Kontroversi penggunaan nama "Allah" (Teologia GBI)/Inti Sikap: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
(baru)
 
k (fmt)
 
Baris 1: Baris 1:
<includeonly>== Inti Sikap GBI tentang "Kontroversi penyebutan nama "Allah"" ==</includeonly><noinclude>{{DISPLAYTITLE:Inti Sikap GBI tentang Kontroversi penyebutan nama "Allah"}}</noinclude>
<includeonly>== Inti Sikap GBI tentang Kontroversi penyebutan nama "Allah" ==</includeonly><noinclude>{{DISPLAYTITLE:Inti Sikap GBI tentang Kontroversi penyebutan nama "Allah"}}</noinclude>
<ol>
<ol>
<li> '''GBI percaya''' bahwa pelarangan penyebutan kata “Allah” oleh kelompok tertentu karena dianggap identik dengan dewa Arab atau Tuhannya Islam, dan berkeras menganggap Yahweh satu-satunya nama Tuhan yang asli, tidaklah berdasar!</li>
<li> '''GBI percaya''' bahwa pelarangan penyebutan kata “Allah” oleh kelompok tertentu karena dianggap identik dengan dewa Arab atau Tuhannya Islam, dan berkeras menganggap Yahweh satu-satunya nama Tuhan yang asli, tidaklah berdasar!</li>

Revisi terkini sejak 8 September 2020 13.55

  1. GBI percaya bahwa pelarangan penyebutan kata “Allah” oleh kelompok tertentu karena dianggap identik dengan dewa Arab atau Tuhannya Islam, dan berkeras menganggap Yahweh satu-satunya nama Tuhan yang asli, tidaklah berdasar!
  2. Ada tiga nama utama yang digunakan dalam Alkitab Ibrani untuk sesembahan tertinggi yakni: El/Elohim, YHWH, Adonai. Ketika Alkitab bahasa Ibrani (PL) diterjemahkan ke bahasa Yunani (disebut Septuaginta), kata El/ Elohim diterjemahkan menjadi Theos, dan YHWH/Adonai menjadi Kurios. Penggantian nama dalam penerjemahan itu tidak menjadi masalah bagi orang Yahudi. Septuaginta adalah Alkitab yang digunakan oleh Yesus maupun para rasul semasa mereka hidup, dan tidak ada bukti bahwa mereka keberatan atas penerjemahan itu. Istilah Theos dan Kurios juga digunakan oleh para penulis Alkitab PB untuk sesembahan tertinggi.

  3. GBI percaya di kayu salib Yesus memanggil Bapa-Nya dengan berkata, “Eli/Eloi, Eli/Eloi lama sabakhtani”.
  4. Itu adalah dialek bahasa Aram, bukan bahasa Ibrani yang menyebut Tuhan sebagai El/ Elohim atau YHWH. Berarti penyebutan dalam bahasa non Ibrani tidak masalah bagi Yesus. Terjemahan bahasa adalah cara yang Tuhan pakai untuk menyebarluaskan firman-Nya. Bahkan di hari Pentakosta, Roh Kudus mengurapi para rasul untuk mengucapkan perkataan firman dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Arab (Kis. 2:11). Kata Ibrani El/Elohim menjadi “Alaha" dalam Peshita yaitu Alkitab terjemahan Aram- Siria dan “Allah” dalam bahasa Arab.

  5. GBI percaya bahwa menghormati pribadi Tuhan daripada sekedar pelafalan nama-Nya.
  6. Orang Israel pernah menyebut nama Elohim dan YHWH tapi ternyata ditujukan kepada patung anak lembu emas (Kel. 32:4-5, “Hai Israel, inilah Allah (Elohim) mu ... “Besok hari raya bagi TUHAN (Yahweh)") dan ini tentu salah! Berarti menyebut nama Yahweh tidak otomatis tertuju kepada pribadi YHWH, sebaliknya menyebut El/Elohim dalam bahasa Arab, yaitu Allah, bisa tertuju kepada YHWH

  7. GBI percaya bahwa Tuhan melihat hati.
  8. Jadi boleh saja orang menyebut El/Elohim atau Yahweh, namun tidak mengharamkan orang lain yang menyebutnya dengan istilah berbeda, misalnya Allah. Lagi pula Allah telah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus. Yesus atau Yehoshua = YHWH Hosea = Allah adalah penyelamat. Dialah nama di atas segala nama! (Fil. 2:9-11). Sehingga menyebut nama Yesus pun sebetulnya kita telah berseru kepada Tuhan Allah.