Angpau (Pdt Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 16 September 2022 14.38 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
Lompat ke: navigasi, cari

Shalom dan selamat pagi semuanya, Tuhan pasti berkati Saudara sepanjang hari-hari ini. Saudara yang dikasihi Tuhan, pada tanggal 1 Februari beberapa minggu yang lampau banyak orang-orang merayakan tahun baru Imlek.

Shalom dan selamat pagi semuanya, Tuhan pasti berkati Saudara sepanjang hari-hari ini. Saudara yang dikasihi Tuhan, pada tanggal 1 Februari beberapa minggu yang lampau banyak orang-orang merayakan tahun baru Imlek.

Lalu ada satu tradisi atau kebiasaan yang perlu kita juga sama-sama simak secara kebenaran Firman Tuhan. Yaitu berbicara mengenai saling memberi angpao. Jika Saudara lihat angpao, selain daripada amplopnya berwarna merah juga di dalamnya ada uang. Lalu mereka saling membagikan satu dengan yang lain. Saudara yang dikasihi Tuhan, ini adalah suatu kebiasaan yang berjalan begitu lama, mungkin ratusan tahun yang lalu, dan ini menjadi satu tradisi. Kita perlu melihat sesuatu yang indah dari satu spirit saling memberi satu dengan yang lain.

#1 Uang

Yang pertama selain daripada amplop, ada uang. Mungkin di dalamnya ada yang 10.000, 1.000, 2.000. Tuhan pesan kepada kita yang pertama berbicara mengenai uang. Kata-katanya pendek, empat huruf u-a-n-g. Tetapi dampak yang ditimbulkan dari satu kata yang pendek ini atau uang itu begitu besar. Sehingga Tuhan ingatkan kepada kita mamon atau Allah. Kita mau menyembah mamon atau mau menyembah Allah. Ini yang perlu kita sikapi dari tahun paradigma yang baru ini.

  1. Orang muda yang kaya
  2. Saudara yang dikasihi Tuhan saya mau cerita dari satu kisah yaitu dari Matius 19:21-22. Berbicara mengenai seorang muda yang kaya. Jadi orang muda ini datang kepada Tuhan Yesus lalu bertanya kepada Tuhan Yesus. “Guru apalagi yang harus aku perbuat supaya aku memiliki hidup yang sempurna.” Tuhan katakan “Kamu jangan membunuh, jangan berzinah, hormati orang tuamu, kamu harus saling mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Lalu dia katakan “Semuanya sudah selesai.” Luar biasa, orang muda yang kaya ini semuanya sudah selesai, bahkan sampai dia berkata “Apa lagi yang kurang?”.

    Jika saya pikir-pikir orang muda ini sangat berani sampai dia menantang. Ingat cerita dari Petrus waktu dia datang kepada Tuhan dalam Matius 18:21 “Tuhan berapa kali aku harus mengampuni, tujuh kali?”. Tetapi Tuhan berkata “Bukan tujuh kali tetapi tujuh kali tujuh kali.” Orang muda maupun Petrus berpikir apa yang sudah dia lakukan itu sesuatu yang hebat. Sesuatu yang dahsyat. Tetapi Tuhan berkata kepada anak muda ini dalam Matius 19:21-22,

    Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.
  3. Zakheus
  4. Satu waktu Tuhan Yesus sampai ke satu kota nama kota itu adalah Yerikho. Orang-orang datang mau bertemu dengan Tuhan Yesus dan ternyata ada satu orang yaitu seorang pemungut cukai sampai naik ke atas pohon. Hendak berjumpa dengan Tuhan. Tuhan Yesus lihat dan meminta Zakheus untuk turun. Tuhan mau makan di rumahnya. Pada waktu itu orang-orang semuanya heran tentu melihatnya. Zakheus ini seorang pemungut cukai, Tuhan mau mampir ke rumahnya.

    Lukas 19:8,

    Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."

Itu dua peristiwa yang kita sama-sama sudah dengar dan sudah sama-sama baca. Saudara yang dikasihi Tuhan jika kita lihat ada dua macam orang percaya.

1 Timotius 6:10,

Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Orang muda yang kaya adalah model yang pertama. Dia cinta kepada uang dan hartanya.

Amsal 11:25,

Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.

Saudara yang dikasihi Tuhan kita berada dalam tahun paradigma yang baru. Cara kita memandang, melihat, memiliki sesuatu pandangan sesuai dengan yang Tuhan mau. Menurut Saudara, diantara dua tadi orang muda yang kaya dan Zakheus siapa yang memiliki paradigma yang baru terhadap uang?

