Menjadi harta kesayangan Tuhan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Lalu naiklah Musa menghadap Allah, dan TUHAN berseru dari gunung itu kepadanya: "Beginilah kaukatakan kepada keturunan Yakub dan kauberitakan kepada orang Israel: Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku. Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel." (Keluaran 19:3-6)

Pada saat orang Yahudi merayakan Pentakosta, mereka akan mengingat peristiwa di gunung Sinai, ketika Tuhan menyatakan diri-Nya di atas gunung dan memberikan Taurat kepada Musa. Peristiwa ini sangat luar biasa karena Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya kepada umat-Nya.

Bagi Musa ini merupakan pengalaman yang sangat ia rindukan. Ia ingin melihat kemuliaan Tuhan. Sebaliknya bagi orang Israel ini merupakan peristiwa yang amat menakutkan karena mereka tidak mau meninggalkan cara hidup mereka yang lama dan memberikan diri mereka untuk dikuduskan oleh Tuhan.

Tuhan menyuruh Musa untuk mengatakan kepada orang Israel bahwa mereka telah melihat perbuatan tangan-Nya yang ajaib yang telah mengeluarkan mereka dari perbudakan di Mesir. Tangan-Nya telah menuntun mereka untuk menyeberangi Laut Merah di atas tanah yang kering. Tangan-Nya telah memelihara mereka selama di padang gurun.

Namun kini bukan tangan-Nya lagi yang Ia nyatakan tetapi wajah-Nya. Kini Tuhan menyatakan pribadi-Nya sebagai Allah yang mulia dan kudus. Tuhan ingin mempertunangkan Israel dengan diri-Nya sendiri. Ia ingin menjadikan Israel sebagai mempelai-Nya, milik kesayangan-Nya. Sayangnya Israel mengeraskan hati dan tidak mau mendekat kepada Tuhan.

Janganlah kita terperangkap ke dalam situasi yang sama, di mana kita hanya menginginkan berkat Tuhan, tetapi tidak merindukan keintiman dengan-Nya. Tuhan sedang mencari orang-orang yang mau menjalin keintiman dengan-Nya karena Tuhan akan datang untuk menjemput mempelai-Nya. Harga keintiman adalah kekudusan. Maukah kita membayar harga ini supaya kita dapat menjadi mempelai-Nya? Marilah seperti Musa, kita berkata "Tuhan, aku ingin melihat kemuliaan-Mu."

Tuhan memberkati.

Sumber