Pertolongan Tuhan (Pdt Ir Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 24 Juli 2013 13.26 oleh Leo (bicara | kontrib)
Lompat ke: navigasi, cari

Hanya Engkau yang patut ditinggikan, dipuji, dimuliakan, Raja di atas segala Raja, Yesus Kristus nama-Nya. Terima kasih Bapa, Engkau hadir di tengah-tengah kami memberkati setiap umat-umat-Mu yang kudus, Tuhan. Kami percaya dengan sungguh TUhan, terobosan-terobosan boleh terjadi dalam pribadi lepas pribadi, yang mengalami sakit-penyakit disembuhkan dalam nama Yesus Kristus, benteng-benteng, pintu-pintu yang tertutup dihancurkan dalam kuasa darah Yesus. Terima kasih Bapa, kami bersyukur perbuatan-perbuatan-Mu ajaib terjadi dahulu, sekarang, sampai dengan selama-lamanya. Terima kasih Tuhan, terima kasih.

Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!

Terima kasih Tuhan, tidak henti-hentinya kami menaikkan ucapan syukur karena Engkau Allah yang sungguh mengasihi kami. Berkati kami semua dalam firman-Mu yang kudus, berkati kami pada pagi hari ini, kami butuh akan pesan-pesan Tuhan. Berbicaralah kepada kami. Terima kasih Bapa, Engkau sungguh baik.

Mari kita bersama-sama merenungkan kebaikan Tuhan, kita merenungkan apa yang sudah Dia lakukan sepanjang minggu-minggu ini, sampai kita boleh masuk di dalam hari Minggu pagi ini. Apa yang sudah Dia lakukan dari hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, mari kita sama-sama merenungkan apa yang sudah Dia lakukan, kita mengingat-ingat kebaikan Dia. Terima kasih Tuhan, terima kasih. Kami melihat pertolongan-Mu, kami merasakan kasih-Mu terus menyertai kami, sekalipun kami dalam lembah kekelaman, Engkau tetap bersama-sama dengan kami. Pergumulan-pergumulan yang kami hadapi pada hari-hari yang lalu. Kami melihat tangan kuat kuasa-Mu menyertai kami. Terima kasih, terima kasih Tuhan.

Berbicaralah pada kami pada pagi hari ini, kami mau buka hati kami untuk mendengarkan pesan Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Haleluya, Amin.

Mazmur 121:1-8, perikopnya Tuhan Penjaga Israel,

Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku?
Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.
Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.
Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.
Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam.
TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu.
TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.

Saudara yang dikasihi Tuhan, ada satu hal yang Tuhan perintahkan bagi orang-orang Yahudi yang ditulis dari Kitab Keluaran. Bagaimana setiap orang Yahudi terutama laki-laki, tiga kali dalam waktu satu tahun harus menuju ke Bait Tuhan.

Dan pada waktu dulu, Bait Allah itu ada di Kota Yerusalem. Mereka paling tidak satu tahun tiga kali harus naik ke Bukit Tuhan, naik ke Bukit Sion untuk bertemu dengan Tuhan di sana. Pada hari-hari raya tertentu, mereka menuju ke sana. Pada waktu mereka naik ke Kota Yerusalem, tingginya 800 meter dari permukaan laut sehingga suatu kota yang ada di satu bukit. Nanti kalau Saudara ikut bersama-sama dengan saya pada tanggal 13 Oktober 2009, dua hari yang akan datang, kita sama-sama pergi ke Yerusalem, kita akan naik ke kota Yerusalem, satu kota yang indah luar biasa. Dan setiap kali kita ada di sana, rasanya ingin untuk kembali lagi pergi ke sana. Daerah ini cukup tinggi, kalau di sini kurang lebih seperti di Puncak yang 1000 meter dari permukaan laut.

