Article: 20210312/CLU: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Penggantian teks - "| tanggal=" menjadi "| date=")
k (Penggantian teks - "| illustration= " menjadi "| illustration16x9= ")
Baris 13: Baris 13:
| downloadfilename=  
| downloadfilename=  
| downloadcaption= Google Drive <span class="fas fa-download"></span>
| downloadcaption= Google Drive <span class="fas fa-download"></span>
| illustration= Logo COOL 2021 16x9.jpg
| illustration16x9= Logo COOL 2021 16x9.jpg
}}
}}
'''''"Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan."''''' ({{sabdaweb2v|2 Korintus 8:2}})
'''''"Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan."''''' ({{sabdaweb2v|2 Korintus 8:2}})

Revisi per 18 November 2022 17.34

"Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan." (2 Korintus 8:2)

Pendahuluan

Tidak sedikit orang yang dengan mudahnya mempersalahkan kondisi atau situasi yang kurang baik yang sedang dihadapinya sebagai sebuah alasan untuk menyerah, alasan untuk tidak bertindak apa-apa, alasan untuk mengasihani diri sendiri bahkan untuk tidak mentaati Firman Tuhan. "Maaf saya tidak bisa, kondisinya sekarang sedang sulit", "harap dimaklumi sekarang kondisinya sedang susah, maaf tidak bisa ambil bagian". Kedua kalimat ini adalah contoh alasan yang umum diutarakan.

Hidup orang percaya bukanlah hidup yang bergantung dengan situasi atau kondisi, melainkan posisi kita di dalam Tuhan Yesus. Kita adalah orang benar, orang kudus, orang hidup karena iman, yang percaya dan memegang janji Tuhan. Salah satu teladan hidup yang seperti ini ditunjukkan oleh jemaat Makedonia. Pada kesempatan kali ini ada dua hal yang dapat kita pelajari dari jemaat Makedonia:

Isi dan sharing

  1. Kondisi yang terjadi bukanlah alasan untuk mengasihani diri sendiri
  2. Baca dan renungkanlah kondisi yang dialami oleh jemaat Makedonia, mereka dicobai dengan berat, mengalami pelbagai penderitaan dan sangat miskin. Namun kondisi tersebut tidak membuat mereka lantas mengasihani diri sendiri, meminta belas kasihan dari orang lain atau menjadikan kondisi tersebut sebagai alasan untuk bersungut-sungut atau mengeluh kepada Tuhan. Sebaliknya mereka memiliki sukacita yang meluap dan mereka kaya akan kemurahan hati.

    Bagaimana dengan Anda? Apa yang sedang Anda alami sekarang? Apakah kondisi yang sulit, sama seperti yang dihadapi oleh jemaat Makedonia? Masing-masing kita memang memiliki pergumulan dan persoalannya sendiri, namun seberat apapun yang kita alami jangan sampai membuat kita jatuh dalam mengasihani diri sendiri.

    "Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:16-18) Sebab seberat apapun kondisi yang kita alami, ada jalan keluar yang Tuhan sediakan bagi kita.

    "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1 Korintus 10:13)

  3. Kondisi yang terjadi bukanlah alasan untuk berhenti memberi
  4. Kondisi yang dalam keadaan menderita, dicobai dengan berat dan sangat miskin, namun Rasul Paulus sendiri bersaksi bagaimana jemaat Makedonia kaya dalam kemurahan hati. Apa buktinya?

    "Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka." (2 Korintus 8:3)

    Sebenarnya bisa saja jemaat Makedonia menjadikan kondisi yang dialaminya sebagai alasan untuk tidak memberi, namun mereka sangat memahami posisi mereka dalam Tuhan sebagai orang percaya yang telah ditebus. Mereka memberi bukan sekadarnya, bukan seadanya, tapi mereka memberi melampaui kemampuan mereka. Ini adalah pemberian dengan standar yang tinggi. Dan yang sangat luar biasa adalah bahwa pemberian tersebut bukan berdasarkan bujukan, desakan bahkan intimidasi dari Rasul Paulus. Justru mereka sendiri yang mendesak untuk memberi.

    "Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami." (2 Korintus.8:4-5a)

    Kuncinya adalah kasih karunia Tuhan yang bekerja dalam jemaat Makedonia, kasih karunia yang sama yang juga bekerja dalam hidup kita. Jangan tenggelam dalam mengasihani diri sendiri, apapun kondisi yang kita alami, ingatlah posisi kita dalam Tuhan. (DL)

Kesaksian

Apakah dalam situasi pandemi saat ini Anda masih tetap belajar memberi?

Kesimpulan dan saling mendoakan

Biarlah setiap kita terus dipakai Tuhan untuk memberkati orang-orang disekeliling kita, lewat apa yang kita miliki.

Catatan

COOL Umum Maret 2021: