Wanita Bethel Indonesia (Sinode GBI)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 17 September 2019 10.30 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Wanita Bethel Indonesia (WBI) adalah salah satu departemen pelayanan Sinode Gereja Bethel Indonesia yang dikhususkan untuk memberikan pelayanan bagi wanita, baik di dalam keluarga, Gereja, dan masyarakat. Dalam Sinode Gereja Bethel Indonesia, Wanita Bethel Indonesia sudah resmi menjadi sebuah wadah bagi pelayanan wanita sejak akhir tahun 1970-an.

Visi dan misi

Visi
Menjadi wanita yang berbeda dengan wanita lain, yang memancarkan sinar terang kemuliaan Allah sehingga dapat dipakai oleh Tuhan sesuai dengan kehendakNya dalam menuai ladang gandum yang sudah menguning.
Misi
Memberdayakan setiap anggota Wanita Bethel Indonesia untuk dapat secara efisien dan efektif memberikan pelayanan melalui semua bidang pelayanan wanita baik dalam keluarga, Gereja, dan masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri secara holistik supaya dapat menuai jiwa-jiwa bagi kerajaan Allah.

Sejarah

Sebelum 1970, sebelum Gereja Bethel Indonesia terbentuk, dalam wadah yang lama, masing-masing jemaat lokal mempunyai "Kebaktian Kaum Ibu" yang disebut PWI (Persatuan Wanita Bethel), walau nama itu belum populer.

1970, sejak GBI dibentuk, masing-masing jemaat mempunyai kebaktian khusus untuk kaum wanita dengan struktur dan kegiatan pelayanan yang rutin, maupun yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Akhir dekade 70-an, dalam pertemuan-pertemuan Sinode GBI yang masih diadakan di Petamburan, maka kehadiran dari isteri hamba-hamba Tuhan dari daerah yang ikut dengan suami, dimanfaatkan oleh Ibu K. Senduk almarhum untuk berkumpul, ber-fellowship, dan merancangkan wadah yang pas bagi Wanita Bethel ini. Di Jakarta sendiri, Ibu K. Senduk (alm) bersama Ibu Nel Huwae (alm) dan Ibu Sie Oen Tjip (alm) telah mendirikan WBI DKI Jakarta dan Ibu Mesach ditunjuk sebagai ketuanya pada kira-kira tahun 1978.

September 1981, menjelang sinode di Jakarta, diadakan Kongres I Wanita Bethel Indonesia dengan Ibu K. Senduk (alm) sebagai Ketua, Wakil Ketua adalah Ibu F.Y. Pelealu, dan Sekretaris Ibu O.E. Mesach.

1985, Kongres II diadakan di Kopeng, Salatiga, dan terpilih Ibu O.E. Mesach sebagai Ketua.

Agustus 1988, Kongres III diadakan di Jakarta. Ketua terpilih Ibu O.E. Mesach. Hadir pada waktu itu asisten menteri UPW.

1990, Kongres IV diadakan di Batu, Malang, dengan keputusan sebelumnya bahwa Kongres WBI tidak lagi diadakan bersamaan waktunya dengan sidang Sinode, tetapi 1 tahun menjelang sidang sinode. Terpilih sebagai ketua Ibu O.E. Mesach. Hadir pada waktu itu menteri Urusan Peranan Wanita, Ny. Sulasikin P.

1993, Kongres V diadakan di Wisma Kinasih, Bogor. Ketua terpilih Ibu O. E. Mesach. Hadir pula pada saat itu menteri Urusan Peranan Wanita, Ny. Mien Sugandi. Sebelumnya diadakan kunjungan anjangsana kepada Ibu Try Sutrisno, istri wakil Presiden RI.

Agustus 1996, Kongres VI diadakan di Surabaya dengan ketua terpilih Ibu O. E. Mesach. Kembali Menteri Urusan Peranan Wanita Ny. Mien Sugandi berkenan menghadiri pembukaan Kongres. Sebelumnya, pengurus pusat telah diterima oleh Ibu Tien Soeharto (alm) di kediamannya untuk menerima beberapa wejangan. Prakarsa untuk pertemuan-pertemuan dengan para petinggi RI ini adalah berkat usaha dari Ibu Sum Hardhono.

Agustus 1999, Kongres VII diadakan di Wisma Kinasih kembali dan Ibu O. E. Mesach mengundurkan diri dari pencalonan ketua untuk membuka jalan bagi generasi penerus Pdt Yuliana Abednego yang terpilih sebagai Ketua baru.

September 2002, Kongres VIII diadakan di Batu, Malang, dan Pdt Yuliana Abednego terpilih kembali sebagai ketua.

September 2006, Kongres IX diadakan kembali di Wisma Kinasih dan terpilih ketua baru Pdt dr Noenik D Saputro

Tata Kerja WBI

Tata Kerja WBI telah diterbitkan sejak periode 1985 dan mengalami perubahan-perubahan yang disesuaikan dengan kebutuhan dari waktu ke waktu. Dalam penyusunan Tata Kerja periode 1996-1999 telah dibuat ketentuan, bahwa masa kerja pelayanan ketua hanya 2 periode berturut-turut.

Lihat pula

Pranala luar