Ayo Saat Teduh/11/16: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
(baru)
 
k (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
 
Baris 1: Baris 1:
{{unified info | templatetype=saatteduh
{{unified info | templatetype=saatteduh
   | image=
   | image=
   | judul = Akibat 'yang tidak biasa' dari menerima kasih karunia melalui iman
   | title= Akibat 'yang tidak biasa' dari menerima kasih karunia melalui iman
   | bulan = 11
   | bulan = 11
   | hari = 16
   | hari = 16

Revisi terkini sejak 2 Mei 2023 04.55

Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan. Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan. (Ibrani 11:36-37)

Sangat sering, ketika orang-orang mengandalkan Allah untuk mengerjakan kasih karunia-Nya dalam hidup mereka, mereka mengharapkan berbagai berkat yang membawa sukacita seperti tercatat dalam kesaksian-kesaksian yang sudah kita bahas sebelumnya. Hamba-hamba Tuhan tersebut “menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dahsyat, mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan, telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing” (Ibrani 11:33-34). Namun, sebagian lagi mengalami akibat yang “tidak biasa” dari menerima kasih karunia melalui iman. Mereka harus tetap percaya kepada Allah ketika berkat-berkat tersebut tidak terjadi. Mereka harus tetap percaya kepada Allah untuk memelihara mereka melalui masalah-masalah hidup yang besar.

Beberapa harus bertahan dalam iman saat mereka “diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan." Nabi Yeremia menjadi contoh dari hal ini. “Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semuanya mereka mengolok-olokkan aku” (Yeremia 20:7). “Para pemuka ini menjadi marah kepada Yeremia; mereka memukul dia dan memasukkannya ke dalam rumah tahanan” (Yeremia 37:15). Beberapa “dilempari." Zakharia dibunuh dengan cara ini karena menyampaikan peringatan dari Allah. “Tetapi mereka mengadakan persepakatan terhadap dia, dan atas perintah raja mereka melontari dia dengan batu di pelataran rumah TUHAN” (2 Tawarikh 24:21). Ada yang "digergaji." Tradisi orang Yahudi menyebutkan bahwa Nabi Yesaya dibunuh dengan cara yang keji ini. Ada pula yang “dibunuh dengan pedang." Raja Saul memerintahkan imam-imam Tuhan yang memihak Daud untuk dibunuh dengan cara ini. “Lalu berkatalah raja kepada Doeg: "Majulah engkau dan paranglah para imam itu." Maka majulah Doeg, orang Edom itu, lalu memarang para imam itu. Ia membunuh pada hari itu delapan puluh lima orang, yang memakai baju efod dari kain lenan” (1 Samuel 22:18). Yang lainnya “mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan." Dengan iman, hamba-hamba Tuhan ini harus mengalami pengembaraan, kemiskinan, tekanan dan siksaan.

Mereka semua yang hidup dalam iman, adalah peringatan bagi kita bahwa ujian, penderitaan dan situasi yang sepertinya mustahil bukanlah selalu berarti tanda bahwa mereka tidak percaya kepada Allah. Sering kali, tantangan-tantangan ini memiliki makna bahwa mereka diberikan kesempatan untuk dengan rendah hati, sepenuhnya mengandalkan kasih karunia Allah lewat cara yang harus mereka alami atau supaya menjadi contoh bagi yang lain.

Doa

Ya Allah, berikanlah aku kebijaksanaan untuk mengenali, serta kasih karunia untuk bertahan terhadap hinaan, siksaan, kesakitan ataupun kemiskinan, sebagai jawaban-Mu atas doaku. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan. Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan. (Ibrani 11:36-37) Sangat sering, ketika orang-orang mengandalkan Allah untuk mengerjakan kasih karunia-Nya dalam hidup mereka, mereka mengharapkan berbagai berkat yang membawa sukacita seperti tercatat dalam kesaksian-kesaksian yang sudah kita bahas sebelumnya.