Mereka naik dari daerah sekitar Kota Yerusalem ke atas sambil membawa korban-korban persembahan, domba, lembu, bermacam-macam. Korban yang harus dibawa adalah korban-korban yang tidak bercacat cela. Pada waktu dulu tentu tidak seperti sekarang ada jalan-jalan yang indah yang enak dilalui, dulu jalan-jalannya berbatu-batu, bukit-bukit terjal menghadang mereka pada waktu naik ke kota Yerusalem. Pada waktu sambil naik, mereka menyanyikan nyanyian ziarah. Mazmur artinya adalah mizmor yang artinya nyanyian puji-pujian pada waktu suka dan duka. Mereka menyanyikan nyanyian-nyanyian ziarah, pujian-pujian untuk Tuhan. Nyanyian ziarah itu dimulai dari Mazmur 120 sampai Mazmur 134. Ada 15 Mazmur yang dinaikkan sepanjang mereka naik ke kota Yerusalem. Empat nyanyian ziarah ditulis oleh Raja Daud (122, 124, 131, dan 133), satu oleh Salomo (127), dan sepuluh lagi oleh orang yang tidak dikenal.

Mazmur 121:1-2,

Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku?
Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.

Tentu waktu mereka naik ke Bukit Sion, tentu berat, membawa domba-lembunya, mereka berjalan tertatih-tatih, suatu perjalanan yang cukup berat. Waktu mereka ada di tengah perjalanan, mereka melepaskan pandangannya ke sekitar gunung-gunung yang ada. Daerah Israel banyak gunung-gunung. Mungkin mereka mengalami pergumulan di daerah mereka masing-masing, mereka mau bawa masalah-masalah yang ada menuju ke Bait Tuhan, mereka bersuka cita menaikkan nyanyian ziarah, karena mereka tahu bahwa sebentar lagi akan bertemu dengan Tuhan, mereka tahu ada jawaban-jawaban di dalam pergumulan-pergumulan mereka, bahwa hanyalah di dalam Tuhan, pada waktu mereka bertemu Tuhan, itu ada pertolongan untuk mereka. Bukankah ini adalah gambaran dari perjalanan orang-orang percaya, orang-orang Kristen, Saudara dan saya? Di mana Tuhan sebenarnya mau kita melakukan seperti mereka lakukan.

Ada 3 hal yang mereka lakukan yang tersirat daripada ayat-ayat tadi:

  1. Hidup kekristenan kita harus makin tinggi lagi
  2. Fokus kepada Tuhan
  3. Pertolongan hanya dari Tuhan

Hidup kekristenan kita harus makin lebih tinggi lagi

Yang pertama Tuhan minta kepada kita, seperti mereka tiga kali setahun naik ke kota Yerusalem, masuk ke Bait Tuhan, suatu tempat yang tinggi, suatu tempat di mana mereka akan bertemu dengan Tuhan, ini berbicara mengenai perjalanan orang-orang percaya setiap waktu harus naik lebih tinggi lagi.

Waktu mereka membawa domba dan lembu, perjalanannya terjal, tidak enak, rasanya capek. Beberapa bulan yang lalu, kita para pengerja yang ada di Danau Bogor Raya beramai-ramai tea walk ke Puncak. Kalau jalan naik ke atas rasanya berat, harus mengatur napas dengan baik supaya bisa sampai ke atas dengan tepat. Tapi waktu paling enak adalah waktu sudah sampai di atas, turun ke bawah. Waktu naik jalannya pelan, waktu turun jalannya cepat, karena waktu turun rasanya enak tapi waktu naik rasanya berat. Ini adalah perjalanan kekristenan, bahwa hidup kekristenan kita harus makin naik, lebih naik, dan lebih tinggi lagi. Memang berat untuk kita naik ke atas, betul-betul berat. Tapi Tuhan minta, biarpun berat kita lakukan.

Saya kembali mau tanya, untuk menjadi pelaku firman itu berat atau ringan? Berat. Tapi Tuhan minta kita lakukan. Rasanya memang berat, tapi waktu kita minta Tuhan tolong untuk menjadi pelaku firman Tuhan, pasti dalam Roh Kudus yang ada dalam hidup Saudara, dia pasti akan tolong. Tuhan mau kita melangkah satu persatu.

