Musik duniawi (Sikap teologis)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 11 Januari 2021 19.27 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
Lompat ke: navigasi, cari
Logo OSP.png
Sikap teologis
GBI Jalan Gatot Subroto
Tanggal17 Januari 2019
Unduh Unduh OSP

Kata musik/music berasal dari kata Yunani “Mousike.” Bahasa Ibrani modern pun mengadopsi kata ini menjadi “Muziqah.” Bahasa Ibrani mengenal istilah “Mizmor” yang artinya nyanyian/mazmur.

A. Pengertian musik, peranannya dan musik duniawi

Dalam keseharian kita, baik seni, ilmu, maupun nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan disebut musik. Musik juga adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni, struktur lagu, dan ekspresi sebagai satu kesatuan[1]. Musik juga dipergunakan dalam berbagai suasana serta tujuan. Music has always been part of the popular culture and it often plays important functions at weddings, funerals, and festivals[2]. Dalam kehidupan kita sehari-hari, musik sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan: mulai dari dalam kandungan, batita sampai dengan orang dewasa, bahkan hingga lansia, musik sudah menyatu dengan kita. Dengan musik kita bisa gembira, merasa damai sejahtera tetapi sisi berlawanannya, musik juga dapat membuat sedih dan agresif.

Kata “Dunia” dalam bahasa Yunani adalah kosmos yang berarti keteraturan, susunan yang teratur, dan hiasan. Kosmos juga berarti suatu sistem dalam alam semesta yang teratur atau harmonis, tetapi dalam Alkitab kata “kosmos” sering digunakan dalam berbagai arti khusus, yaitu sebagai berikut:

  1. Kosmos dapat berati tata cipta. Dalam bagian-bagian atau ayat-ayat dalam Injil Yohanes yang mengandung makna tata cipta, selalu berbicara tegas bahwa kosmos adalah ada yang diadakan dan bukan yang ada dengan sendirinya (Yohanes 1:3, 10; 17:5) yang adalah ciptaan Allah. Dalam hal ini kosmos yang dimaksudkan adalah dunia secara materi.
  2. Kosmos dapat berarti seluruh keberadaan, tempat yang di dalamnya manusia dilahirkan, berkaitan dengan relasi antara Allah dan manusia (Yohanes 6:14; 9:39; 18:37). Di sini lebih mengarah kepada dunia/bumi sebagai ciptaan di mana Yesus sebagai manusia datang ke dalamnya.
  3. Kosmos dapat berarti manusia, merupakan arti mayoritas dan tidak menunjuk kepada dunia secara materi (Yohanes 3:16-17; 1:29; 4:42; 6:33, dll.). Donald Gutrie mengatakan bahwa Yohanes memakai istilah kosmos dalam pengertian manusia secara umum dan bukan manusia secara individual.
  4. Kosmos dapat berarti dunia yang penuh dengan dosa yang bertentangan dengan Allah. Kosmos sebagai keterangan subjek untuk iblis atau daerah iblis penguasa dunia yang jahat ini (Yohanes 12:31; 14:30; 16:11). Kata dunia menunjukkan massa (sekelompok manusia dalam jumlah besar) yang bermusuhan atau setidaknya acuh tak acuh terhadap kebenaran dan mereka menolak menjadi pengikut Kristus (Yohanes 7:7; 16:20, 33). Kosmos yang terpisah dari Allah adalah kosmos yang berada dalam kegelapan dan jahat, bukan karena jahat pada dirinya sendiri tetapi karena dikuasai oleh roh-roh jahat, yang berarti suatu sistem yang menentang Allah secara langsung.[3]

Dari definisi kata “musik” dan “dunia” (dalam konteks tulisan ini digunakan definisi kata “dunia” dengan penekanan poin keempat dalam penjabaran definisi di atas), maka dapat didefinisikan bahwa MUSIK DUNIAWI adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur unsur-musik, yaitu irama, melodi, harmoni, struktur lagu, dan ekspresi sebagai satu kesatuan yang dikuasai oleh roh-roh jahat dengan tujuan untuk menentang Allah, baik langsung maupun tidak langsung.

