Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 12 Oktober 2024 06.11 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "di bawah naungan" menjadi "di dalam naungan")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Niko Njotorahardjo-20110108.jpg

Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo di SICC, 08 Januari 2011

Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo (lahir di Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia, pada 20 Februari 1949) adalah seorang hamba Tuhan, pendeta yang bernaung di Sinode Gereja Bethel Indonesia, dan merupakan Gembala Jemaat GBI Jalan Gatot Subroto dan juga dikenal telah menelurkan album-album lagu rohani yang fenomenal di Indonesia.

Pdt Niko merupakan Bapa Rohani bagi GBI Rayon 7 yang merupakan jejaring gereja-gereja di bawah pembinaan GBI Jalan Gatot Subroto di rayon wilayah Bogor, Sukabumi, Cianjur, dan sekitarnya.

Pelayanan

Lihat pula visi pelayanan GBI Jalan Gatot Subroto yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo.

Pelayanan Pdt Niko diawali sejak tahun 1985 sebagai seorang worshipper dan ditetapkan khusus oleh Tuhan di bidang restorasi Pujian Penyembahan. Ia adalah orang pertama yang dipakai Tuhan secara sepenuh waktu dalam bidang ini di Indonesia. Tema-tema restorasi Pondok Daud menjadi pengajarannya yang mengubah dan merestorasi banyak gereja. Bahkan lagu-lagu yang diciptakan berisikan kasih, keintiman, pengharapan dan kuasa dalam hadirat Tuhan melalui Pujian Penyembahan. Rekaman dan lagu-lagu rohaninya merupakan sebuah fenomena di Indonesia sejak tahun delapan puluhan hingga awal sembilan puluhan.

Pdt Niko mulai membuka gereja di Jakarta pada tanggal 4 September 1988 dengan nama GBI Bethany Jakarta. Ibadah perdana ini terlaksana di Gedung Serbaguna, Wisma Karsa Pemuda, Senayan, yang dihadiri oleh kira-kira 400 jemaat. Sejak itu gereja Tuhan di bawah kepemimpinannya dianugerahkan Tuhan untuk terus berkembang tanpa batas sesuai visi Yesaya 54:2-3, bahkan sampai ke luar negeri.

Sejak sekitar tahun 1998, Pdt Niko mendapat visi dari Tuhan untuk memadukan Doa, Pujian, dan Penyembahan (Harp and Bowl) sebagai ujung tombak pelayanan penuaian yang berhasil. Peranannya yang signifikan dalam tubuh Kristus di Indonesia dan bangsa-bangsa, mengantarnya sebagai seorang tokoh transformasi melalui doa, pujian dan penyembahan dan pelayanan holistik.

Pada Ibadah Raya 4 Juni 2006, Chuck Pierce, seorang hamba Tuhan dari Amerika Serikat yang datang dalam rangka acara Global Day of Prayer, memberikan sebuah lukisan anak kunci kepada Pdt Niko dan mengucapkan nubuatan "Tuhan berkata bahwa Anda sedang memegang kunci penuaian untuk bangsa ini, dan penuaian akan datang melalui Healing Movement dengan cara yang baru."

Ketika Cindy Jacobs datang ke Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 2008, ia memberikan anak kunci kepada Pdt Niko. Jadi kalau Chuck Pierce memberikan lukisan anak kunci, maka Cindy Jacobs membawa anak kunci yang sesungguhnya. Dan ketika itu Cindy Jacobs menyatakan, "Anda sedang diberikan kunci untuk mengawinkan doa, pujian, dan penyembahan dengan mujizat yang kreatif". Dengan demikian, keintiman dengan Tuhan lewat doa, pujian dan penyembahan sangat diperlukan dan mempengaruhi mujizat yang kreatif.

Sejak 04 Mei 2024, Pdt Niko menjabat sebagai Kepala Divisi Pengajaran dan Penggembalaan II GBI Jalan Gatot Subroto menggantikan Pdt Dr Danny Tumiwa, SH, MTh yang meninggal pada 26 April 2024.

Latar belakang pelayanan

Tuhan memanggil Pdt Niko untuk menjadi hamba Tuhan, sebagai alat-Nya untuk merestorasi Pondok Daud. Jauh sebelum melayani sebagai Gembala, ada dua hamba Tuhan yang menyampaikan nubuatan kepada Pdt Niko:[1]

  • Pdt S Damaris
  • Pdt S Damaris adalah seorang pendeta, penginjil pertama di Indonesia, yang sudah seperti Bapa Rohani bagi Pdt Niko.

    Pdt Niko saat itu sedang dalam kondisi bangkrut dan dalam proses berat karena hanya dalam waktu dua bulan, pekerjaannya yang tadinya sukses, tiba-tiba habis sama sekali malah ditambahi hutang.

    Dalam kondisi itu, tiba-tiba Pdt Damaris datang tanpa memberitahukan terlebih dahulu ke rumah Pdt Niko dan menyampaikan bahwa Tuhan menyuruh Pdt Niko untuk full time di bidang restorasi Pondok Daud, dan memperingatkan bahwa Pdt Niko akan menjadi orang pertama di Indonesia yang full time dalam bidang ini.

    Demikian Pdt Damaris menunjukkan bahwa Tuhan telah memanggil Pdt Niko untuk melayani Tuhan sepenuh waktu di area pujian dan penyembahan, dengan tugas yang spesifik yaitu untuk merestorasi Pondok Daud. Sejak itu, Pdt Niko mulai berkeliling, memimpin penyembahan dari satu desa ke desa lain, dari satu tempat ke tempat lain. Tidak banyak orang yang mengenal pelayanannya karena hampir tidak ada orang lain yang dipanggil untuk melayani dalam kapasitas itu.

