Ayo Saat Teduh/09/21: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
(baru)
 
k (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
 
Baris 1: Baris 1:
{{unified info | templatetype=saatteduh
{{unified info | templatetype=saatteduh
   | image=
   | image=
   | judul = Tuhan bersemayam bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati (1)
   | title= Tuhan bersemayam bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati (1)
   | bulan = 09
   | bulan = 09
   | hari = 21
   | hari = 21

Revisi terkini sejak 2 Mei 2023 05.14

Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk." (Yesaya 57:15)

Tuhan senang untuk mencurahkan kasih karunia-Nya kepada mereka yang rendah hati. “Allah … mengasihani orang yang rendah hati” (Yakobus 4:6). Ini adalah sebuah rancangan yang luar biasa. Allah yang bertakhta di dalam Sorga di atas, rindu untuk tinggal bersama manusia yang rendah hati di dalam bumi di bawah.

Allah kita yang besar, Allah yang benar dan yang hidup, bertakhta di tempat yang tinggi dan mulia. “Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia.” Tuhan itu Mahamulia. “Sebab Engkaulah, ya TUHAN, Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala allah” (Mazmur 97:9). Ia berkuasa jauh tinggi di atas dan melampaui semua pemerintahan maupun penguasa kegelapan. Dan kekekalan adalah tempat Ia bersemayam. “Yang bersemayam untuk selamanya.” Lebih dari itu, kekudusan adalah sifat dasar-Nya: “Yang Mahakudus nama-Nya.” Diantara semua penguasa, tidak ada satupun yang seperti Allah kita yang Mahakudus. “Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya TUHAN; siapakah seperti Engkau, mulia karena kekudusan-Mu, menakutkan karena perbuatan-Mu yang masyhur, Engkau pembuat keajaiban?” (Keluaran 15:11).

Oleh karena sifat-Nya kudus dan kekal, maka Ia membuat pernyataan: “Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus.” Allah tinggal di sorga, sebuah tempat yang melampaui awan-awan dan bintang-bintang. Kepenuhan hadirat Allah ada di dalam dimensi rohani ini, yang melampaui ruang dan waktu. Namun, Allah sendiri jauh lebih besar bahkan dari pada sorga. “Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku” (Yesaya 66:1). “Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidak dapat memuat Engkau” (1 Raja-raja 8:27).

Tuhan itu Mahatinggi, Mahamulia, Mahakudus dan kekal. Kebenaran ini membuat kita kagum dan hormat. Namun kebenaran ini juga menghasilkan hal lain yang akan memberikan dorongan dan pengharapan kepada kita. “Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati.” Allah bersemayam di tempat yang tinggi dan kudus, tetapi Ia juga ingin untuk tinggal bersama manusia di bumi. Dengan siapa Tuhan ingin tinggal? Persekutuan dengan Allah tersebut adalah untuk mereka yang remuk hati dan rendah hati. Tuhan ingin menyatakan diri-Nya kepada mereka yang ada dalam pertobatan dan rendah hati, agar dapat memberikan kepada mereka kebangkitan rohani. “Untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.”

Doa

Ya Allah, aku memuji Engkau yang Mahatinggi, Mahamulia, Mahakudus dan Mahakekal. Aku muliakan Engkau yang ada di atas segalanya dan yang berkuasa di atas segalanya. Aku juga memuji Engkau yang rindu untuk bersekutu dengan aku di bumi ini. Aku merendahkan diriku di hadapan Engkau, dan mengakui kebutuhanku akan kebangkitan rohani, di dalam nama Yesus Kristus aku berdoa. Amin.