Article: 20251023/IN: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Leo (bicara | kontrib)
k upd
Leo (bicara | kontrib)
k Upd
 
Baris 15: Baris 15:
  | summary= Hidup yang berdampak berarti menjadi terang yang memancarkan kasih, kebenaran, dan kekudusan Kristus. Perkataan dan perbuatan kita harus membawa kasih karunia dan kehidupan bagi orang lain. Ketika kasih itu dimulai dari rumah dan nyata dalam tindakan, maka nama Tuhan akan dimuliakan di mana pun kita berada.
  | summary= Hidup yang berdampak berarti menjadi terang yang memancarkan kasih, kebenaran, dan kekudusan Kristus. Perkataan dan perbuatan kita harus membawa kasih karunia dan kehidupan bagi orang lain. Ketika kasih itu dimulai dari rumah dan nyata dalam tindakan, maka nama Tuhan akan dimuliakan di mana pun kita berada.
  | shortsummary= Hidup yang berdampak berarti menjadi terang yang memancarkan kasih, kebenaran, dan kekudusan Kristus.
  | shortsummary= Hidup yang berdampak berarti menjadi terang yang memancarkan kasih, kebenaran, dan kekudusan Kristus.
  | kat=no
  | kat=yes
}}
}}
{{blockquote/Ayat
{{blockquote/Ayat

Revisi terkini sejak 20 Oktober 2025 18.42

Hidup yang berdampak berarti menjadi terang yang memancarkan kasih, kebenaran, dan kekudusan Kristus. Perkataan dan perbuatan kita harus membawa kasih karunia dan kehidupan bagi orang lain. Ketika kasih itu dimulai dari rumah dan nyata dalam tindakan, maka nama Tuhan akan dimuliakan di mana pun kita berada.

Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

Matius 5:16

Dari Firman ini, ada satu kata kunci yang menjadi sorotan: terang. Secara metaforis, terang melambangkan kebenaran dan kekudusan. Artinya, kekudusan, kebenaran, dan kebaikan hidup kita harus nyata di hadapan orang lain, sehingga melalui kehidupan kita, mereka dapat melihat kemuliaan Allah.

Tanpa terang, orang tidak dapat melihat apa pun. Karena itu, terang di sini menggambarkan kehidupan yang penuh kebenaran, kekudusan, kebaikan, dan keselamatan, agar nama Tuhan dimuliakan. Setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi terang yang berdampak di mana pun berada — di keluarga, tempat kerja, gereja, dan lingkungan sosial.

Alkitab memberikan panduan bagaimana hidup yang berdampak itu diwujudkan:

  1. Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia. (Efesus 4:29)
  2. Perkataan memiliki kuasa besar. Mulut bisa menjadi berkat atau sebaliknya, melukai hati orang lain. Seperti paku yang ditancapkan di dinding lalu dicabut, bekasnya tetap ada — demikian juga kata-kata yang menyakitkan. Karena itu, jagalah perkataan agar selalu membangun dan membawa kasih karunia.
  3. Mulut orang benar adalah sumber kehidupan. (Amsal 10:11)
  4. Hidup yang berdampak bukan hanya lewat perkataan, tetapi juga melalui perbuatan nyata. Kita membawa semangat baru bagi orang yang imannya mulai suam, menjadi teladan dalam kasih dan ketulusan. Menyelesaikan Amanat Agung tidak harus selalu dengan khotbah, tetapi melalui sikap hidup yang mencerminkan Kristus.

Kasih harus menjadi dasar dari setiap tindakan kita — bukan sekadar slogan, melainkan gaya hidup. Dimulai dari keluarga: suami, istri, dan anak-anak yang saling mengasihi. Dari sanalah kasih itu menyebar ke lingkungan sekitar, seperti tertulis: dari Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi. Jika di rumah kita telah hidup dalam kasih, maka lingkungan pun akan melihat terang Kristus melalui hidup kita.