Ayo Saat Teduh/07/05: Perbedaan antara revisi
(baru) |
k (Leo memindahkan halaman Saat teduh/07/05 ke Ayo Saat Teduh/07/05) |
(Tidak ada perbedaan)
|
Revisi per 14 Juli 2018 03.13
Ayo Saat Teduh | |
---|---|
Tanggal | Jumat, 5 Jul 2024 |
Kemarin | Kamis, 04 Jul 2024 |
Besok | Sabtu, 06 Jul 2024 |
Dalam beberapa hari sebelum ini, kita sudah merenungkan banyak hal mengenai janji-janji Allah. Saat berbicara soal janji, kemampuan dari pihak yang membuat janji sangatlah penting. Jika dengan hati yang terbuka kita belajar mengenai kemampuan Allah dibandingkan dengan janji-janji-Nya, maka hasilnya adalah pertumbuhan iman. Dalam ayat-ayat renungan hari ini, kemampuan Tuhan untuk menepati janji-Nya di jamin berdasarkan peran Allah dalam penciptaan dan oleh karena kuasa-Nya atas umat manusia.
Seberapa mampukah Tuhan menepati janji-janji-Nya? Nabi Yeremia menjawab pertanyaan ini dengan pernyataan mengenai Allah sebagai pencipta alam semesta. “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apapun yang mustahil untuk-Mu! ” Karena Allah mampu menciptakan segala sesuatu, kita dapat yakin bahwa Ia juga mampu untuk menepati apa yang Ia janjikan. “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” (Kejadian 1:1). Ia dapat melakukan ini hanya dengan perkataan-Nya. “Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang. " Lalu terang itu jadi” (Kejadian 1:3), “Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air. " Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian” (Kejadian 1:6-7). Pemazmur menulis mengenai Allah yang luar biasa ini. “Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya. . . Biarlah segenap bumi takut kepada TUHAN, biarlah semua penduduk dunia gentar terhadap Dia! Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada” (Mazmur 33:6, 8-9). Ketika Tuhan kita, Pencipta langit dan bumi, mengucapkan janji-janji-Nya, kita seharusnya tunduk di hadapan-Nya dan mengaku seperti Yeremia, “Tiada suatu apapun yang mustahil untuk-Mu!”
Keyakinan kita kepada kemampuan Allah untuk menepati janji-janji-Nya semakin diperkuat dengan pertanyaan-Nya kepada Yeremia. “Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk-Ku?” Tuhan kita bukan saja pencipta langit dan bumi, tetapi Ia juga penguasa atas umat manusia. Pemazmur juga melihat kebenaran ini. “TUHAN menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun” (Mazmur 33:10-11). Ketika Tuhan kita, Penguasa atas seluruh bangsa-bangsa, memberikan janji-janji-Nya kepada kita, kita dapat mengajukan pertanyaan: “Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk-[Dia]?”
Doa
Ya Allah, Pencipta alam semesta, Penguasa atas seluruh umat manusia. Tentu saja Engkau sanggup untuk melakukan semua yang sudah Engkau janjikan. Tidak ada yang mustahil bagi-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apapun yang mustahil untuk-Mu! . . . Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk-Ku? (Yeremia 32:17, 27) Dalam beberapa hari sebelum ini, kita sudah merenungkan banyak hal mengenai janji-janji Allah. Saat berbicara soal janji, kemampuan dari pihak yang membuat janji sangatlah penting.