | 31 Mei 2020 |
Penulis | Pdt Dr Rudi Darmawan |
Video | Voice of Pentecost 5 ( Pdp Dio A Pradipta, MTh ) |
Unduh | Unduh OSP |
Dalam dunia Kekristenan, bisa terjadi ada beberapa pendapat mengenai suatu kebenaran. Hal ini terjadi karena cara orang menafsirkan Alkitab berbeda-beda, di mana hal ini bisa disebabkan karena pandangan teologi yang berbeda atau karena pengalaman si penafsir yang berbeda.
Dalam dunia Kekristenan, bisa terjadi ada beberapa pendapat mengenai suatu kebenaran. Hal ini terjadi karena cara orang menafsirkan Alkitab berbeda-beda, di mana hal ini bisa disebabkan karena pandangan teologi yang berbeda atau karena pengalaman si penafsir yang berbeda. Salah satu hal yang kerapkali menjadi perdebatan adalah mengenai bahasa roh. Beberapa issue yang berkembang antara lain:
- Apakah semua orang harus bisa berbahasa roh?
- Apakah orang yang tidak berbahasa roh akan masuk neraka?
- Apakah bahasa roh bisa dipelajari?
Bagaimana kita menempatkan issue atau pokok bahasan tersebut secara proporsional dan akuntabel (dapat dipertanggungjawabkan)? Untuk mendapatkan jawabannya, kita perlu mengamati pengajaran Tuhan Yesus berkenaan dengan Roh Kudus, baptisan Roh Kudus dan praktek berbahasa roh pada gereja mula-mula.
I. Roh kudus adalah janji Bapa
Tuhan Yesus menghendaki murid-murid-Nya menjalani kehidupan seperti yang sudah diajarkan beberapa tahun dalam pengiringan mereka. Murid-murid diajar bahwa Firman itu hidup di dalam dan melalui mereka akan menghidupkan orang lain yang mendengar Firman itu dari mereka. Ketika akan naik sorga, Yesus menyatakan dalam Kisah 1:8,
- “kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu.”
Murid Yesus sudah mendengar Firman beberapa tahun terakhir dan Yesus menyatakan bahwa mereka memerlukan “faktor lain” untuk memperlengkapi mereka. Mereka perlu Roh Kudus untuk “menghidupkan” Firman tersebut. Roh Kudus akan membuat Firman di dalam diri para murid memiliki kuasa. Firman yang disampaikan dengan kuasa Roh Kudus itulah yang akan mengubah hidup orang yang mendengarnya.
Roh Kudus yang akan memenuhi murid-murid merupakan janji Bapa.
- “Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang demikian kata-Nya "telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus” (Kisah 1:4-5).
Pencurahan atau baptisan Roh Kudus bukan ide dari murid-murid Tuhan, itu sepenuhnya adalah rencana Bapa. Bapa Yang Mahakuasa berjanji akan menyertai kehidupan murid-murid selanjutnya dengan mengutus Roh Kudus agar memiliki kuasa dalam melaksanakan amanat dari Tuhan Yesus.
II. Peranan Roh Kudus dalam kehidupan murid
Tuhan memiliki agenda kerja yang indah. Yesus, Sang Firman Hidup itu menjadi manusia untuk melaksanakan pekerjaan penebusan melalui kayu salib. Sebelumnya Yesus mempersiapkan murid-murid untuk meneruskan berita mengenai penebusan itu kepada semua manusia yang berdosa. Ketika waktunya sudah dekat, Yesus mengatakan akan ada Penolong yang lain yang akan menyertai murid-murid dalam memberitakan penebusan di dalam Yesus. Pekerjaan Tuhan tidak dapat dikerjakan oleh manusia tanpa Tuhan. Alasan mengapa Roh Kudus harus datang mendampingi murid-murid dalam melayani Tuhan:
II.A. Membuat orang menjadi insaf
Murid-murid sudah dipersiapkan oleh Tuhan Yesus selama beberapa tahun. Mereka sudah memahami Firman Tuhan yang harus diberitakan. Memberitakan keselamatan hanya ada dalam Kristus sama halnya memberitahu bahwa apa yang menjadi dipercaya orang-orang tersebut tidaklah menyelamatkan, juga menyatakan bahwa tindakan mereka keliru. Menyampaikan hal seperti itu akan menyinggung orang-orang dan mereka akan memberikan reaksi yang negatif. Roh Kudus akan menolong murid Yesus dengan cara menginsafkan orang akan dosanya, akan kebenaran dan penghakiman.