Salah satu firman Tuhan, mengembalikan haknya Tuhan, perpuluhan. Kalau kita sudah bisa, kita bersyukur kepada Tuhan. Saya percaya, waktu kita bisa melakukan salah satu daripada firman Tuhan, ada suatu suka cita yang besar dalam kehidupan kita. Waktu kita bisa menang, setelah bergumul sedemikian lama, lalu bisa kita lakukan, itu seperti ada sebuah sumbat yang lepas. Tapi bukan sampai itu saja, Tuhan minta dari kita lebih lagi. Tuhan minta barangkali, kamu mesti bisa berpuasa, bergumul lagi. Tapi begitu bulan ini kita bisa berpuasa, kita diminta Tuhan untuk lebih lagi. Karena fiman Tuhan katakan, kalau yang ini dilakukan, yang itu juga harus kamu lakukan. Kita lakukan satu persatu, rasanya berat, tapi semuanya membawa kepada satu tujuan yaitu bertemu dengan Tuhan Yesus Kristus, yang memberikan kita kemampuan untuk membawa kita, pribadi lepas pribadi, makin lebih tinggi dan makin lebih tinggi.

Mari kita naik ke atas makin tinggi. Kalau kita ada di lantai 5, tentu kita bisa lebih luas melihat daripada di lantai 1. Makin lebih tinggi lagi, makin luas lagi. Tapi semakin tinggi, Saudara juga semakin bisa dilihat dari bawah. Waktu Saudara hanya berdiri di lantai 1, Saudara kurang kelihatan. Tapi waktu Saudara naik di lantai 5, di lantai 10, orang bisa lihat lebih jelas lagi melihat Saudara ada di atas. Dengarkan baik Gereja Tuhan, makin Tuhan bawa kita naik ke atas, dan makin tinggi kekristenan Saudara, kita menjadi juga sasaran target Iblis. Kita menjadi sasaran Iblis, menjadi sasaran yang empuk bagi tembakan Iblis. Makin kita melakukan firman Tuhan, makin juga Iblis tidak mau untuk Saudara menjadi pelaku firman. Dia akan berusaha untuk menjatuhkan kita supaya tidak menjadi pelaku-pelaku firman. Dia coba untuk tembak kita. Untuk itu Saudara harus waspada, pada waktu kita naik dalam perjalanan bukit, dan Saudara makin tinggi, Iblis melihat dan kita ditembak. Waktu kita ditembak, kita kena, kita terluka, kita menggelinding turun sampai ke bawah, akhirnya di bawah kita mesti membereskan, memulai lagi dari sesuatu yang awal, mesti naik lagi pelan-pelan ke atas setapak demi setapak. Sampai baru seperempat perjalanan bukit itu, kena tembak lagi, jatuh menggelinding lagi ke bawah, tidak pernah sampai ke atas. Untuk itu, pelihara, jaga hidup Saudara. Makin naik ke atas, makin jadi incaran Iblis, justru kita harus makin berjaga-jaga dan makin waspada.

Tentara-tentara Israel, waktu bertempur, dan melihat bahwa kekuatan musuh itu begitu kuat, apa yang mereka lakukan? Mereka akan mencari bukit-bukit yang ada, mencari gunung-gunung, naik ke atas untuk melihat dengan bebas tentara-tentara musuh yang ada di bawah mereka. Sehingga mereka mudah memakai panah, tombak, untuk menembak dan memanah musuh-musuh di bawah. Tapi musuh-musuh itu juga tidak kehilangan akal, mereka tahu bahwa kalau orang-orang Israel ada di atas maka mereka akan mengalami kekalahan. Untuk itu para musuh ini akan coba memancing supaya tentara Israel ini turun ke bawah. Pada waktu itu, ada satu atau dua tentara Israel mungkin terpancing, rasanya panas dan kesal, mungkin diejek dan diintimidasi dari bawah. Akhirnya terpancing sampai ke bawah, dan langsung dibantai habis. Dengarkan baik Gereja Tuhan, kita sudah mulai naik ke Bukit Sion, artinya kekristenan Saudara sudah makin hari makin tinggi. Jangan sampai terjebak oleh Iblis. Jangan sampai terjebak oleh segala jebakan Iblis. Jangan sampai teriming-imingi oleh Iblis dan akibatnya Saudara akan turun gunung. Waktu Saudara turun gunung, ketemu dengan musuh yang ada di bawah yang memang memancing Saudara turun, akhirnya akan dibantai.

