Ingatlah akan istri Lot (Pdt Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 13 Agustus 2021 16.28 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
Lompat ke: navigasi, cari

Shalom Bapak dan Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan. Sungguh kita bersyukur kalau hari ini kembali kita boleh berjumpa dalam ibadah raya.

Shalom Bapak dan Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan. Sungguh kita bersyukur kalau hari ini kembali kita boleh berjumpa dalam ibadah raya. Pada hari ini saya mau menyampaikan satu tema yang Tuhan sudah berikan untuk kita yaitu "Ingatlah akan istri lot", diambil dari Lukas 17:32. Saudara kalau Saudara membaca isi Alkitab kata-kata ini, hanya ada di Injil Lukas. Saudara yang dikasihi Tuhan jika Saudara baca tema dari ayat ini berbicara mengenai kedatangan Tuhan Yesus. Kita hari-hari ini tahu bahwa saat ini berada dalam situasi akhir dari akhir zaman. Ayat ini menjadi peringatan untuk saya untuk kita semuanya. Saudara yang dikasihi Tuhan dari ayat yang singkat ini, ada dua hal yang saya mau bagikan pada hari ini:

#1 Menjadi pelaku Firman

Hal yang pertama, Tuhan mengingatkan kepada kita sebagaimana dua malaikat Tuhan waktu itu datang kepada Lot, Isterinya dan kedua anak-anaknya. Mereka mengajak Lot untuk keluar dari Sodom dan Gomora. Mereka memberikan pesan untuk Lot lari, menyelamatkan nyawanya, jangan menoleh ke belakang, jangan tinggal di daerah Lembah Yordan, dan bahkan untuk mereka naik ke gunung. Saudara yang dikasihi Tuhan ini menjadi perintah dari Tuhan kepada keluarga Lot, tapi apa yang dilakukan oleh Isteri Lot. Ternyata untuk menjadi pelaku Firman Tuhan tidak mudah, dia melanggar apa yang diperintahkan oleh dua malaikat Tuhan itu sehingga dia menjadi tiang garam. Saudara yang dikasihi Tuhan kita hari-hari ini diingatkan oleh Tuhan untuk menjadi pelaku Firman.

Matius 7:24-27,

"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

Bapak/Ibu/Saudara yang dikasihi Tuhan, ada dua rumah yang dibangun: satu rumah itu megah dan sebelahnya ada rumah yang lebih sederhana. Kedua rumah itu dibangun, tetapi ada perbedaan yang tampak ketika ada hujan, banjir, dan angin. Ternyata rumah yang megah fondasinya tidak dibangun di atas batu yang kuat, tetapi di atas pasir. Rumah yang lebih sederhana dibangunnya bukan di atas pasir tetapi di atas batu. Itu menjadi satu ujian untuk kedua rumah ini. Saudara kita berada di pandemi COVID-19 yang hari-hari ini kita tidak tahu kapan selesainya. Ini menjadi semacam bencana, semacam goncangan. Bapa Rohani kita terus mengingatkan “kita berada dalam goncangan”.

Hujan

Hujan berbicara mengenai satu tembakan panah-panah api daripada si jahat di dalam pikiran Saudara dan saya. Bulan lalu saya sudah sampaikan kepada Saudara jaga pikiran kita, karena peperangan paling besar itu ada dalam pikiran kita. Iblis tembak terus, membuat ketakutan, kegelisahan, kekuatiran, kegentaran untuk kita. Apakah Saudara terpancing? Lebih banyak Saudara isi dengan tembakan panah berapi si iblis atau Saudara isi dengan kebenaran Firman Tuhan. Bagaimana kita mau isi dengan kebenaran Firman Tuhan kalau kita sendiri tidak pernah baca dan merenungkan Firman Tuhan?

Filipi 4:8,

“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”

Banjir

Banjir berbicara mengenai sesuatu mau menggoyahkan iman kita, iman kita kuat atau tidak. Di tengah-tengah Pandemi iman Saudara dan saya sedang diuji oleh Tuhan. Ada keluarga dan pribadi imannya mulai goyah. Saya berdoa tidak ada satu orang percaya pun dan satu keluarga pun yang imannya goyah menghadapi Pandemi. Saudara, iman timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan (Roma 10:17). Sekali lagi Tuhan ingatkan ayo kita baca dan lakukan Firman Tuhan supaya dikala “banjir” datang kita tetap memiliki kekuatan daripada Tuhan.

