Khotbah: 20221002-0900/DWP: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
(Baru)
 
k (Penggantian teks - "| video1caption= Rekaman YouTube" menjadi "| video1caption= {{youtube}} YouTube")
 
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{in progress|class=mb-3}}
{{unified info | templatetype=khotbah
{{unified info | templatetype=khotbah
  | namespace= Khotbah
  | namespace= Khotbah
  | pagename= 20221002-0900/DWP
  | pagename= 20221002-0900/DWP


  | title = ''Hadirat Tuhan''
  | title = ''God's presence''


  | name = Daniel W Pradhana
  | name = Daniel W Pradhana
Baris 23: Baris 24:
  | video1date= 2022-10-02
  | video1date= 2022-10-02
  | video1group=
  | video1group=
  | video1caption= Rekaman YouTube
  | video1caption= {{youtube}} YouTube
  | video1shortcaption=
  | video1shortcaption=
  | video1host=
  | video1host=
Baris 34: Baris 35:


  | longsummary= <!-- 4-5 kalimat -->
  | longsummary= <!-- 4-5 kalimat -->
| summary= <!-- 2-3 kalimat -->
| summary= <!-- 2-3 kalimat --> Apa yang hilang di dalam gereja-gereja kita hari-hari ini?
| shortsummary= <!-- 1 kalimat --> Di sini kita mengalami Hadirat Tuhan sama-sama, dan saya percaya sebentar lagi ibadah kedua, ketiga, keempat mulai dan tempat ini tidak cukup.
| shortsummary= <!-- 1 kalimat --> Apa yang hilang di dalam gereja-gereja kita hari-hari ini?
}}
}}
Selamat Pagi Saudara, Shalom, senang sekali ini pertama kali saya berbicara di tempat yang baru. Saya tidak tahu jika ada jemaat yang di rumah, Saudara ngapain saja di rumah, datang ke sini. Di sini kita mengalami Hadirat Tuhan sama-sama, dan saya percaya sebentar lagi ibadah kedua, ketiga, keempat mulai dan tempat ini tidak cukup. Pagi hari ini saya berdoa, sungguh-sungguh tentang pesan yang harus saya bawakan. Mungkin pesan yang saya sampaikan bagi Saudara pagi hari ini bukan tipe pesan biasa yang biasanya saya datang dan khotbah di sini. Saya berdoa pagi hari ini, saya katakan “Tuhan saya percaya ada sesuatu yang khusu yang Tuhan mau sampaikan hari ini.” Tuhan tempatkan pesan ini, saya katakan “Tuhan saya butuh keberanian untuk menyampaikan pesan ini, tapi jika Tuhan mau saya sampaikan pesan ini, saya akan sampaikan pesan ini.” Pagi hari ini saya akan mulai dengan mengajukan 1 pertanyaan bagi kita semua “Menurut Saudara, apa yang hilang di dalam gereja-gereja kita hari-hari ini?” Saya tidak mengacu pada satu gereja, tetapi secara umum saja.  
Selamat Pagi Saudara, Shalom, senang sekali ini pertama kali saya berbicara di tempat yang baru. Saya tidak tahu jika ada jemaat yang di rumah, Saudara ngapain saja di rumah, ayo datang ke sini. Di sini kita mengalami Hadirat Tuhan sama-sama, dan saya percaya sebentar lagi ibadah kedua, ketiga, keempat mulai dan tempat ini tidak cukup.