- ”Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum” (Yohanes 16:8-11).
Dengan karya Roh Kudus ini, orang yang mendengar akan diinsafkan hatinya.
II.B. Menolong kita menanggung dan mengingat Firman
Yesus mengajar dan berkhotbah serta memberikan contoh bagaimana mereka melayani sekitar 3,5 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, Yesus memberikan pesan yang padat dengan kebenaran-kebenaran Kerajaan Allah. Namun apakah murid-murid dapat menanggung atau membawa semua yang Yesus ajarkan? Apakah mereka memiliki catatan lengkap dari khotbah Yesus?
Yohanes menyatakan:
- “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya” (Yohanes 16:12).
Juga dalam Yohanes 20:30-31:
- “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.”
Agaknya masih banyak hal yang Yesus ajarkan tercantum dalam Alkitab. Bagaimana murid-murid dapat mengingat semua ajaran Yesus?
Roh Kudus akan menolong mereka mengingat dan membawa Firman tersebut.
II.C. Mengajar
Roh Kudus dianugerahkan sebagai Penolong dalam hidup murid-murid. Yohanes mencatat:
- “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang” (Yohanes 16:13).
Roh Kudus akan mengajar murid-murid segala sesuatu yang didengar dari Tuhan Yesus. Murid-murid sudah menerima banyak Firman, bagian mana yang akan disampaikan kepada orang tertentu tentu tidak sama dengan orang lain, di sinilah Roh Kudus akan memberitahukan kehendak Tuhan kepada murid-murid. Ketika Petrus berkhotbah pada hari Pentakosta ada hasil yang luar biasa, 3000 orang menerima Yesus. Apakah karena Petrus pandai berkhotbah? Ada peranan Roh Kudus yang menuntun Petrus untuk mengkhotbahkan bagian-bagian Firman Tuhan dan hasilnya luar biasa. Roh Kudus yang menginsafkan orang-orang yang mendengar khotbah Petrus.
II.D. Menyingkapkan rahasia masa depan
Roh Kudus akan memberitakan hal-hal yang akan datang. Semua yang disampaikan tentu berhubungan dengan pembangunan gereja Tuhan. Ini tidaklah sama dengan berbagai orang yang memiliki kepercayaan lain, di mana orang-orang ingin mengetahui rahasia keberuntungan di masa depannya. Roh Kudus menyatakan masa depan gereja dan apa yang harus dilakukan oleh gereja. Dengan demikian gereja dapat mempersiapkan diri.
II.E. Memberi kuasa
Murid-murid adalah manusia biasa, namun setelah diselamatkan mereka diberi tanggung jawab yang besar oleh Tuhan Yesus untuk memberitakan keselamatan kepada orang lain. Mereka diberi mandat untuk:
- Memberitakan Injil sampai ke ujung bumi (Kisah 1:8),
- menjadikan semua bangsa menjadi murid Tuhan (Matius 28:19-20),
- memberitakan Injil ke seluruh dunia, kepada segala makhluk (Markus 16:15).
Ini bukan tanggung jawab yang kecil. Bagaimana mereka melakukannya? Bersama Roh Kudus yang akan memberi kuasa kepada mereka. Pemberitaan Injil akan disertai tanda-tanda heran dan mujizat dan itu hanya dapat terjadi jika ada kuasa dari tempat yang mahatinggi. Murid-murid tidak dapat melakukannya sendiri. Begitupun murid-murid zaman sekarang, memiliki tanggung jawab yang sama dan diberi kuasa yang sama.
II.F. Mengubah murid menjadi saksi
- “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kisah 1:8).
Tuhan Yesus menyatakan bahwa murid-murid akan menjadi saksi ketika Roh Kudus turun atau membaptis mereka. Ada perubahan dari seorang murid menjadi seorang saksi. Kehadiran Roh Kudus adalah mengubah para murid Yesus menjadi pemberita Firman yang membuat seseorang menjadi murid Yesus. Roh Kudus memiliki peran sentral dalam hidup murid Yesus. Tanpa Roh Kudus, seorang murid tidak sanggup menjadi saksi-Nya.