Angin

Angin berbicara mengenai kedagingan, emosi kita, kesabaran kita, dan hati kita di saat pandemi. Kita diuji apakah emosi kita meledak-ledak. Saya sedih waktu saya baca bagaimana justru keluarga-keluarga Kristen di tengah-tengah Pandemi ini terjadi kekerasan dalam rumah tangga, perceraian ada terjadi di mana-mana. Saudara yang dikasihi Tuhan jangan sampai itu terjadi, kita harus sadari ini semua adalah menjadi satu ujian untuk kita.

Saudara ada seorang jemaat Tuhan di suatu gereja besar di Korea Selatan, jemaat ini adalah jemaat lama dan suatu kali ketika ikut ibadah dia mendengar pendeta berkhotbah mengenai Maleakhi 3:10. Dia sudah sering baca dan mendengar tapi dia belum lakukan. Jadi waktu dia dengar itu menjadi rhema, dia bergumul beberapa bulan, dengan pertolongan Roh Kudus dia keluar sebagai pemenang, akhirnya satu waktu di dalam justru bukan kelimpahannya, di dalam kesederhanaannya, dia kembalikan apa yang menjadi haknya Tuhan. Saya sangat percaya, waktu saya baca ini, dia diberkati secara rohani dan jasmani karena dia menjadi pelaku Firman Tuhan.

#2 Di mana hartamu berada, di situ hatimu berada

Malaikat Tuhan sudah katakan kepada Lot, Isterinya, dan kedua anak-anaknya, “Jangan menengok ke belakang.” Tapi Isteri Lot, dia tetap menengok kebelakang. Poin yang ke dua berbicara mengenai: Ingat! Di mana ada hartamu di situ ada hatimu. Rupanya Isteri Lot ini dia punya harta banyak di Sodom dan Gomora, dan dia merasa berat untuk meninggalkan harta yang begitu banyak. Hati-hati dengan kita punya kekayaan dan harta benda. Seorang Hamba Tuhan, James Sennett (ahli Alkitab) mengatakan:

  • Ada 2350 ayat tentang uang. Sementara tentang doa dan iman hanya 500 ayat
  • Ada 1 dari 10 ayat dalam Perjanjian Baru berbicara tentang uang
  • Perumpamaan Yesus tentang uang lebih banyak daripada perumpamaan tentang surga dan neraka

Kita diingatkan oleh Tuhan, untuk memilih Allah atau mamon.

Matius 6:21,

“Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”

Saudara yang dikasihi Tuhan, terdapat tiga pengertian yang harus kita miliki tentang uang:

  • Uang tidak boleh mengatur hidup kita, tetapi kitalah yang seharusnya mengatur uang untuk hidup kita.
  • Uang tidak boleh menjadi tujuan hidup Saudara dan saya, tetapi uang yang menjadi salah satu alat yang membuat kita dapat mencapai tujuan hidup.
  • Kita harus menginvestasikan uang yang bersifat fana ini untuk mengumpulkan harta di sorga.

Saudara, waktu Saudara memakai kekayaan Saudara untuk memenangkan jiwa bagi Tuhan, maka tanpa Saudara dan saya sadari kita sebenarnya sedang kumpulkan harta di sorga karena bagi Tuhan jiwa itu paling berharga. Satu jiwa sangat berharga bagi Dia! Jadi, waktu kita pakai kekayaan kita untuk membawa jiwa-jiwa kepada Tuhan di situ kita memindahkan kekayaan kita ke sorga. Dan karena kekayaan kita di sorga maka kita rindu masuk ke Sorga.

Pada tahun 1905-1976 di Amerika terdapat konglomerat yang sangat kaya raya, memiliki industri pesawat terbang, peralatan perang, kimia, obat-obatan, perfilman. Pada akhir dari hidupnya, dia diingat oleh orang-orang bukan karena kekayaannya tapi karena betapa aneh hidupnya. Dia hidupnya menyendiri, takut bertemu dengan orang, takut jatuh sakit, takut mati, takut miskin, sehingga dia tinggal di satu apartemen sendiri. Satu waktu dia mengalami sakit dan akhirnya meninggal. Waktu ditemukan, jenazah dari konglomerat ini sedang mempersiapkan di lemari besinya surat-surat berharganya. Mungkin dia berpikir dia dapat bawa semua kekayaannya tetapi ternyata tidak. Firman Tuhan katakan, Aku datang telanjang dan aku kembali telanjang (Pengkhotbah 5:14).

Penutup

Mari saya ajak kita jangan sampai hati kita terpaut kepada harta kita. Jangan sampai kita seperti istri Lot, dia sudah diberikan satu Firman tapi dia tidak lakukan. Jadilah pelaku Firman Tuhan, kita harus keluar sebagai pemenang.

(MGT)

Video