Ayo Saat Teduh/05/19: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Leo (bicara | kontrib)
baru
 
Leo (bicara | kontrib)
k Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title="
 
Baris 1: Baris 1:
{{unified info | templatetype=saatteduh
{{unified info | templatetype=saatteduh
   | image=
   | image=
   | judul = Ajaibnya pelayanan kita
   | title= Ajaibnya pelayanan kita
   | bulan = 05
   | bulan = 05
   | hari = 19
   | hari = 19

Revisi terkini sejak 2 Mei 2023 03.00

Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. 2 Korintus 4:6)

Sebagai pelayan-pelayan perjanjian baru, kita mengabarkan “cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus” (2 Korintus 4:4). Kita juga berdoa dengan sungguh-sungguh supaya Tuhan mempersiapkan hati yang gelap untuk menerima cahaya penebusan kasih karunia-Nya. Setiap orang yang menjawab akan mengalami sebuah mujizat yang berbeda dengan cahaya yang pertama kali bersinar pada saat kegelapan penciptaan.

Pada hari pertama penciptaan, bumi dalam keadaan gelap gulita. “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya” (Kejadian 1:1-2). Kemudian Tuhan menciptakan terang di kegelapan itu. “Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi” (Kejadian 1:3). Dengan perkataan mulut-Nya, Ia menyebabkan terang untuk bercahaya ketika terang belum ada. Betapa mujizat yang mulia.

Ketika Yesus datang ke dunia ini, terang sedang menerangi kegelapan. “Bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang” (Matius 4:16). Ketika terang Injil diberitakan, terang tersebut menyinari mereka yang hatinya gelap. “Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap” (Roma 1:21). Saat hati yang gelap menerima terang tersebut, mereka diberikan hidup yang baru. “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yohanes 8:12).

Inilah yang terjadi kepada mereka yang mengikut Yesus. Allah pencipta, yang dengan Firman-Nya menciptakan cahaya fisik di dalam kegelapan fisik, juga menciptakan cahaya rohani ke dalam kegelapan rohani manusia. “Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita." Terang ini bersinar melalui Injil. Kabar baik dari kasih karunia Allah memperlihatkan gambaran Tuhan Yesus Kristus. Pada gambar firman tersebut, kita melihat kemuliaan Allah dan keselamatan-Nya yang besar. Dengan iman kita melihat “terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus." Sekarang, kita dipanggil untuk memberitakan Injil kasih karunia supaya orang lain juga bisa keluar dari kegelapan ke dalam terang-Nya yang ajaib. “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” (1 Petrus 2:9).

Doa

Ya Tuhan sumber terangku, aku memuji Engkau karena Engkau sudah membawa aku keluar dari kegelapan ke dalam terang-Mu yang mulia. Berikanlah aku anugerah untuk memberitakan kebaikan-Mu. Terangilah hati dari mereka yang ingin aku jangkau. Berikanlah kepada mereka mujizat kelahiran baru. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. 2 Korintus 4:6) Sebagai pelayan-pelayan perjanjian baru, kita mengabarkan “cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus” (2 Korintus 4:4). Kita juga berdoa dengan sungguh-sungguh supaya Tuhan mempersiapkan hati yang gelap untuk menerima cahaya penebusan kasih karunia-Nya. Setiap orang yang menjawab akan mengalami sebuah mujizat yang berbeda dengan cahaya yang pertama kali bersinar pada saat kegelapan penciptaan.