Kita melewati 2 setengah tahun pandemi, banyak gereja keKristenan mengalami goncangan, dan dalam waktu yang relatif singkat kita perlu buat penyesuaian, semua kembali ke rumah, ibadah dari rumah, dan semua yang terjadi selama 2 setengah tahun terakhir ini. Tetapi kemudian setelah 2 setengah tahun lewat, pandemi mulai berangsur berakhir, orang menyebutnya endemi, sekarang kita dapat beribadah kembali. Semua berusaha kembali pulih seperti sedia kali. Tapi selama 2 setengah tahun ini saya merasa ada yang hilang dari apa yang sebelumnya kita punya. Di Jakarta dan dimana-mana kendalanya saya temukan sama. Khotbah tidak hilang, Saudara masih dengar khotbah di rumah. Praise and Worship tidak hilang, doa tidak hilang, penginjilan tidak hilang. Akhir tahun yang lalu Tuhan beri instruksi spesifik buat saya, Tuhan katakan “Persiapkan bagimu satu tempat”. Saya baru menggembalakan satu jemaat di Jakarta, umurnya relatif baru satu setengah bulan, tahun lalu waktu Tuhan mulai berikan instruksi itu. Saya mulai perjalanan. Tuhan katakan “Mulai dari satu hal yang hilang dari gereja-gereja jaman sekarang.” Tapi kemudian lewat pencarian itu saya temukan ada satu hal yang saya rasa hilang dari gereja kita jaman sekarang yaitu Hadirat Tuhan. Maksudnya seperti apa Pastor, saya temukan gereja jaman sekarang sudah tidak lagi berikan ruang bagi Tuhan dapat menyatakan diriNya. Di jaman itu, kita terbiasa datang ibadah, pulang dengan pengalaman perjumpaan dengan Tuhan, orang-orang punya cerita, hari ini saya berjumpa dan dilawat sama Tuhan, hari ini saya disembuhkan. Bahkan pengalaman-pengalaman supranatural saya dapat penglihatan, Saya mengalami di angkat Tuhan ke sorga, saya melihat malaikat hadir. Pengalaman-pengalaman itu di satu titik, di waktu yang lampau. Itu pengalaman yang biasa. Beberap tahun terakhir, apa lagi di tembah pandemi. Kita pangkas banyak hal, dan salah satu yang penting ikut kita pangkas yaitu Hadirat Tuhan. Orang zaman sekarang sudah tidak lagi punya pengalaman itu. Di gereja secara umum hanya ada dua kelompok jemaat yang hadir.  
Pagi hari ini saya berdoa sungguh-sungguh tentang pesan yang harus saya bawakan. Mungkin pesan yang saya sampaikan bagi Saudara pagi hari ini bukan tipe pesan biasa yang biasanya saya datang dan khotbah di sini. Saya berdoa pagi hari ini, saya katakan, ''“Tuhan, saya percaya ada sesuatu yang khusus yang Tuhan mau sampaikan hari ini.”'' Tuhan tempatkan pesan ini, saya katakan, ''“Tuhan saya butuh keberanian untuk menyampaikan pesan ini, tapi jika Tuhan mau saya sampaikan pesan ini, saya akan sampaikan pesan ini.”''
 
Pagi hari ini saya akan mulai dengan mengajukan 1 pertanyaan bagi kita semua. Menurut Saudara, apa yang hilang di dalam gereja-gereja kita hari-hari ini? Saya tidak mengacu pada satu gereja, tetapi secara umum saja.
 
Kita melewati 2 setengah tahun pandemi, banyak gereja keKristenan mengalami goncangan, dan dalam waktu yang relatif singkat kita perlu buat penyesuaian, semua kembali ke rumah, ibadah dari rumah, dan semua yang terjadi selama 2 setengah tahun terakhir ini. Tetapi kemudian setelah 2 setengah tahun lewat, pandemi mulai berangsur berakhir, orang menyebutnya endemi, sekarang kita dapat beribadah kembali. Semua berusaha kembali pulih seperti sedia kali.
 
