Khotbah: 20211206-0530/PDS: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Penggantian teks - "| summary =" menjadi "| longsummary= <!-- 4-5 kalimat --> | summary= <!-- 2-3 kalimat --> | shortsummary= <!-- 1 kalimat -->")
k (Penggantian teks - ".jpg↵ | illustration1x1 =" menjadi ".jpg | illustrationA5= | illustration1x1=")
Baris 15: Baris 15:


  | illustration16x9= VB 21 Days.jpg
  | illustration16x9= VB 21 Days.jpg
  | illustration1x1 = VB 21 Days.jpg
| illustrationA5=
  | illustration1x1= VB 21 Days.jpg


  | video1service= youtube
  | video1service= youtube

Revisi per 19 November 2022 04.31

Selamat pagi Bapak/Ibu Saudara yang dikasihi Tuhan. Melalui para pemimpin rohani kita dalam empat hari pertama mulai dari Pak Rusli, para Wakil Ketua Rayon menyampaikan apa yang menjadi landasan, dan saya pun mengambil apa yang sudah disampaikan oleh para pemimpin kita di empat hari pertama. Hari keenam ini Bapak/Ibu kita mau lihat sesuatu, Saudara yang dikasihi Tuhan waktu kita bicara terobosan maka ada tiga area yang sedang kita doa-puasakan untuk terjadinya terobosan.

Yang pertama itu bicara tentang terobosan secara pribadi tentunya. Kita merindukan terobosan pribadi dan ini adalah hasil kemenangan dari peperangan rohani tingkat dasar. Kemenangannya kita raih di mezbah keluarga kita masing-masing Saudara.

Ini bicara juga tentang kemenangan peperangan rohani tingkat teritorial. Rayon 7 adalah teritori rohani yang Tuhan berikan untuk kita. Setiap kota, Sukabumi, Jonggol, Jasinga, semuanya ini adalah teritori rohani kita. Kemenangan ini akan kita raih melalui mezbah unity semua unsur di rayon. Mulai dari jemaat, pelayan jemaat, Hamba-Hamba Tuhan, para gembala, itu sebabnya kita membangun mezbah bersama-sama. Supaya terjadi terobosan secara korporat. 70 cabang, 2500 kelompok Cool, 50.000 jemaat, pembangunan Grha Amal Kasih dan Sekolah Amal Kasih terjadi. Teritori Rayon 7 dimenangkan oleh Tuhan.

Kita juga sedang berdoa untuk terobosan yang lebih besar untuk Indonesia. Di 7 mountains of influence, ini berbicara tentang memenangkan peperangan tingkat strategis. Tidak bisa hanya kita satu rayon. Itu sebabnya Pak Niko mengajak semua gereja di bawah pembinaan beliau untuk bangun mezbah unity 21 hari ini. Ada ratusan cabang dan ratusan ribu jemaat sedang puasa sama-sama seperti kita. Bahkan juga di sinode, kita berdoa agar kita sama-sama melihat terobosan besar atas Indonesia. Kemenangan peperangan rohani tingkat strategis kita boleh alami.

Terobosan rohani

Saudara yang dikasihi Tuhan, hari ini saya akan sharing bagian yang pertama yaitu tentang terobosan rohani. Mencakup roh, jiwa, jasmani, dan materi dalam kehidupan kita secara pribadi. Perhatikan kebenarannya adalah terobosan jasmani dan materi yang kita harapkan terjadi akan benar-benar terjadi ketika kita mengalami terobosan secara roh dan jiwa terlebih dahulu. Dalam perenungan yang saya dapatkan ada beberapa hal: membenahi hati, membangun roh yang kuat serta mengembangkan kapasitasnya, mendewasakan emosi, mengenakan paradigma baru.

Membenahi hati

Amsal 4:23 BIS,

Jagalah hatimu baik-baik, sebab hatimu menentukan jalan hidupmu.

