Ayo Saat Teduh/11/17: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Leo (bicara | kontrib)
baru
 
Leo (bicara | kontrib)
k Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title="
 
Baris 1: Baris 1:
{{unified info | templatetype=saatteduh
{{unified info | templatetype=saatteduh
   | image=
   | image=
   | judul = Merenungkan kembali akibat yang luar biasa dari berjalan dalam iman
   | title= Merenungkan kembali akibat yang luar biasa dari berjalan dalam iman
   | bulan = 11
   | bulan = 11
   | hari = 17
   | hari = 17

Revisi terkini sejak 2 Mei 2023 04.54

Karena iman, maka Nuh… Karena iman Abraham… Karena iman Sara… Karena iman maka Musa… Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu… Daud dan Samuel dan para nabi yang karena iman… Orang-orang lain… Ada pula yang…. Iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. (Ibrani 11:7-39)

Tuhan menghendaki agar kita hidup oleh kasih karunia-Nya. “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2 Petrus 3:18). Oleh karena itu, kita harus berjalan dengan iman, karena iman merupakan jalan masuk kepada kasih karunia. “Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini” (Roma 5:2). Melalui serangkaian renungan, kita sudah melihat akibat yang luas dari berjalan dalam iman. Dengan merenungkan kembali betapa luas dan beragamnya akibat-akibat ini dapat memberikan kepada kita peneguhan dan pembelajaran.

“Karena iman, maka Nuh” mengerjakan sebuah tugas yang luar biasa, yaitu membangun sebuah bahtera. Hal tersebut dilakukan sebagai persiapan untuk menghadapi suatu peristiwa yang belum pernah dialami yaitu air bah. “Karena iman Abraham” dengan taat meninggalkan tanah airnya untuk pergi ke sebuah tempat yang belum jelas. Ia juga mengandalkan Allah untuk melakukan segala pekerjaan besar yang Ia sudah janjikan. “Karena iman Sara” pada masa tuanya, dengan ajaib melahirkan anak sebagai penggenapan rencana Allah. Kemudian, oleh iman, Abraham membaringkan anaknya di meja persembahan untuk Allah. Dalam semuanya itu, ia hidup sebagai pengembara yang sedang menuju rumah yang kekal di sorga.

“Karena iman maka Musa” melepaskan kehormatan dan kesenangan dunia ini agar dapat dipakai Allah untuk memimpin umat-Nya keluar dari perbudakan. “Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu” menolong bangsa Israel, percaya kepada Allah yang benar dan yang hidup, dan dilindungi dari penghukuman atas kota Yerikho. “Daud dan Samuel dan para nabi yang karena iman” menaklukkan kerajaan-kerajaan, tumbuh dalam kesalehan, mengalami penggenapan janji Tuhan, dilindungi di dalam gua singa, bertahan di dalam api perapian, diluputkan dari kematian oleh pedang, mendapatkan kekuatan Allah di saat kelemahan, menemukan keberanian dalam medan pertempuran, membuat musuh lari dan menyaksikan bangkitnya orang-orang yang sudah mati.

“Orang-orang lain” karena iman harus mengalami penyiksaan. “Ada pula yang” mengalami penghinaan, aniaya, diikat, dipenjarakan, dilempari batu, mutilasi, kemiskinan, kelaparan. “Iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik."

Melalui kesaksian-kesaksian ini, Tuhan memperlihatkan kepada kita betapa tidak terbatasnya pengaruh dari kasih karunia-Nya di dalam hidup kita. Melalui teladan-teladan ini, Tuhan menguatkan kita untuk percaya kepada Dia yang bekerja dengan lengkap bagi kita, seperti Ia sudah melakukannya kepada orang-orang lain.

Doa

Tuhan sumber kasih karunia, hatiku tergerak saat aku merenungkan betapa luasnya dampak karya kasih karunia-Mu di dalam hidup mereka yang mengandalkan Engkau. Aku memohon agar Engkau membuat hidupku sebagai kesaksian yang hidup dari kasih karunia-Mu yang melimpah-limpah. Dalam nama Yesus Kristus, Tuhanku. Amin.

Karena iman, maka Nuh… Karena iman Abraham… Karena iman Sara… Karena iman maka Musa… Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu… Daud dan Samuel dan para nabi yang karena iman… Orang-orang lain… Ada pula yang…. Iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. (Ibrani 11:7-39) Tuhan menghendaki agar kita hidup oleh kasih karunia-Nya. “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2 Petrus 3:18). Oleh karena itu, kita harus berjalan dengan iman, karena iman merupakan jalan masuk kepada kasih karunia.