Season of giving

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Tahun 2024 adalah Tahun Untuk Bangkit, Jadi Teranglah.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Yohanes 3:16

Pendahuluan

Bulan Februari yang lalu adalah bulan yang sangat spesial, di mana:

  • kita merayakan pesta demokrasi dalam pemilihan umum serentak,
  • ada yang merayakan hari kasih sayang kasih sayang (valentine’s day), dan
  • bagi warga keturunan Tionghoa, merayakan Tahun Baru Imlek.
  • Secara khusus, kita di keluarga besar GBI Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, pada bulan yang lalu telah memberikan persembahan sulung kita untuk tahun 2024.

Kita mungkin tidak setuju dengan segala ekses negatif yang ditimbulkan dari perayaan hari kasih sayang dengan latar belakang sejarahnya, kita juga tidak melakukan ritual adat istiadat yang bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan, namun dari keempat hal diatas kita melihat satu kesamaan yakni memberi.

Inilah musim memberi (The Season of Giving), di mana kita memberi suara (pemilu), memberi/menyatakan kasih (valentine), memberi angpao (Imlek), dan memberi persembahan sulung. Terlebih lagi di bulan ini kita sama-sama akan merayakan hari kematian Tuhan Yesus (Jumat Agung) sebagai tanda kasih Allah yang besar bagi dunia ini

Isi dan sharing

Terkait dengan memberi, paling tidak ada 3 (tiga) hal yang harus menjadi perhatian kita:

  1. Memberi dengan dorongan kasih
  2. Penulis Amsal mengatakan,
    Lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian. (Amsal 15:17)

    Perkataan Amsal ini dapat kita pahami secara sederhana pemberian dengan dorongan kasih jauh lebih baik. Kualitas pemberian kita bukan hanya ditentukan dari apa yang kita berikan, tapi bagaimana kita memberikannya. Pemberian yang didorong dari kasih yang hangat akan sangat berkesan.

    Rasul Paulus menuliskan,

    Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku. (1 Korintus 13:3)

    Kasih adalah bentuk tanggung jawab kita kepada sesama orang percaya dan kepada sesama manusia. Apa pun bentuk pemberian kita kepada mereka, baik itu pengampunan, kasih sayang, perhatian, materi, dan lainnya, tentunya harus diberikan dengan dorongan kasih.

  3. Memberi secara materi itu jangan menunggu kaya
  4. Tidak sedikit orang percaya yang salah memahami terkait dengan memberi secara materi. Antara lain, memberi saat kita memiliki banyak, memberi saat kita sudah kaya. Dengan pemahaman seperti ini terkesan adalah hal yang lumrah kalau saya tidak memberi, sebab saya belum memiliki banyak, saya belum kaya. Padahal, yang namanya manusia umumnya tidak pernah memiliki batasan rasa puas, sehingga tetap saja merasa miskin, tetap merasa kurang sekalipun memiliki harta yang berkelimpahan.

    Memberi itu jangan nunggu kaya (materi), justru waktu kita banyak memberi di tengah kekurangan kita, di sanalah nampak kekayaan dan kemurahan hati kita. Mari kita teladani jemaat di Makedonia sebagaimana dinyatakan rasul Paulus kepada jemaat di Korintus dalam 2 Korintus 8:1-5,

    Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia.
    Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.
    Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.
    Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus.
    Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.
  5. Memberi dari apa yang ada
  6. Berapa banyak yang kita jumpai di sekitar kita, orang-orang yang ingin “pamer”, menunjukkan kedermawanannya dengan pemberian-pemberian yang luar biasa, padahal sumbernya berasal dari berhutang kepada orang lain. Baginya yang paling penting terkenal sekalipun pada akhirnya justru menjadi jerat bagi dirinya sendiri.

    Rasul Paulus mengatakan,

    Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu. (2 Korintus 8:12).

Kesaksian

Memberi dalam keadaan cukup atau berlimpah menjadi hal yang biasa, tetapi ketika Anda memberi dari kekurangan itu menjadi hal yang luar biasa. Apa yang Anda rasakan ketika Anda memberi dalam keadaan kekurangan? Ceritakan.

Kesimpulan dan saling mendoakan

Mari kita memberi dengan dorongan kasih, memberi sekarang tanpa menunggu kaya, dan memberi dari apa yang ada pada kita. Sebab Allah telah terlebih dulu mengasihi kita dengan memberikan anak-Nya yang tunggal agar setiap kita yang percaya tidak binasa melainkan mendapatkan hidup yang kekal.

Jadwal

  • 01 Mar: Materi COOL: Season of giving
  • 08 Mar: Materi COOL: Kuasa salib Kristus
  • 15 Mar: Materi COOL: Delapan pertukaran besar di kayu salib
  • 22 Mar: Doa keliling
  • 29 Mar: Jumat Agung (Libur)