Di sini kita lihat jelas ayat Firman Tuhan bahwa jalan hidupku di 2022 yang akan segera kita masuki, bukan ditentukan dari varian COVID apa yang muncul, bukan ditentukan dari cuaca, bukan ditentukan dari kondisi ekonomi, yang terutama bukan itu semua. Tetapi yang terutama adalah bagaimana kita jaga hati kita baik-baik. Sebab hati kita sendiri akan menentukan jalan hidup kita. Dari hati yang terjaga akan terpancar kehidupan, dan kehidupan yang memancar itu yang menentukan jalan hidup kita, adakah Greater Breakthrough kita alami atau tidak. Saudara, mungkin bertanya-tanya “Saya sudah ikut berpuasa, tetapi mengapa tidak terjadi apa-apa? Mengapa tidak mengalami terobosan?” Saya pernah menanyakan hal itu.

Ternyata umat Tuhan juga pernah mengalami. Mereka berpuasa, menanyakan Tuhan, mencari Tuhan tapi tidak mengalami apa-apa, tidak mengalami terobosan yang mereka harapkan. Jawabannya Saudara dari pertanyaan ini adalah “Mungkin saya belum berpuasa seperti yang Tuhan kehendaki.”

Yesaya 58:6a,

“… Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk,”

Belenggu kelaliman dan tali kuk yang ada pada kita, yang tanpa sadar membelenggu, mengikat kita sendiri. Jika kita mengalami ini dalam puasa kita baru kita akan dipakai Tuhan membuka belenggu kelaliman, melepaskan tali kuk atas wilayah teritori Rayon 7, bahkan atas Indonesia di 7 mountains of influence.

Belenggu kelaliman dan tali kuk

Dalam terjemahan King James, belenggu kelaliman dan tali kuk adalah the banned of wickedness. Sesuatu yang jahat dari si jahat dan mengikat. Serta the heavy burdens, beban yang bukan dari Tuhan yang membebani jiwa kita, yang membuat kita lelah, membuat kita tidak dapat breakthrough Saudara yang dikasihi Tuhan.

Saudara, hari yang kedua, Pak David bagikan ada tiga roh yang berusaha menghalangi gereja hari-hari ini. Salah satunya namanya Baal. Saudara saya tangkap itu, saya doa dan saya pelajari. Ternyata Baal itu adalah sebuah title, gelar, yang artinya adalah lord, master, atau owner. Strategi Baal hari-hari ini untuk mencegah kita ialah berusaha membuat kita secara tanpa sadar menjadikan semua yang disodorkan oleh Baal ini tertanam di hati kita, menguasai, menjadi master, atas hidup kita. Sehingga kita tidak lagi melakukan kehendak Tuhan di jaman now ini. Itu sebabnya terobosan belum terjadi. Roh Kudus yang bukakan, yang dapat kita renungkan hari-hari ini. Siapa yang menjadi lord atau master dalam hidup kita. Mungkin mulut bibir kita berkata Tuhan Yesus tapi bagaimana dengan segala hal dalam relung hati, jiwa kita. Yang tanpa sadar di sana ada berbagai hal yang dari si jahat yang membelenggu kita.

Itu sebabnya di Yesaya 58, umat Tuhan berpuasa tapi tidak mendapat jawaban, tidak mengalami breakthrough, karena ada banned of wickedness yang membuatnya menjadi lord, master dalam hidup mereka. Saudara yang dikasihi Tuhan oleh sebab itu kita harus membenahi hati kita. Bicara tentang menghancurkan, menyingkirkan setiap kubu dan benteng rohani. Kalau Yesaya memakai istilah belenggu kelaliman, tali kuk, maka Rasul Paulus memakai istilah kubu dan benteng rohani (2 Korintus 10:4-5).