Tentu Zakheus adalah orang yang memiliki paradigma yang baru terhadap uang!

Saudara saya dan Saudara kita harus memiliki paradigma yang baru terhadap uang. Memang kita perlu uang, kita perlu bayar ini dan itu. Tetapi Tuhan ingatkan kepada kita jangan kita menjadi hamba uang. Jika kita menjadi hamba uang kita diperintah oleh uang dan akhirnya hidup kita menjadi hidup yang konyol, karena kita menjadikan uang itu tuhan di atas kita. Tapi mulai pagi hari ini jadikan uang menjadi hamba kita. Mulai pagi hari ini jadikan uang menjadi hamba kita, kita yang perintah. Ayo kamu pergi ke sana, aku mau memberi. Jangan dibalik Saudara yang dikasihi Tuhan. Hati-hati.

Uang itu tulisannya pendek, u-a-n-g, 4 huruf. Tapi dampaknya luar biasa, akar segala kejahatan adalah cinta akan uang. Uangnya tidak salah, tetapi cintanya akan uang yang berbahaya. Mari kita lepaskan cinta uang, kita lepaskan jika tuan dari pada kita adalah uang tapi kita mau menjadi Hamba-Hambanya Tuhan yang memerintahkan uang mau pergi kemanapun juga sesuai dengan satu paradigma, seperti Zakheus yang memiliki pandangan dan paradigma yang baru.

#2 Memberi dengan sukarela dan sukacita

Tadi kita sudah buka angpao itu di dalamnya ada uang dan amplop. Amplopnya warna merah. Saudara, saya cari makna dari warna merah. Ternyata warna merah filosofinya adalah sukacita.

2 Korintus 9:7,

Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.

Dia rela memberi karena dia mengerti dan memiliki paradigma yang baru, dia tahu perintah Tuhan “Beri maka engkau akan diberi”. Sehingga dia memberi dengan kerelaan dan sukacita. Saya selalu berdoa pada waktu kita masih beribadah secara onsite untuk jemaat membawa persembahan umum, persepuluhan, khusus, sulung, persembahan apapun juga yang kita bawa kepada Tuhan saya berdoa “Tuhan kami mau memberi, berikan kami kemampuan untuk memberi dengan sukarela dan sukacita.”

Penutup

Saudara yang dikasihi Tuhan saya ajak kita memiliki dalam tahun paradigma yang baru yaitu cara pandang yang baru mengenai uang. Bagaimana kita mengelola uang kita menampilkan kepribadian dari kita. Tetapi biarlah kita pagi ini memiliki satu paradigma yang baru bahwa kita mengasihi Tuhan kita memberi. Tuhan tidak perlu uang tapi karena kita mengasihi Dia kita memberi. Kita membawa persembahan syukur kita, membawa persepuluhan kita, membawa persembahan pembangunan kita, persembahan sulung kita dengan hati yang penuh sukarela dan sukacita karena kita memiliki paradigma yang baru dalam kehidupan kita sebagai orang percaya.

Saudara, saya pernah membaca satu kesaksian dari pembangunan gereja yang diadakan oleh Pastor David Yonggi Cho. Satu hari datanglah seorang ibu yang sederhana kepada panitia gereja untuk pembangunan. Dia membawa satu buah mangkok dan satu pasang sumpit yang berusia sudah lama sekali dan dia berikan kepada panitia. Tetapi panitia berkata bawa pulang saja, karena panitia melihat sumpit maupun mangkok tidak ada artinya jika di jual. Tapi ibu ini mengatakan “Saya bawa ini saya berikan persembahan kepada Tuhan, ini yang saya punya.” Tentu diterima oleh panitia, dan akhirnya mangkok dan satu pasang sumpit ini di lelang oleh panitia. Sesuatu yang begitu sederhana tetapi karena dia bawa kepada Tuhan hasil lelangnya 50.000 USD, 750 juta rupiah hanya karena satu mangkok dan satu pasang sumpit yang sudah tua. Tapi karena dia bawa kepada Tuhan, Tuhan sanggup untuk melimpahkan. Mari Saudara yang dikasihi Tuhan kita punya paradigma yang baru di dalam setiap pemberian kita kepada uang yang kita bawa dan persembahkan bagi kemuliaan Tuhan. Tuhan berkati kita semuanya.