III. Bahasa roh adalah tanda awal baptisan Roh Kudus
Tuhan Yesus berpesan agar murid-murid menantikan janji Bapa di kota Yerusalem. Mereka menaati pesan tersebut dan melakukan doa, pujian dan penyembahan selama beberapa hari setelah Yesus naik ke sorga. Doa mereka adalah menantikan janji Bapa yang akan memberikan kuasa dari tempat yang mahatinggi.
Menjelang kenaikan-Nya, Yesus mengingatkan:
- “Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus” (Kisah 1:5).
Jadi murid-murid menunggu mereka akan dibaptis dengan Roh Kudus. Kata dibaptis mengandung arti “dimasukkan sepenuhnya ke dalam.” Dr. French L. Arrington menyatakan “Baptisan Roh Kudus adalah pengalaman rohani yang hebat. Kata kerja membaptis secara harfiah berarti “membenamkan atau menenggelamkan.”[1]
Lukas dalam Kitab Kisah Para Rasul mencatat dengan teliti beberapa kejadian ketika peristiwa pencurahan Roh terjadi.
- Murid-murid di Yerusalem
- “Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya” (Kisah 2:2-4).
- Keluarga Kornelius
- “Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus ...” (Kisah 10:45-46).
- Murid di Efesus
- “Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat” (Kisah 19:6).
Murid-murid sedang berdoa ketika hal-hal yang luar biasa terjadi, terdengar bunyi dari langit seperti tiupan angin yang keras, lidah-lidah seperti nyala api yang hinggap pada mereka.
Pada saat itulah murid-murid mengalami baptisan dengan Roh Kudus dan mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa yang lain.
Orang-orang dari seluruh dunia yang pada waktu itu datang ke Yerusalem untuk merayakan hari raya Pentakosta, kemudian memberikan kesaksian bahwa bahasa-bahasa yang murid-murid ucapkan adalah bahasa-bahasa yang mereka pakai di negeri asal mereka. Murid-murid adalah orang Galilea yang tidak tahu bahasa-bahasa lain, namun mereka mengucapkan kata-kata yang memuliakan Allah dengan bahasa asing tersebut. Hal itu menjelaskan bahwa mereka tidak sedang mabuk atau berkata-kata yang kacau.
Kornelius adalah seorang perwira pasukan Italia yang tinggal di Kaisarea. Ia seorang yang takut akan Tuhan, saleh, suka memberi sedekah dan suka berdoa kepada Allah. Suatu kali Kornelius mendapatkan suatu penglihatan dari malaikat dengan pesan untuk mengundang Rasul Petrus dari kota lain. Tuhan juga memberi penglihatan kepada Rasul Petrus bahwa dia harus memberitakan Injil kepada orang non Yahudi karena Tuhan juga mengasihi dan mau menyelamatkan mereka. Akhirnya Petrus dan beberapa rekan pergi ke rumah Kornelius dan menyampaikan Firman Allah.
Ketika Petrus sedang memberitakan Injil, mereka mengalami hal yang luar biasa. Lukas mencatat:
Roh Kudus tercurah atas keluarga Kornelius yang hatinya haus dan lapar akan Tuhan. Mereka mengalami baptisan Roh Kudus seperti murid-murid di Yerusalem dan mereka berbahasa roh dan memuliakan Allah.
Dalam perjalanan pelayanannya, Rasul Paulus suatu kali sampai di kota Efesus, dan di sana berjumpa dengan beberapa murid. Ketika ditanya apakah mereka sudah menerima Roh Kudus, mereka menjawab belum, bahkan belum pernah mendengar mengenai Roh Kudus. Paulus kemudian menjelaskan mengenai baptisan air dan baptisan Roh Kudus kepada mereka.
Dari beberapa catatan Lukas mengenai orang-orang yang dibaptis Roh Kudus, ada hal yang sama yang terjadi, yaitu mereka berbicara dalam bahasa roh dan bernubuat. Mereka tidak pernah mempelajari bahasa roh sebelumnya, namun secara spontan mereka mengatakannya. Dapat dikatakan bahwa orang yang dibaptis Roh Kudus mempraktekkan tanda yang sangat spesifik yaitu berbahasa Roh Kudus.[2]
Tuhan Yesus menyatakan:
- “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,” (Markus 16:17).
Apakah bahasa-bahasa yang baru tersebut? Itulah bahasa roh yang diterima orang-orang yang mengalami baptisan Roh Kudus.