Tapi selama 2 setengah tahun ini saya merasa ada yang hilang dari apa yang sebelumnya kita punya. Di Jakarta dan di mana-mana kendalanya saya temukan sama. Khotbah tidak hilang, Saudara masih dengar khotbah di rumah. Praise and Worship tidak hilang, doa tidak hilang, penginjilan tidak hilang. Akhir tahun yang lalu Tuhan beri instruksi spesifik buat saya, Tuhan katakan “Persiapkan bagimu satu tempat”. Saya baru menggembalakan satu jemaat di Jakarta, umurnya relatif baru satu setengah bulan, tahun lalu waktu Tuhan mulai berikan instruksi itu. Saya mulai perjalanan. Tuhan katakan “Mulai dari satu hal yang hilang dari gereja-gereja jaman sekarang.” Tapi kemudian lewat pencarian itu saya temukan ada satu hal yang saya rasa hilang dari gereja kita jaman sekarang yaitu Hadirat Tuhan. Maksudnya seperti apa Pastor, saya temukan gereja jaman sekarang sudah tidak lagi berikan ruang bagi Tuhan dapat menyatakan diriNya. Di jaman itu, kita terbiasa datang ibadah, pulang dengan pengalaman perjumpaan dengan Tuhan, orang-orang punya cerita, hari ini saya berjumpa dan dilawat sama Tuhan, hari ini saya disembuhkan. Bahkan pengalaman-pengalaman supranatural saya dapat penglihatan, Saya mengalami di angkat Tuhan ke sorga, saya melihat malaikat hadir. Pengalaman-pengalaman itu di satu titik, di waktu yang lampau. Itu pengalaman yang biasa. Beberap tahun terakhir, apa lagi di tembah pandemi. Kita pangkas banyak hal, dan salah satu yang penting ikut kita pangkas yaitu Hadirat Tuhan. Orang zaman sekarang sudah tidak lagi punya pengalaman itu. Di gereja secara umum hanya ada dua kelompok jemaat yang hadir.  
<ol>
<ol>
<li>Yang pertama, yang dahulunya pernah mengalami jamahan Tuhan, tahu rasanya, tapi karena rasanya bertahun-tahun tidak pernah mengalami itu mulai ambil kesimpulan mungkin itu sudah tidak relevan lagi, mungkin itu hanya untuk saat itu.  Punya kerinduan tapi tidak tahu bagaimana dapat mengalami itu. Saudara yang mengerti maksud itu Saudara dapat cerita masing-masing pada saya. Pernah mengalami tapi karena sekian tahun hilang akhirnya jadi kering. </li>
<li>Yang pertama, yang dahulunya pernah mengalami jamahan Tuhan, tahu rasanya, tapi karena rasanya bertahun-tahun tidak pernah mengalami itu mulai ambil kesimpulan mungkin itu sudah tidak relevan lagi, mungkin itu hanya untuk saat itu.  Punya kerinduan tapi tidak tahu bagaimana dapat mengalami itu. Saudara yang mengerti maksud itu Saudara dapat cerita masing-masing pada saya. Pernah mengalami tapi karena sekian tahun hilang akhirnya jadi kering. </li>
Baris 49: Baris 56:


Cerita yang familiar, banyak khotbah dari ayat-ayat ini. Tapi pagi hari ini saya berdoa ijinkan Tuhan sampaikan pesan ini secara profetik bagi kita semua.  
Cerita yang familiar, banyak khotbah dari ayat-ayat ini. Tapi pagi hari ini saya berdoa ijinkan Tuhan sampaikan pesan ini secara profetik bagi kita semua.  


{{ videoclip | title=Video | headingno=2
{{ videoclip | title=Video | headingno=2

Revisi terkini sejak 21 November 2024 03.15

Apa yang hilang di dalam gereja-gereja kita hari-hari ini?

Selamat Pagi Saudara, Shalom, senang sekali ini pertama kali saya berbicara di tempat yang baru. Saya tidak tahu jika ada jemaat yang di rumah, Saudara ngapain saja di rumah, ayo datang ke sini. Di sini kita mengalami Hadirat Tuhan sama-sama, dan saya percaya sebentar lagi ibadah kedua, ketiga, keempat mulai dan tempat ini tidak cukup.

Pagi hari ini saya berdoa sungguh-sungguh tentang pesan yang harus saya bawakan. Mungkin pesan yang saya sampaikan bagi Saudara pagi hari ini bukan tipe pesan biasa yang biasanya saya datang dan khotbah di sini. Saya berdoa pagi hari ini, saya katakan, “Tuhan, saya percaya ada sesuatu yang khusus yang Tuhan mau sampaikan hari ini.” Tuhan tempatkan pesan ini, saya katakan, “Tuhan saya butuh keberanian untuk menyampaikan pesan ini, tapi jika Tuhan mau saya sampaikan pesan ini, saya akan sampaikan pesan ini.”

Pagi hari ini saya akan mulai dengan mengajukan 1 pertanyaan bagi kita semua. Menurut Saudara, apa yang hilang di dalam gereja-gereja kita hari-hari ini? Saya tidak mengacu pada satu gereja, tetapi secara umum saja.

