Menyelesaikan Amanat Agung (Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 19 September 2022 21.47 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "== Video == {{ videoclip" menjadi "{{ videoclip | title=Video | headingno=2")
Lompat ke: navigasi, cari

Pada waktu Tuhan Yesus ditanya oleh murid-murid-Nya tentang tanda kedatangan-Nya dan tanda kesudahan dunia ini, Tuhan Yesus menjawab dalam Lukas 21:11 bahwa salah satunya adalah penyakit sampar.

Pada waktu Tuhan Yesus ditanya oleh murid-murid-Nya tentang tanda kedatangan-Nya dan tanda kesudahan dunia ini, Tuhan Yesus menjawab dalam Lukas 21:11 bahwa salah satunya adalah penyakit sampar. Sampar dapat diartikan sebagai pandemi. Jadi COVID-19 ini adalah salah satu tanda dari kedatangan Tuhan Yesus kembali dan tanda kesudahan dunia ini.

Selain itu, Tuhan Yesus menjawab dari Matius 24:14 yang berkata,

“Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.”

Tuhan Yesus pasti datang kembali, yang percaya katakan: "Amin!" Karena itu Dia memberikan Amanat Agung kepada kita yaitu agar kita pergi dan menjadikan semua bangsa itu murid Tuhan Yesus. Hal ini berarti terjadinya penuaian jiwa besar-besaran sebelum Tuhan Yesus datang kembali.

Sekarang kita akan melihat bagaimana proses untuk menyelesaikan Amanat Agung atau proses penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang kembali.

Menyelesaikan Amanat Agung tidak bisa dilakukan dengan kekuatan sendiri. Karena itu pesan terakhir Tuhan Yesus sebelum naik ke sorga kepada murid-murid-Nya, yang juga berarti kepada kita semua dalam Kisah Para Rasul 1:8,

Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.

Jadi untuk menyelesaikan Amanat Agung kita harus menerima kuasa dari Roh Kudus yang turun ke atas kita.

Setelah itu, dengan disaksikan para murid-Nya, Tuhan Yesus naik ke sorga. Setelah Tuhan Yesus naik ke sorga, 120 murid Tuhan Yesus berkumpul di kamar loteng Yerusalem. Mereka melakukan ini karena Tuhan Yesus memerintahkan agar mereka tidak meninggalkan kota Yerusalem sebelum diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi. Tuhan Yesus berkata,

Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.

Apa yang dilakukan 120 murid di kamar loteng? Alkitab berkata bahwa mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, artinya mereka berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam unity, siang dan malam. Ini adalah prinsip Restorasi Pondok Daud. Ini adalah prinsip Menara Doa.

Setelah 10 hari mereka melakukan hal itu, pada hari raya Pentakosta, tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Itu adalah bahasa roh. Jadi tanda awal orang yang dibaptis dengan Roh Kudus adalah mereka akan berbahasa roh.

Apa yang terjadi setelah murid-murid Tuhan Yesus dipenuhi dengan Roh Kudus?

  1. Petrus berkhotbah sekitar 5 menit dan kira-kira 3.000 orang bertobat dan dibaptis
  2. Wow! Petrus berkhotbah dengan kuasa Roh Kudus. Pada zaman itu populasi penduduk dunia sekitar 255 juta orang. Sekarang penduduk dunia sekitar 7,8 milyar. Jadi 3.000 orang yang bertobat dan dibaptis pada waktu itu setara dengan sekitar 91.000 orang pada saat ini. Saya percaya hal ini juga bisa terjadi saat ini.

  3. Mereka dipakai untuk menyatakan tanda-tanda dan mujizat, sehingga banyak orang yang bertobat
    • Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang lumpuh sejak lahir.
    • Bayangan Petrus bisa menyembuhkan orang sakit.
    • Saputangan atau kain yang pernah dipakai Paulus jika diletakkan pada orang sakit atau dirasuk setan, maka orang itu akan sembuh.

    Dalam Markus 16:15-18, Tuhan Yesus berkata bahwa kalau kita pergi untuk memberitakan Injil maka tanda-tanda dan mujizat akan menyertai kita. Sejak tahun 2006 saya diperintahkan oleh Tuhan untuk mengadakan Kebaktian Kesembuhan Ilahi. Selama 13 tahun, saya sudah mengadakan 318 kali Kebaktian Kesembuhan Ilahi. Setiap kali saya berkhotbah pasti saya memberitakan Injil. Tanda-tanda dan mujizat terjadi. Saya diijinkan Tuhan untuk melihat dan mengalami mujizat seperti yang dilakukan oleh Tuhan Yesus 2000 tahun yang lalu.

  4. Cara hidup murid-murid berubah, sehingga banyak orang yang bertobat
    • Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan
    • Ini bisa diartikan mereka suka membaca Alkitab. Mazmur 119:105 berkata,
      “Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”

      Kalau kita suka membaca Alkitab, itu akan menuntun jalan hidup kita; hidup benar sesuai dengan firman Tuhan. Kita akan menjadi orang yang berintegritas. Dan itu akan membuat orang lain bertobat.