IV. Bagaimana mendudukkan issue mengenai bahasa roh di atas?
Jadi bagaimana mendudukkan issue mengenai apakah semua orang harus berbicara bahasa roh dan dapatkah bahasa roh dipelajari?
- Bahasa roh TIDAK DAPAT dipelajari.
- Apakah orang yang tidak berbahasa roh akan ke neraka?
- Apakah semua orang harus berbahasa roh?
- ”Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu” (Yoel 2:28-29)
Alkitab mencatat bahwa mereka yang dipenuhi Roh, secara spontan berkata-kata. Mereka tidak pernah belajar bahasa roh. Dan kita sebagai jemaat zaman now juga tidak belajar berbahasa roh, melainkan menerima secara spontan ketika dibaptis oleh Roh Kudus.[3]
Tentu saja tidak demikian. Orang diselamatkan karena karya Kristus di kayu salib. Penjahat yang percaya kepada Yesus diberikan jaminan akan bersama dengan Yesus di Firdaus, tanpa berbahasa roh. Juga orang zaman now, untuk mendapatkan keselamatan orang perlu menerima Yesus sebagai Juruselamat.
Pertanyaan yang tepat seharusnya adalah apakah semua orang percaya memerlukan Roh Kudus dalam hidupnya? Tentu saja perlu.[4] Jika demikian apakah semua orang percaya dapat dibaptis atau dipenuhi Roh Kudus. Nabi Yoel sudah menubuatkan hal itu:
Dan ayat itu juga yang dikutip oleh Rasul Petrus ketika mengalami pencurahan Roh Kudus dalam Kisah 2:17-18. Jadi SEMUA ORANG DAPAT berbahasa roh, jika dibaptis Roh Kudus.
V. Mempraktekkan bahasa roh dalam Gereja
Gereja mula-mula mempraktekkan apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus mengenai bahasa roh. Tentu saja apa yang Yesus lakukan bukan sekedar ritualitas yang kosong. Berbahasa roh merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan gereja. Rasul Paulus juga mempraktekkan bahasa roh dalam hidupnya. Ia mengatakan:
- “Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua” (1 Korintus 14:18).
- Kita akan lebih berani bersaksi tentang Tuhan Yesus
- Kita akan membangun kerohanian kita
- Kita akan lebih merasakan hadirat-nya
- Kita akan merasakan damai sejahtera dan sukacita yang lebih besar
- Kita akan berdoa lebih lama
- Roh kita yang berdoa
- Kita akan masuk dalam perhentian atau spiritual refreshing
- Meningkatkan imunitas tubuh; dengan roh kita yang terhubung dengan Tuhan, hati menjadi gembira dan ada dalam perhentian rohani (spiritual refreshing), maka imunitas tubuh kita akan meningkat.
Penutup
Allah menghendaki kita hidup dalam kepenuhan Roh Kudus. Sebaliknya si jahat menghendaki kita tidak mengalami kepenuhan Roh, sehingga hidup kita menjadi lemah, jatuh bangun dalam dosa, kering secara rohani dan jauh dari Allah.
Kita tidak boleh mengukur benar tidaknya kebenaran rohani dari pengalaman manusia yang terbatas, namun dari Firman Tuhan. Orang yang belum mengalami baptisan Roh Kudus sulit memberikan pendapat mengenai Baptisan Roh Kudus, karena kemungkinan pendapatnya tidak obyektif. Bahasa roh sebagai tanda Baptisan Roh Kudus adalah anugerah besar bagi kita semua sebagai murid Tuhan. (RD)
Catatan kaki
- ^ French L. Arrington, Doktrin Kristen Perspektif Pentakosta, Jakarta, Penerbit Andi, 2015, hal 395.
- ^ Pengamatan dan kesimpulan yang sama dapat dilihat misalnya di: Anthony D. Palma, The Holy Spirit: A Pentecostal Perspective (Springfield, MO: Gospel Publishing House, 2001), Narrative Example in Acts, Kobo Books.
- ^ Ini sejalan dengan: Sikap Teologis Gereja Bethel Indonesia (Departemen Teologi, BPH GBI, 2018), 16. Karunia-karunia Roh ini bukanlah sesuatu yang wajar” dapat dipelajari, karunia alamiah, tetapi merupakan manifestasi ilahi secara supranatural.”
- ^ Sikap Teologis GBI, 16. Jadi pertanyaan: ”Haruskah saya berbahasa roh?” sebaiknya diganti dengan, Maukah Anda berbahasa roh?”