Kalau kita sudah ada di atas, jangan mendengarkan atau meladeni orang-orang yang dalam strategi Iblis untuk memancing kita turun ke bawah. Bukan levelnya lagi bagi kita untuk meladeni hal-hal yang tidak alkitabiah, yang memancing kerohanian kita turun. Tapi kita mau makin naik dan makin naik lagi, karena Tuhan Yesus menunggu kita di Bukit Sion. Saudara, ayo kita makin naik, rasanya berat, tapi waktu kita makin naik, Tuhan tunggu kita di bukit atas, Bukit Sion, dengan Mahkota Kehidupan, yaitu memberikan kita kehidupan kekal bersama-sama dengan dia. Jangan pernah mau turun, tetapi ini adalah perjalanan kekristenan di mana kita makin naik dan makin tinggi dan makin tinggi.

Jadi yang pertama, ini adalah satu gambaran dari perjalanan orang-orang Kristen, di mana hidup kekristenan kita harus makin tinggi lagi.

Fokus kepada Tuhan

Mazmur 121:1,

Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku?

Saudara yang dikasihi Tuhan, orang-orang Israel dalam perjalanan mungkin dia ingat masalah yang dihadapi. Tapi dia nyanyikan nyanyian ziarah dengan suka cita. Karena dia tahu, sebentar lagi dia tahu akan bertemu dengan Tuhan, dia tahu sebentar lagi dia akan dapat pertolongan, dia lepaskan pandangannya ke daerah gunung-gunung itu, dari manakah akan datang pertolonganku?. Saudara, mari kita fokus kepada Tuhan. Gunung-gunung bisa berbicara mengenai persoalan kita, masalah-masalah yang kita hadapi. Mereka melayangkan pandangannya ke gunung-gunung. Di antara masalah-masalah yang kita hadapi, kita mencari pertolongan.

Suatu waktu, Abram dan Lot sama-sama berkembang dan makin kaya. Tempat mereka berdua, makin lama makin kecil. Dan rupanya pegawai keduanya ribut karena tempatnya kekecilan. Lalu Abram tahu harus berpisah, lalu dia panggil Lot, karena keduanya adalah kerabat tidak baik ribut. Sebagai orang Kristen, kalau ada yang bertengkar keluarga lepas keluarga, suami-istri bertengkar, segera bertobat dalam nama Yesus Kristus.

Tidak baik sebagai orang Kristen kita ribut terus, suami-istri ribut, anak-anak dengan orang tua ribut, gembala dengan jemaat, jemaat dengan jemaat ribut terus, tidak jadi contoh yang baik. Abram berkata, lebih baik berpisah supaya tidak bertengkar. Kalau Lot ke kiri, Abram ke kanan. Abram memberi priviledge kepada Lot untuk memilih, mempersilakan Lot untuk mengambil wilayah duluan, nanti baru Abram sisanya. Ternyata Lot salah.

Kejadian 13:10,

Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. --Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. --

Rupanya Lot salah, waktu diberi kesempatan, dia melayangkan pandangannya ke Lembah Yordan, ternyata di lembah itu banyak airnya. Dia hanya melihat hal-hal yang jasmani saja, hal-hal yang berkat saja yang dilihatnya. Di ayat-ayat selanjutnya, keluarga Lot menjadi keluarga yang berantakan, karena dia salah melayangkan pandangannya. Saudara yang dikasihi Tuhan, Abram memberi kesempatan padahal dia lebih tua, lebih kaya, yang membuat Lot kaya itu adalah Abram. Tapi Abram mau mengalah lebih dulu. Saudara, ternyata mengalah itu indah.

