Undangan untuk berdoa di tahta kasih karunia (2)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 2 Mei 2023 05.00 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. (Ibrani 4:16)

Dia yang duduk di tahta yang memerintah alam semesta ini adalah yang berkuasa, yang kudus, Hakim atas umat manusia. Ia juga “Allah sumber segala kasih karunia” (1 Petrus 5:10). Semua yang memiliki persekutuan dengan Dia, yaitu melalui iman kepada Yesus Kristus, dapat menghampiri tahta tersebut dengan keberanian ilahi, berdoa dengan penuh keyakinan Allah akan menjawab dengan penuh kasih karunia.

Sungguh, Tuhan Yesus adalah alasan sehingga kita dapat menjawab undangan-Nya untuk “dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia.” Kematian-Nya di kayu salib membuka jalan bagi kita untuk dapat datang ke hadirat-Nya, sehingga kita dapat berbicara dengan Dia secara langsung melalui doa. Tuhan adalah Bapa kita, yang rindu untuk bercakap-cakap dengan anak-anak-Nya: “Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri” (Ibrani 10:19-20). “Jalan yang baru dan yang hidup” ini adalah perjanjian baru kasih karunia. Hanya karena kasih karunia saja kita dapat datang menghampiri takhta kasih karunia-Nya, sehingga kita dapat hidup dalam kasih karunia setiap hari.

Lewat undangan ke takhta ini, “kita menerima rahmat.” Rahmat adalah pasangan yang serasi dari kasih karunia. Rahmat adalah belas kasihan, yaitu ketika Tuhan menahan hukuman yang selayaknya kita terima karena dosa dan pemberontakan kita. “Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya” (Yesaya 55:7). Setiap hari, anak-anak-Nya dapat menikmati kesetiaan dan rahmat Tuhan. “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (Ratapan 3:22-23).

Pada undangan takhta Allah ini, kita “menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.” Pertolongan kita yang paling kita butuhkan pada awalnya adalah keselamatan kita oleh kasih karunia Allah, yang memberikan pengampunan dan memberikan hidup yang kekal kepada kita “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman” (Efesus 2:8). Pertolongan kita selanjutnya adalah kasih karunia untuk mengubah dan membentuk kehidupan yang saleh bagi kita di dunia ini. "Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini" (Titus 2:11-12). Dalam doa di takhta kasih karunia, kita akan menemukan sumber kasih karunia Allah yang melimpah-limpah. Kasih karunia ini tidak dapat digantikan dan cukup untuk memelihara kita dalam segala situasi kita setiap hari di rumah, di tempat kerja, di sekolah, di gereja – di manapun.

Doa

Ya Allah, sumber segala rahmat dan kasih karunia, aku bersukacita karena rahmat-Mu baru setiap hari. Kasihanilah aku ya Tuhan! Aku memuji Engkau untuk kasih karunia-Mu untuk segala hal yang tersedia melalui iman dan kerendahan hati. Curahkanlah kasih karunia-Mu kepadaku Ya Tuhan! Amin.