    • Mereka selalu berkumpul memecahkan roti dan berdoa
    • Ini bisa dikatakan mereka hidup dalam unity dan suka berdoa.

      Hari-hari ini saya melihat melalui Menara Doa, bahwa ada doa, pujian dan penyembahan dalam unity siang dan malam. Saya melihat melalui Third Pentecost Azusa Street Prayer Tower, ada doa yang bertalu-talu untuk pencurahan Roh Kudus yang dahsyat melalui Pentakosta Ketiga.

      Saya percaya kalau Tuhan sudah berikan kepada kita beban untuk berdoa seperti ini, maka ini merupakan tanda bahwa Pentakosta Ketiga yang dahsyat akan turun dan akan terjadi penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang kembali. Saya juga percaya Pentakosta Ketiga akan membangkitkan Generasi Yeremia, yaitu anak-anak muda yang dipenuhi Roh Kudus, cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap dosa dan akan memenangkan banyak jiwa.

    • Mereka suka memberi sehingga tidak ada yang berkekurangan
    • Dalam kondisi krisis ekonomi akibat pandemi dan juga perang, hari-hari ini justru Tuhan Yesus menghendaki agar kita suka memberi. Alkitab berkata adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima. Lukas 6:38 berkata,
      “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
    • Mereka selalu bergembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah
    • Hidup dengan tulus hati artinya hidup sebagai orang yang berintegritas.

Jadi perubahan-perubahan yang terjadi dalam cara hidup jemaat yang membuat banyak orang bertobat, adalah:

  1. Mereka suka membaca Alkitab
  2. Mereka suka berdoa
  3. Mereka hidup dalam unity
  4. Mereka suka memberi
  5. Mereka suka memuji Allah dan bergembira, tulus hati atau hidup berintegritas. Dikatakan bahwa mereka disukai semua orang dan tiap-tiap hari jumlah orang yang diselamatkan bertambah. Haleluya!

Nyanyi:
Firman-Mu, p'lita bagi kakiku
Terang bagi jalanku

Waktu ku bimbang
Dan hilang jalanku
Tetaplah Kau di sisiku

Dan takkan ku takut
Asal Kau di dekatku
Besertaku selamanya

Firman-Mu, p'lita bagi kakiku
Terang bagi jalanku

Coda
Terang bagi jalanku
Terang bagi jalanku

Saya percaya mereka menganggap bahwa pola penuaian jiwa hanya seperti itu. Mereka sebagai orang-orang percaya, hidup dalam zona nyaman. Mereka biasa berkumpul dalam unity sambil membaca Alkitab, berdoa dan memuji Tuhan dengan sukacita, tidak ada yang berkekurangan. Wow… siapa yang tidak mau menjadi orang Kristen.

Tetapi ternyata supaya penuaian jiwa bertambah besar, Tuhan izinkan proses berikutnya terjadi, yaitu aniaya menimpa jemaat di Yerusalem. Selain rasul-rasul maka mereka harus lari meninggalkan Yerusalem. Mereka pergi ke Yudea dan Samaria sambil memberitakan Injil. Jadi kalau tadinya penuaian jiwa hanya terjadi di Yerusalem saja, sekarang menyebar ke seluruh Yudea dan Samaria dan pola penuaian jiwa yang seperti ini masih terjadi sampai hari ini.

Catatan sejarah Gereja selama berabad-abad menunjukkan bahwa semakin Gereja ditekan, justru Injil semakin menyebar dan diberitakan ke mana-mana. Karena itu Tuhan izinkan hari-hari ini penderitaan, aniaya, itu terjadi di antara orang-orang percaya supaya terjadi penuaian jiwa yang lebih besar.

Saya percaya melalui masa pandemi COVID-19 yang membuat kita tidak nyaman, kita banyak mengalami tekanan-tekanan: ada yang mengalami sakit, bahkan ada yang meninggal, tetapi justru ini akan mempersiapkan penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir dalam era Pentakosta Ketiga ini sebelum Tuhan Yesus datang kembali.

Pola penuaian

Ternyata pola penuaian yang terjadi di atas belum menyelesaikan rencana Tuhan, karena selain penuaian jiwa harus terjadi di Yerusalem, seluruh Yudea dan Samaria, tetapi juga harus sampai ke ujung bumi. Tuhan mempunyai cara untuk membuat penuaian jiwa itu sampai ke ujung bumi yaitu dengan terjadinya perubahan paradigma dalam pelayanan.

Selama ini pengertian tentang keselamatan hanya untuk orang-orang Yahudi saja. Tetapi melalui peristiwa Kornelius, di mana Petrus diutus oleh Tuhan untuk mendatangi Kornelius yang bukan orang Yahudi, untuk memberitakan jalan keselamatan, akhirnya mereka mengerti bahwa ternyata keselamatan bukan hanya untuk orang-orang Yahudi saja tetapi untuk semua bangsa. Dan ini mengakibatkan terjadinya penuaian jiwa besar-besaran. Haleluya!

Jadi mereka tidak hanya mengabarkan Injil di Yerusalem, Yudea dan Samaria saja, tetapi sekarang mereka, termasuk kita juga pergi ke seluruh dunia.