Memang Abram mengalah, tapi ternyata dia mengalami berkat dan pertolongan Tuhan. Mungkin hari-hari ini kita ada pergumulan, rasanya kita tidak mau kalah, logika manusia berkata bahwa kita tidak boleh kalah. Tapi coba Saudara lakukan seperti Abram lakukan, maka seperti Abram mengalah, seperti Yesus mengalah, bahkan seperti firman-Nya katakan, "kalau ditampar pipi kiri, beri yang kanan," maka kita akan melihat ke depan bagaimana justru kita akan diberkati.

Saudara coba, mungkin sekian lama sudah bergumul dan mungkin tidak ada jawaban. Hari ini Saudara coba, bagaimana pada waktu kita melakukan kebenaran firman Tuhan, kita mau naik lebih tinggi lagi dalam perjalanan kekristenan kita, justru itu di situ adalah kunci untuk kita mengalami berkat Tuhan. Ini justru adalah kunci mengalami berkat Tuhan! Sementara Abram mengalami berkat Tuhan, Lot salah melayangkan pandangannya melihat kepada hal-hal yang jasmani.

Kalau Saudara datang ke ibadah, ke gereja, kita mau ketemu Tuhan atau fokusnya sama Pendeta? Gereja di tempat ini, sudah dari awal punya kebiasaan untuk tidak mengumumkan pengkhotbah dalam ibadah raya. Kita belajar sama-sama, supaya kita kalau datang ke ibadah, nomor satu bukan cari pendeta, tapi nomor satu cari Tuhan. Tapi kalau tidak, kita cari manusia. Saya bertobat. Dulu saya fokus pada manusia, saya lihat pendetanya baru saya datang. Tapi seringkali juga saya mengalami kecewa, ternyata diumumkan pendeta ini, ternyata dia tidak datang. Akhirnya saya belajar sesuatu, siapapun juga yang sudah diberi otoritas untuk menyampaikan firman Tuhan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, saya belajar, biarpun dia pendeta, hamba Tuhan sederhana sekalipun, orang muda sekalipun, tapi pada waktu sebelum saya mendengarkan firman Tuhan, saya berdoa, "Tuhan, berbicaralah, berikan pesan untuk diriku, untuk apa yang menjadi kebutuhanku." Maka waktu Saudara berdoa demikian, dan Saudara mendengarkan dengan baik apa yang menjadi pesan Tuhan, biarpun Saudara lihat, sederhana, muda sekalipun, menurut pandangan manusia tidak ada harganya, tapi pada waktu dia menyampaikan firman Tuhan di dalam nama Yesus Kristus dan Saudara membuka pintu hati Saudara, buka di dalam doa untuk mendengarkan pesan-pesan apa yang berguna bagi Saudara dari Tuhan, maka kita akan mendapat! Saya mendapat! Biarpun orangnya sederhana, dari sekian banyak 40 menit dia khotbah, saya tangkap ada suatu pesan, ada sesuatu yang mengingatkan saya, terima kasih Tuhan. Sehingga waktu kita mendapatkan ini, kita pulang dari tempat ini, siapapun yang khotbah kita tetap bersuka cita karena berkat Tuhan sudah kita terima. Kita pulang dengan suka cita, jangan sampai di rumah kita tidak ingat siapa yang khotbah. Kita lupa karena kita lihat manusia. Atau kita pulang kecewa karena pendeta yang kita harapkan tidak datang. Saudara yang dikasihi Tuhan, jangan kita cari manusia, tapi ke manapun juga, ke ibadah manapun juga, kita nomor satu cari Tuhan. Juga waktu pendeta berkhotbah, karena mentang-mentang mungkin kita tidak suka, kita juga ikut khotbah juga di tempat duduk.