Kubu dan benteng rohani

Saudara yang dikasihi Tuhan, jika dapat diilustrasikan seperti ini : Saya lahir baru, penuh Roh Kudus, tapi ada benteng, ada kubu di pikiran. Benteng dan kubu itu terbangun dari batu bata ya Bapak/Ibu. Ada pikiran jahat, ada pikiran yang tidak berkenan di hadapan Tuhan yang membuat sebuah benteng. Ada sikap hati yang tidak benar, ada kecemaran dan dosa yang disengaja. Berbagai hal itu menciptakan sebuah tumpukan batu bata ketidakbenaran di dalam jiwa, roh, yang menjadi sebuah benteng rohani. Ketika kemudian Tuhan mau mencurahkan anugerah-Nya di musim Pentakosta Ketiga ini, belum dapat terjadi karena semuanya terhalang. Berkat rohani, jiwani, jasmani, dan materi yang saya butuhkan belum dapat sampai karena terhalang oleh benteng tersebut. Tidak hanya itu, doa saya untuk terobosan pribadi, terobosan korporat bagi Rayon 7, doa saya untuk terobosan di 7 mountains pun terhalang. Beda dengan seseorang yang hidupnya terbebas dari benteng rohani. Maka dengan mudah berkat rohani, jiwani, jasmani, materi, dan doa-doa Bapak/Ibu Saudara untuk terobosan pribadi, korporat, dan bagi Indonesia itu didengar oleh Tuhan, dan terobosan mudah untuk kita alami.

Sehingga berpuasa ialah tentang bagaimana kita menyingkirkan benteng-benteng ini. Ketidaktaatan, kepahitan, kecemaran, dan berbagai hal yang evil dan wicked, yang menghalangi kita. Supaya 21 hari ini kita benar-benar terbebas dari berbagai benteng rohani, dari berbagai kubu pertahanan musuh, dari berbagai belenggu, sehingga sungguh-sungguh greater breakthrough kita alami.

Oleh sebab itu penting bagi kita untuk di hari-hari puasa ini kita benar-benar menghancurkan berbagai penghalang ini. Sehingga puasa kita efektif.

Break up your unprepared ground

Hosea 10:12 (ISV),

“… break up your own unprepared ground; It is now time to inquire of the Lord, until he comes to pour out righteousness for you.”

Bongkar semua tanah hati kita masing-masing yang tidak siap dan berantakan. Mungkin kita masing-masing ada yang berkata dalam hati aku tidak siap jalani hidup ini dan menjalani 2022. COVID dan berbagai krisis yang terjadi membuat hati kita berantakan. Biarlah di hari-hari puasa ini kita benar-benar bongkar setiap tanah hati kita. Ini waktunya kita menanyakan Tuhan “Tuhan bagian hatiku ada/tidak batu bata yang dari si jahat, dari Baal itu ya Tuhan, dari berbagai hal duniawi yang bukan kepadamu, bukakan.”

Saudara, dalam terjemahan Firman Allah yang Hidup ayatnya berbunyi:

“… bajaklah tanah hatimu yang keras; karena sekaranglah saatnya untuk mencari Tuhan, supaya Ia datang dan mencurahkan keadilan atasmu.”

Tanpa sadar, bagaimana hati ini dapat jadi keras. Dua hal yang utama, ketika sinyal Hadirat Tuhan tidak lagi kita alami setiap hari, maka tanah hati kita mengeras. Yang kedua ketika kebenaran Firman tidak lagi memperkaya, menggemburkan tanah hati kita, memupuk tanah hati kita, maka dapat jadi keras dan tandus. Oleh sebab itu penting untuk kita dapat membajak tanah hati kita. Dapat kemudian membongkar, break up our own unprepared ground.

Cara menyingkirkan kubu dan benteng belenggu dalam hati

  1. Buka hati, jujur di hadapan Tuhan hari-hari ini.
  2. Sadar, akui, lalu bertobat, meminta kesempatan untuk menunjukkan perubahan atau pertobatan.
  3. Renungkan dan aplikasikan kebenaran Firman yang berkaitan dengan benteng dan kubu dalam hati tersebut.
  4. Minta urapan Roh Kudus, agar buah-buah kebenaran dihasilkan dari dalam hati oleh kuasa Roh Kudus yang dicurahkan atas kita.

(MGT)

Video