Proses perubahan paradigma dalam pelayanan itu tidak mudah. Petrus harus diyakinkan oleh Tuhan: kalau Tuhan berkata halal, jangan kamu berkata haram.

Orang-orang yang bukan Yahudi adalah haram di mata orang Yahudi. Proses itu masih terus berlanjut untuk memberikan pengertian kepada orang-orang Yahudi, golongan bersunat dan juga orang-orang Farisi yang sudah bertobat. Mereka mempertahankan pendapat bahwa orang yang bukan Yahudi yang percaya kepada Tuhan Yesus, harus disunat, dan diwajibkan mengikuti hukum-hukum Musa. Tetapi melalui sidang di Yerusalem, akhirnya mereka mengerti dan bisa menerima bahwa keselamatan bukan hanya untuk orang-orang Yahudi saja, tetapi untuk semua bangsa. Katakan: "Amin!"

Nyanyi:
Dengarlah doaku, ya Tuhan doaku
Biar semua suku bangsa, datang menyembah-Mu

Yesus, Yesus mulia nama-Mu
Yesus, Yesus mulia nama-Mu

Coda
Mulia nama-Mu, Mulia nama-Mu

Tema untuk tahun 2022 adalah Tahun Paradigma yang Baru. Di sini Tuhan mengingatkan bahwa untuk menyelesaikan Amanat Agung, kita akan dituntun oleh Roh Kudus untuk menggunakan paradigma yang baru atau cara-cara yang baru.

Pada awal pelayanan saya, saya termasuk salah seorang yang dipakai oleh Tuhan untuk melakukan paradigma yang baru dalam pelayanan untuk menyelesaikan Amanat Agung.

Sebagai contoh: Dalam hal membuka gereja baru, dalam hal cara ibadah dengan doa, pujian dan penyembahan, dalam hal tempat ibadah yang dilakukan bukan di Gedung gereja dan lain lainnya, semua itu selalu diawali dengan pro dan kontra, sama dengan yang terjadi pada waktu zaman Kisah Para Rasul tadi.

Pencurahan Roh Kudus yang dahsyat

Pada tahun 2009, Tuhan berbicara kepada saya bahwa Tuhan akan mencurahkan Roh Kudus, sehingga akan terjadi pencurahan Roh Kudus yang dahsyat.

Pada saat Roh Kudus dicurahkan akan terjadi peristiwa seperti yang terdapat dalam Yoel 2:28-32. Di sini disebutkan bahwa pada saat Roh Kudus dicurahkan akan terjadi 3 tanda:

  1. Anak-anak, pemuda, dan orang tua akan dipakai oleh Tuhan secara luar biasa (ayat 28-29)
  2. Akan terjadi mujizat yang luar biasa (ayat 30)
  3. Akan terjadi goncangan-goncangan yang dahsyat (ayat 31)

Dengan adanya tiga tanda ini, maka Yoel 2:32 akan digenapi. Akan banyak orang yang berseru kepada nama Tuhan dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Ini berarti akan terjadi penuaian jiwa yang besar.

Sejak tahun 2009, hampir di setiap khotbah, saya selalu mengingatkan tentang goncangan-goncangan ini. Dan ini terjadi hampir sekitar 10 tahun. Siapa mengira bahwa yang disebut dengan goncangan ini adalah pandemi COVID-19, di mana di Indonesia dimulai tanggal 2 Maret 2020. Kita melihat selama ini bahwa dengan adanya pandemi COVID-19 ini, telah terjadi perubahan paradigma di dalam pelayanan. Pelayanan secara online terbukti merupakan alat untuk mempercepat penyelesaian Amanat Agung, yaitu dengan semakin cepat dan banyaknya orang yang mendengar dan mengenal Injil Kerajaan Allah.

Hari-hari ini kita sedang memasuki masa penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang kembali. Pencurahan Roh Kudus yang dahsyat dari Pentakosta Ketiga sedang terjadi.

Hal ini seperti yang saya katakan pada waktu ulang tahun World Prayer Assembly (WPA) ke-10 di SICC lantai 11 pada tanggal 17-19 Mei 2022 yang lalu. Tuhan berkata bahwa hari ulang tahun WPA yang ke-10 ini merupakan gong dimulainya pencurahan Roh Kudus yang dahsyat dari Pentakosta Ketiga. Dan hal ini dikonfirmasikan juga oleh hamba-hamba Tuhan lainnya.

Hari-hari ini ada tiga hal yang harus kita lakukan.

  1. Kita harus terus memperkatakan perkataan Tuhan Yesus dalam Markus 4:29 yang Tuhan berikan kepada saya pada waktu saya berulang tahun yaitu bahwa musim menuai sudah tiba. Sebab musim menuai sudah tiba.
  2. Kita harus lebih banyak berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam unity siang dan malam. Hal ini bisa diartikan juga bahwa kita harus banyak masuk dalam Menara Doa.
  3. Kita harus mempersiapkan pelayanan-pelayanan untuk menyelesaikan Amanat Agung.

Maranatha! Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Nyanyi:
All my life You have been faithful
All my life You have been so, so good
With every breath that I am able
I will sing of the goodness of God

Video