Jadi kalau Saudara melayangkan pandangan, pergi ke ibadah, nomor satu Saudara harus cari Tuhan. Waktu Lot melayangkan matanya, ternyata dia lihat hal yang jasmani dan keluarganya mengalami keterpurukan. Pada waktu kita naik ke atas, waktu orang-orang Israel naik ke atas, mereka melayangkan pandangannya. Mereka, para pemazmur ini, sudah tahu dari mana pertolongannya. Mereka tahu justru di antara gunung-gunung yang ada, di antara masalah-masalah yang ada, justru akan datang pertolongan untuk kita. Saudara seringkali kita melihat untuk mencari pertolongan untuk masalah kita, kita melihat terlalu jauh. Tapi sebenarnya pertolongan kita tidak jauh, Dia ada di sebelah Saudara, bahkan ada di dalam hidup Saudara pribadi lepas pribadi, yaitu hanya di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Mari Saudara layangkan pandangan Saudara, tapi Saudara fokus pada satu titik.

Beriman dan berdamai

Mazmur 121:2,

Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.

Ada satu orang datang kepada saya, dia berkata, "Pak, apa benar masih ada mujizat Tuhan sampai dengan hari ini? Bukankah mujizat Tuhan itu yang dulu saja, 2000 tahun yang lalu?"

Dengarkan baik apa yang Ibrani katakan, Ibrani 13:8, Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. Halelulya! Katakan, "pertolonganku hanya dalam nama Yesus Kristus!"

Orang ini sudah pahit, dia bilang sudah tidak ada lagi mujizat, waktu dulu saja 2000 tahun yang lalu. Itu semua adalah tipuan daripada Iblis karena Tuhan melakukan mujizat dari dulu, sekarang, sampai selama-lamanya. Dia adalah Allah kita yang tidak pernah berubah. Saudara, apa yang menjadi pergumulan Saudara? Kalau hari-hari ini Saudara mungkin bergumul untuk kesembuhan, sakit-penyakit, kesembuhan finansial, persoalan-persoalan rumah tangga, persoalan-persoalan di dalam bisnis Saudara, persoalan-persoalan di dalam sakit-penyakit Saudara.

Dengarkan baik, yang pertama, miliki antusiasme, artinya semangat, untuk kita datang kepada Tuhan Yesus Kristus. Seperti orang-orang Israel, di dalam masalah, biarpun berat, mereka tahu, pada waktu nanti bertemu dengan Tuhan, ada pertolongan daripada Tuhan. Saudara jangan patah semangat, pada waktu patah semangat kita sudah mengalami kekalahan. Tetapi pada waktu kita memiliki semangat, kita memiliki roh yang menyala-nyala untuk bertemu dengan Tuhan. Itu berarti 50%, sebagian besar, setengah bagian dari persoalan Saudara, itu sudah Saudara menangkan! Kita sudah mengalami kemenangan!

Lalu Saudara mulai melangkah dengan penuh semangat, dengan iman percaya, bahwa hanya dengan bilur-bilur Yesus, hanya dengan kuasa Yesus, kesembuhan itu boleh terjadi. Kita mau mulai melangkah, dan Saudara imani dengan sungguh bahwa mujizat dan kesembuhan itu tetap terjadi sampai dengan hari ini. Tapi perlu saya ingatkan, ada satu perkara, Matius 5:23-24, Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Saudara, garis bawahi ayat 24, kata "berdamai". Ini kata kunci untuk kita boleh mengalami terobosan-terobosan yang dahsyat dalam kehidupan.

Kita nomor satu tentu berdamai dengan Tuhan. Sebentar kita masuk dalam perjamuan kudus, waktu kita tidak berdamai dengan Tuhan, kita tidak membereskan segala masalah-masalah dosa kita, segala hal-hal yang melanggar firman Tuhan, Saudara tidak akan dapat berkat dari perjamuan kudus, bahkan kutuk yang akan menimpa hidup Saudara. Untuk itu Saudara harus berdamai, nomor satu dengan Tuhan. Renungkan pribadi lepas pribadi, apakah pribadi kita sudah berdamai dengan Tuhan atau belum? Kalau belum, kembali kita bertobat. Itu kata kuncinya. Bulan Oktober berbicara mengenai bulan di mana berkat Tuhan dilimpahkan lebih lagi dan lebih lagi. Yoel 2 berbicara mengenai berkat dan juga mengenai pertobatan. Diberkatilah orang yang bertobat. Mungkin Saudara sudah terlalu jauh, kembali. Saya mau bawa Saudara kembali kepada kebenaran firman Tuhan, Saudara berdamai dengan Tuhan.