  • Pdt Schenk (Belanda)
  • Nubuatan ini kemudian dikonfirmasi oleh Pdt Schenk dari Belanda.

    Saat sedang melayani di sebuah ibadah di Surabaya, saat itu Pak Niko melayani sebagai pemimpin pujian dan mempersilakan Pdt Schenk untuk maju ke mimbar. Ketika di mimbar dan akan membuka Alkitab, Pdt Schenk tiba-tiba tidak jadi, kemudian ia lari menghampiri Pak Niko dan menumpangkan tangannya kepada Pak Niko dan bernubuat:

    "Aku menetapkan engkau untuk menjadi alat-Ku untuk membawa umat-Ku masuk ke dalam hadirat-Ku!"

    Demikian panggilan dan pengurapan Tuhan bagi Pak Niko untuk membawa jemaat masuk ke dalam hadirat Tuhan, bertemu dengan Tuhan, dan supaya jemaat hidup intim dengan Tuhan.

Awal menjadi Pendeta

Setelah melayani dalam bidang restorasi Pondok Daud melalui pujian dan penyembahan, dan pelayanannya mulai berkembang di Surabaya, ia diusulkan untuk menjadi Pendeta Pembantu (Pdp) oleh Pdt Abraham Alex Tanuseputra (saat itu dalam wadah GBI Jemaat Bethany). Namun ternyata ia ditolak untuk menjadi Pdp di Gereja Bethel Indonesia (GBI), dengan alasan pelayanannya tidak jelas.[2]

Pdt Niko sempat merasa marah pada saat itu. Kemudian GBI diberi pengertian bahwa pelayanannya merupakan suatu pelayanan yang baru dan dengan demikian merupakan pionir, sehingga akhirnya mereka menerima pelayanan Pdt Niko.

Penanaman gereja

Pdt Niko juga kemudian, dalam ketidakmengertian akan etikanya, mulai menanam gereja (church planting) dan bahkan dalam kurun waktu tahun 1996-1998 pernah menanam sampai ±200 gereja. Akibatnya, ia dimaki-maki habis oleh pendeta-pendeta dan pernah didatangi oleh Ketua Umum dan diinterogasi. Namun demikian, bila saat itu Pdt Niko mengetahui etika menanam gereja, maka dirinya akan terbatasi dan wadah pelayanannya (GBI Jalan Gatot Subroto dan seluruh rayon/cabang/rantingnya, beserta Healing Movement Ministry) tentu tidak akan seperti sekarang ini. Pdt Niko pun selama 11 tahun dalam Sidang Majelis Daerah (MD) hanya datang saat pembukaan dan penutupannya saja, untuk menghindari dimaki-maki. Pdt Niko bersaksi bahwa ia tidak pernah lupa dengan Om Ho yang selalu menguatkan dengan berkata agar jangan meladeni orang yang iri hati.[2]

Pendidikan

Pdt Niko menyelesaikan pendidikan sekulernya sebagai seorang Insinyur Pertanian pada tahun 1976 di Universitas Jember.

Pada tanggal 2 Juni 2001, Pdt Niko menerima penganugerahan gelar Honorary Doctor of Divinity in Theology dari Church of God Theological Seminary, Cleveland, Tennessee, Amerika Serikat.

Pengajaran

Restorasi Pondok Daud

Pdt Niko menyatakan bahwa Restorasi Pondok Daud adalah DNA dari GBI Jalan Gatot Subroto, dengan pengertian:

Prajurit-prajurit Tuhan yang gagah perkasa yang gaya hidupnya doa, pujian, penyembahan dalam unity siang dan malam serta melakukan kehendak Bapa pada zaman ini.
Mighty warriors of God that lead a lifestyle of pray, praise, and worship together ini unity, day and night, and do the Father's will in his generation

Pentakosta yang Ketiga

Dalam Empowered21 Asia 14-17 Mei 2013, Pdt Niko menyampaikan mengenai istilah Pentakosta yang Ketiga, sebuah kegerakan pencurahan Roh Kudus dan era penuaian jiwa terbesar dan terakhir pada akhir dari akhir zaman.

The Niko Njotorahardjo Chair for the Restoration of the Tabernacle of David

Pentecostal Theological Seminary (di dalam naungan Church of God) membentuk The Niko Njotorahardjo Chair for the Restoration of the Tabernacle of David. Chair ini diresmikan dan didedikasikan pada tanggal 28 April 2016. Restorasi Pondok Daud, yang merupakan DNA GBI Jalan Gatot Subroto dan didapatkan Pdt Niko secara profetik, diakui oleh Pentecostal Theological Seminary sebagai sebuah disiplin ilmu.[3]

French L Arrington, PhD, seorang Profesor Gerika Perjanjian Baru dan Studi Rasul Paulus, menjadi Guru Besar di badan tersebut.

Album

Album-album rohani yang dirilis oleh Pdt Niko:

  • Volume 1 - Kuasa Darah Yesus (1987)
  • Volume 2 - Kuasa Kasih Yesus (1989)
  • Volume 3 - Yesus Raja Damai (1990)
  • Volume 4 - Yesus Benteng Hidupku (1993)
  • Volume 5 - T'rima Kasih Tuhan (1998)
  • Volume 6 - HadiratMU Membawa Kesembuhan (2007)
  • Volume 7 - YESUS, Aku Percaya (2009)
  • Volume 8 - Mujizat Masih Ada (2011)
  • Volume 9 - Lord I Worship You (2017)

Referensi

Lihat pula