Memuridkan yang terhilang

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman. Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Domba-domba-Ku berserak, dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya, di seluruh tanah itu domba-domba-Ku berserak, tanpa seorangpun yang memperhatikan atau yang mencarinya. (Yehezkiel 34:3-6)

Pendahuluan

Salah satu tugas dari setiap anak Tuhan adalah melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus (Matius 28:18-19). Ini adalah perintah yang tidak bisa diabaikan begitu saja karena Tuhan Yesus datang bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang berdosa (Matius 9:13). Kerinduan Tuhan adalah setiap lutut bertelut dan setiap lidah mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan. Bagaimana mungkin semua ini bisa diwujudkan jika kita sebagai orang percaya tidak ambil bagian di dalamnya? Salah satu bagian kita adalah mencari dan memuridkan mereka yang terhilang, dengan cara mengajarkan nilai-nilai Kekristenan yang benar, dan menjadi teladan buat mereka. Mencari dan memuridkan yang terhilang adalah sebuah keharusan bukan sebuah pilihan.

Isi dan sharing

Bagaimana kita mencari dan memuridkan yang terhilang?

  1. Miliki hati yang penuh belas kasihan (Matius 9:36-37)
  2. Belas kasihan adalah kunci untuk mencari jiwa-jiwa yang terhilang dan sekaligus memuridkan mereka. Dari rasa belas kasihan akan timbul kepedulian, artinya kita bisa bersimpati akan penderitaan orang lain, khususnya bagi mereka yang belum percaya kepada Tuhan Yesus. Selain itu juga kita perlu mencari mereka sudah percaya Yesus tapi sudah lama tidak beribadah. Sharingkan: Apa halangan yang Anda alami untuk berbelas kasih terhadap jiwa-jiwa yang terhilang?
  3. Mau berkorban(Matius 9:36-37)
  4. Mencari dan memuridkan yang terhilang membutuhkan pengorbanan. Kita seringkali mendengar kata-kata, “Satu jiwa berharga di mata Tuhan”. Tapi semua ini tidak akan pernah terjadi tanpa ada pengorbanan, entah waktu, tenaga, pikiran, dan dana. Pengorbanan adalah sebuah tindakan nyata, bukan sekedar kata-kata.
  5. Mengalami kasih Tuhan
  6. Sebelum mencari dan memuridkan yang terhilang, kita sendiri pun harus mengalami kasih Tuhan terlebih dahulu. Kasih inilah yang menjadi dasar bagi kita untuk melangkah. Mustahil kita bisa mengasihi jiwa-jiwa tanpa mengalami kasih Tuhan terlebih dahulu. Ketika Daud di Gua Adulam (1 Samuel 22:1-15), ia mampu memancarkan kasih Tuhan bagi orang-orang yang ada di Gua Adulam. Sekalipun Daud pernah mengalami kekecewaan, terluka, tersingkir namun itu tidak mengurangi kasih nya akan sesama. Sudahkah Anda mengalami kasih-Nya hari ini? Orang yang mengalami kasih Tuhan tidak menyimpan kepahitan, sakit hati, dendam, kecewa, atau amarah dalam dirinya, melainkan melepaskan pengampunan dan kasih.

Kesimpulan dan saling mendoakan

Mari kita cari yang terhilang dan muridkan mereka, agar setiap lutut bertelut, setiap lidah mengaku, bahwa Yesuslah Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi.

Salah satu tugas dari setiap anak Tuhan adalah melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus (Matius 28:18-19). Ini adalah perintah yang tidak bisa diabaikan begitu saja karena Tuhan Yesus datang bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang berdosa (Matius 9:13).