Lalu yang kedua, Saudara berdamai dengan sesama, dengan istri, suami, keluarga, sesama, musuh Saudara. Pada waktu Saudara melakukan ini, maka kita melihat benar-benar Allah kita, Yesus Kristus, tidak pernah berubah dahulu, sekarang, sampai dengan selama-lamanya, Dia tetap sanggup melakukan mujizat yang besar di dalam hidup Saudara pribadi lepas pribadi. Dia sanggup menyembuhkan Saudara, Dia sanggup melakukan terobosan-terobosan yang dahsyat bagi kehidupan keluarga, kehidupan pekerjaan dan usaha Saudara. Tapi kata kuncinya, ayo kita garis bawah, "berdamai".

Saudara mau berdamai dengan Tuhan dan sesama? Supaya berkat Tuhan benar-benar terjadi di dalam kehidupan kita.

Orang-orang Israel pada waktu naik dan mengalami suatu ganjalan, mereka tahu harus berdamai satu dengan yang lain. Ini adalah firman Tuhan yang Tuhan ingatkan. Kalau kita mau bawa persembahan, kalau kita mau mengalami pertolongan Tuhan, kalau kita mau memberikan korban untuk Tuhan, kalau Saudara mau pergi beribadah, supaya ibadah Saudara, doa Saudara menjadi doa yang manjur dan mantap di hadapan Tuhan, dan Tuhan menolong kita dengan dahsyat, ayo kita buka dulu perdamaian, dengan Tuhan dan sesama. Dan kita akan diberkati oleh Tuhan.

Penutup

Perjalanan kekristenan adalah perjalanan mendaki puncak bukit. Mendaki puncak bukit Sion di mana Tuhan menunggu di puncak bukit itu. Dia menunggu dengan mahkota kehidupan. Memang kita tahu perjalanan ini adalah perjalanan yang berat, tapi Tuhan sudah memberikan kita penolong, yaitu Roh Kudus yang ada di dalam kehidupan kita pribadi lepas pribadi. Dia sungguh akan menolong kita pada waktu kita mau untuk hidup kekristenan kita makin hari makin lebih tinggi. Makin hari kita makin lebih lagi menjadi pelaku firman. Makin lagi hidup kita mengeluarkan buah roh. Dalam perjalanan, ada banyak masalah yang menghadang kita, ada banyak persoalan yang menghadang kita, tapi justru di tengah-tengah gunung persoalan yang ada, di situlah ada pertolongan Tuhan.

Tapi kita jangan salah untuk melayangkan pandangan kita, tapi biar tetap fokuskan, pertolongan kita hanya dari Tuhan. Jangan mencari pertolongan yang lain, karena itu akan menjadi sia-sia.

Tuhan berpesan kepada kita, kuatkan dan teguhkan hatimu, jangan menyimpang ke kanan dan ke kiri, perkatakanlah firman-Ku. Terima kasih Tuhan. Dan dengarkan baik Gereja Tuhan, pertolongan kita hanya dalam satu nama, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Jangan pernah ragu! Dia tidak pernah berubah dahulu, sekarang, sampai dengan selama-lamanya. Dia tetap Allah yang mengasihi kita, Dia tetap Allah yang sanggup melakukan banyak mujizat yang ajaib dalam hidup kita.

Mari, sebelum kita masuk lebih lagi, Tuhan sudah ingatkan dari kata berdamai, mari kita berdamai dengan Tuhan, kita berdamai dengan sesama, karena itu adalah perintah dari Dia, untuk mengasihi Tuhan Allah kita dan juga mengasihi sesama manusia seperti kita mengasihi diri kita sendiri.

Sumber

  • Transkripsi khotbah:
    Pdt Ir Sutadi Rusli. "Naik lebih tinggi lagi". GBI Danau Bogor Raya. 11 Oktober 2009. Ibadah Raya I.