Terkait dengan definisi di atas, John Piper memberi penegasan: “One of the marks of worldly music is the exultation in a worldly view of life. A worldly view of life is a life that leaves Christ out and approves of what he disapproves. Worldly isn’t a sound. Worldly is leaving Christ out. That is why it is called worldly and not Christly. Worldly and it approves of what he disapproves. It is called worldly because it treasures the world above the one who made the world.”[4]

Keberadaan musik yang tidak membawa pesan Kristus, bahkan melegalkan hal-hal yang dilarang oleh Kristus, ditambah dengan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya yang lebih “mengagungkan” dunia ini dibandingkan Kristus, serta menyuarakan pesan-pesan yang berfokus pada diri sendiri, itu jugalah musik duniawi.

B. Sejarah musik dan perkembangannya

Pada awalnya musik diperuntukkan bagi penyembahan/worship (entah kepada Tuhan atau kepada kuasa yang lebih tinggi) dan pada perkembangannya, musik ternyata digunakan juga untuk relasi kepada sesama, mengungkapkan perasaan, dsb. Jika kita melihat pada sejarahnya, abad ke-20 merupakan abad terbesar dalam perkembangan musik. Berbagai style atau genre musik bermunculan, seperti Pop, Jazz, Rock, Fusion, Metal, dan sebagainya, termasuk subgenre dari genre-genre tersebut[5]. Di Amerika, pada awal abad 20, tingkat kehidupan prostitusi, minuman keras, perjudian, gangster sangat tinggi, dan musik Jazz adalah salah satu musik yang dipakai untuk “menemani” dan “mengantar” orang-orang Amerika kepada hal-hal tersebut pada bar-bar malam di sana. Musik Jazz tidak dapat dilepaskan dari kehidupan malam tersebut. Sebagian kecil musisi-musisi Jazz Kristen menghidupi kehidupan dosa tersebut dan mati karena overdosis, bunuh diri, dsb. Contoh lain adalah musik Rock. Pada akhir tahun 1960 musik Rock telah menarik perhatian para pendengar musik di Amerika dan berkembang dengan pesat di sana. Salah satu faktor berkembangnya musik ini adalah timbulnya pemberontakan dari kalangan-kalangan muda terhadap budaya di Amerika, yang disebut sebagai kelompok Hippies di tahun 60-an, dan memang musik ini dominan didengar dan dimainkan oleh kalangan muda. Kelompok tersebut adalah kelompok yang tidak suka kepada Kekristenan, tidak peduli agama, dan budaya. Mereka mendefinisikan baik dan jahat menurut pandangan mereka sendiri.

Musik Rock tidak dapat terlepas dari unsur pemberontakan dan kebebasan, kehidupan seks dan drugs. Jazz, Rock, Rock & Roll, Latin, Fusion, Brazilian, dan sebagainya, bermula atau berkonotasi pada sesuatu yang negatif. Setiap genre adalah “akumulasi” dari elemen-elemen musik yang sebelumnya telah ada. Musik Jazz adalah perkembangan atau campuran dari Blues, Ragtime¸ Gospel. Perkembangan musik Rock yang dipopulerkan The Bea

  1. ^ Jamalus, Panduan Pengajaran Buku Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik (Jakarta: Proyek pengembangan Lembaga Pendidikan, 1988).
  2. ^ Thomas Bossius dan Andreas Hager, Religion and Popular Music in Europe (New York: I.B. Tauris & Co., 2011).
  3. ^ Donald Gutrie; Teologia Perjanjian Baru
  4. ^ John Piper, http://www.desiringgod.org/interviews/what-qualifies-as-worldly-music diunduh pada Juli 2018.
  5. ^ P. Tanner & Megill, D. W., & Gerow, M. Jazz, Ninth Edition (New York: McGraw-Hill, 2001).