Melaksanakan Amanat Agung sebagai murid Yesus di era Pentakosta Ketiga

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.

Matius 28:19

Pendahuluan

Pentakosta Ketiga sangat terkait erat dengan penuntasan Amanat Agung. Hal ini menjadi salah satu alasan Tuhan memberikan Pentakosta Ketiga. Penuntasan Amanat Agung, penuaian jiwa terbesar dan terakhir, membutuhkan pencurahan Roh Kudus yang dahsyat.

Amanat Agung adalah mandat dan misi yang diberikan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya di segala zaman, termasuk kita di era Pentakosta Ketiga ini.

Isi dan sharing

Apa saja yang dapat kita lakukan sebagai murid Yesus untuk melaksanakan Amanat Agung?

  1. Menjadi saksi Injil melalui karakter Kisah 11:24
  2. karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. (Kisah Para Rasul 11:24)

    Pertanyaan ini mewakili banyak orang percaya yang memiliki kerinduan untuk menjadi saksi dan berkat bagi orang-orang yang belum percaya yang ada di sekitar mereka. Menjadi saksi tentu dapat dilakukan dengan berbagai cara. Allah sangat sanggup memberikan ide dan kreatifitas dalam pemberitaan Injil termasuk dalam pemanfaatan teknologi informasi serta media sosial.

    Secara garis besar, pemberitaan Injil dapat dilakukan:

    • Secara aktif, dengan melakukan tindakan pemberitaan Injil baik secara lisan, tulisan baik secara langsung maupun melalui media.
    • Secara pasif, yakni dengan menunjukkan teladan hidup, karakter yang diubahkan saat murid Yesus mengalami perjumpaan dengan Kristus.

    Murid Yesus yang memiliki karakter Kristus jangan hanya berpangku tangan dan tidak melakukan pemberitaan Injil secara aktif.

  3. Memuridkan orang percaya baru Kisah 11:26
  4. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertamakalinya disebut Kristen. (Kisah Para Rasul 11:26)

    Amanat Agung Tuhan Yesus mengandung dua aspek penting, yakni penginjilan dan pemuridan. Orang-orang yang belum percaya yang ada di sekitar lingkungan murid Yesus bukan hanya sekedar disampaikan pemberitaan Injil saja, tetapi juga perlu dimuridkan.

    Memuridkan memang membutuhkan banyak upaya dan pengorbanan. Murid Yesus yang memuridkan harus rela menginvestasikan waktu, tenaga, perhatian, materi dan segala sumber daya untuk mengajar orang percaya baru agar bertumbuh secara rohani.

  5. Bertindak aktif dalam sosial Kisah 11:28-29
  6. Seorang dari mereka yang bernama Agabus bangkit dan oleh kuasa Roh mengatakan, bahwa seluruh dunia akan ditimpa bahaya kelaparan yang besar. Hal itu terjadi juga pada zaman Klaudius. Lalu murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan suatu sumbangan, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara yang diam di Yudea. ( Kisah Para Rasul 11:28-29 )

    Terkadang murid Yesus dinilai lebih cepat tanggap kepada hal-hal yang bersifat rohani semata, misal kebaktian kebangunan rohani, penginjilan, pemuridan, seminar pertumbuhan rohani, pelatihan profetik, kegiatan-kegiatan doa korporat dan sejenis itu.

    Murid Yesus terkesan agak lambat atau kurang terlalu merespons untuk hal-hal yang bersifat sosial, misal penggalangan dana, pengembangan komunitas atau wilayah (human community development). Penilaian semacam ini tentu kurang tepat, kalaupun ada yang seperti penilaian di atas itu adalah oknum-oknum tertentu yang tidak dapat dijadikan penilaian secara umum terhadap murid Yesus.

Kesaksian

Apakah Anda sudah menjadi saksi di lingkungan rumah atau kerja? Sharingkan.

Kesimpulan dan saling mendoakan

Pemuridan menjadikan kita menjadi pribadi yang berakar, bertumbuh dan berbuah.

Jadwal

  • 04 Nov: Materi COOL
  • 11 Nov: Materi COOL
  • 18 Nov: Doa
  • 25 Nov: Sharing evaluasi hasil materi minggu pertama dan kedua