Kita melewati 2 setengah tahun pandemi, banyak gereja keKristenan mengalami goncangan, dan dalam waktu yang relatif singkat kita perlu buat penyesuaian, semua kembali ke rumah, ibadah dari rumah, dan semua yang terjadi selama 2 setengah tahun terakhir ini. Tetapi kemudian setelah 2 setengah tahun lewat, pandemi mulai berangsur berakhir, orang menyebutnya endemi, sekarang kita dapat beribadah kembali. Semua berusaha kembali pulih seperti sedia kali.

Tapi selama 2 setengah tahun ini saya merasa ada yang hilang dari apa yang sebelumnya kita punya. Di Jakarta dan di mana-mana kendalanya saya temukan sama. Khotbah tidak hilang, Saudara masih dengar khotbah di rumah. Praise and Worship tidak hilang, doa tidak hilang, penginjilan tidak hilang. Akhir tahun yang lalu Tuhan beri instruksi spesifik buat saya, Tuhan katakan “Persiapkan bagimu satu tempat”. Saya baru menggembalakan satu jemaat di Jakarta, umurnya relatif baru satu setengah bulan, tahun lalu waktu Tuhan mulai berikan instruksi itu. Saya mulai perjalanan. Tuhan katakan “Mulai dari satu hal yang hilang dari gereja-gereja jaman sekarang.” Tapi kemudian lewat pencarian itu saya temukan ada satu hal yang saya rasa hilang dari gereja kita jaman sekarang yaitu Hadirat Tuhan. Maksudnya seperti apa Pastor, saya temukan gereja jaman sekarang sudah tidak lagi berikan ruang bagi Tuhan dapat menyatakan diriNya. Di jaman itu, kita terbiasa datang ibadah, pulang dengan pengalaman perjumpaan dengan Tuhan, orang-orang punya cerita, hari ini saya berjumpa dan dilawat sama Tuhan, hari ini saya disembuhkan. Bahkan pengalaman-pengalaman supranatural saya dapat penglihatan, Saya mengalami di angkat Tuhan ke sorga, saya melihat malaikat hadir. Pengalaman-pengalaman itu di satu titik, di waktu yang lampau. Itu pengalaman yang biasa. Beberap tahun terakhir, apa lagi di tembah pandemi. Kita pangkas banyak hal, dan salah satu yang penting ikut kita pangkas yaitu Hadirat Tuhan. Orang zaman sekarang sudah tidak lagi punya pengalaman itu. Di gereja secara umum hanya ada dua kelompok jemaat yang hadir.

  1. Yang pertama, yang dahulunya pernah mengalami jamahan Tuhan, tahu rasanya, tapi karena rasanya bertahun-tahun tidak pernah mengalami itu mulai ambil kesimpulan mungkin itu sudah tidak relevan lagi, mungkin itu hanya untuk saat itu. Punya kerinduan tapi tidak tahu bagaimana dapat mengalami itu. Saudara yang mengerti maksud itu Saudara dapat cerita masing-masing pada saya. Pernah mengalami tapi karena sekian tahun hilang akhirnya jadi kering.
  2. Orang-orang yang bertobat beberapa tahun terakhir, tidak pernah kenal sama sekali dengan Hadirat Tuhan. Bagi mereka suatu konsep yang abstrak, bahkan di banyak tempat Hadirat Tuhan hanya digantikan dengan manipulasi chord-chord nada tertentu, suasana tertentu yang diciptakan. Kita gantikan Hadirat Tuhan yang nyata dengan yang manipulatif. Tuhan katakan kepada saya waktu itu “Mulai dengan satu hal yang hilang”. Saya panggil anak-anak rohani saya, saya kumpulkan mereka, saya katakan “Ayo kita mau mulai kejar ini lagi.” Tuhan bawa selama beberapa bulan terakhir ini dalam satu perjalanan rohani, yang saya pikir awalnya hanya bagi kita. Tapi ketika saya keliling, saya temukan “Tuhan bukan hanya saya yang ngalami, banyak gereja ngalami.” Itu sebabnya saya mendapat dorongan membagikan ini sekarang.

Lukas 10:38,

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Cerita yang familiar, banyak khotbah dari ayat-ayat ini. Tapi pagi hari ini saya berdoa ijinkan Tuhan sampaikan pesan ini secara profetik bagi kita semua.

Video