Hidup dalam penyertaan Tuhan (Pdt Johan Lumoindong)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 25 Februari 2023 13.52 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| foto " menjadi "| illustrationA5 ")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Shalom Saudara, pada hari ini kembali kita akan menikmati kebenaran Firman Tuhan yang terambil di dalam injil Matius:

Matius 28:20,

dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman

Alkitab memberikan kita suatu pengarahan yang jelas melalui perkataan Tuhan Yesus. Yesus memberikan perintah untuk mengajar, melakukan segala sesuatu yang telah memang Yesus berikan dan diajarkan kepada murid-murid. Alkitab juga mengatakan ketahuilah bahwasanya Yesus menyertai saya dan Anda sampai kepada akhir zaman.

Perintah-perintah Yesus selalu disertai dengan jaminan. Setiap kali saya dan Anda melakukan perintah-Nya dengan benar maka jaminan itu kita dapatkan. Yesus tidak seperti pribadi yang lain di muka bumi yang memberikan perintah, memberikan nasihat, memberikan sesuatu kepada kita dalam bentuk menyuruh dan di belakangnya tidak ada apa-apa. Jaminan Tuhan Yesus adalah diri-Nya sendiri, pribadi-Nya sendiri. Dia mengatakan bahwa “Aku menyertai engkau”. Bagi saya dan Anda, hidup dalam penyertaan Tuhan itu adalah sesuatu yang tidak bisa dibandingkan dengan hal yang lain. Hari ini kita dengar suatu janji dari Kristus Yesus sendiri, Dia mengatakan bahwa “Akulah sendiri yang akan menyertai engkau”, pasti saya dan Anda merasa sangat ringan, sangat senang, sangat berbahagia, sangat diberkati oleh jaminan ini. Untuk itu kita dapat melihat bagaimana seharusnya saya dan Anda hidup dalam penyertaan Tuhan.

#1 Sikap diri

Matius 28:16,

Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.

Di sini kita dapat melihat suatu perkara yang Tuhan berikan contoh pada kita yaitu leadership. Dalam kepemimpinan Tuhan kita dapat melihat sikap diri untuk bertanggung jawab atas apa yang diperintahkan. Dengan jelas Alkitab mengatakan “ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka”. Yesus berkata kepada murid-murid dengan jelas.

Hari ini kalau saya dan Anda ingin disertai oleh Tuhan maka kepemimpinan Tuhan, tanggung jawab Tuhan kepada kita harus juga kita tularkan kepada orang lain. Jadi saya dan Anda harus mempertontonkan diri kita, keteladanan kita. Ini bukan bicara tentang roh dan jiwa, tapi bicara tentang tubuh, sikap diri kita. Oleh sebab itu jadilah Kristen yang jelas. Hidup disertai oleh Tuhan adalah hidup yang memiliki kejelasan. Ada tanggung jawab di situ Saudara. Bukan hanya sekedar berkata-kata, dan teori. Tapi tanggung jawabnya jelas.

#2 Sikap hati

Matius 28:17,

Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.

Tadi saya bicara tentang leadership, yang kedua ini berbicara tentang worship. Alkitab berkata ketika murid-murid melihat Yesus, mereka menyembah-Nya. Tapi ada beberapa orang ragu-ragu karena mereka tidak mengenal secara dekat. Selanjutnya Alkitab katakan Yesus langsung mendekati mereka. Hidup kita akan disertai Tuhan, selama saya dan Anda memiliki penyembahan yang benar, fokus kepada pribadi yang kita sembah.

Kita tidak menyembah barang, kita tidak menyembah benda, tapi kita menyembah Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Kehidupan kepemimpinan Yesus menjadi kerangka dasar dan menjadi keteladanan. Sikap dalam penyembahan jika kita melihat dalam Kejadian 22:5}}, dikatakan Abraham berkata kita akan sembahyang', artinya worship, bicara tentang sikap hati. Bukan hanya lagu yang dibawakan dengan nada pelan tetapi bagaimana sikap hati untuk menyembah dan menghormati dia. Jika mau disertai Tuhan tidak hanya memiliki sikap diri tetapi juga sikap hati, yang selalu fokus dan memiliki kedalaman dengan Tuhan.

Tuhan layak menerima penyembahan kita, Dia layak menerima sikap hati kita yang suci, yang kudus, yang bersih, karena hanya Dia yang mampu untuk menerima penyembahan kita. Di dalam kehidupan kita bisa melihat Yesus memiliki sikap hati selalu ada dalam penyembahan, Dia selalu bersyukur, Dia selalu berdoa, Dia selalu memuji, Dia selalu menyembah, Bapa-Nya yang di sorga dan Dia memberikan contoh itu kepada kita.

Alkitab juga mengatakan Dia tidak menganggap kesetaraan-Nya dengan Tuhan itu menjadi satu alasan bagi Dia untuk mempertahankan, tapi Dia menyerahkan tubuh, jiwa, dan roh-Nya untuk menyelamatkan saya dan Anda, dan menurut saya Dia layak menerima penyembahan itu. Orang yang hidup disertai Tuhan, adalah pribadi-pribadi yang selalu memiliki sikap hati menyembah Tuhan dalam situasi dan kondisi apapun.

#3 Sikap memberi

Matius 28:18,

Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

Dia tidak berbicara hanya sepotong, kepada-Ku telah diberikan kuasa di sorga, atau kepada-Ku telah diberikan kuasa di bumi, tapi dia berkata dengan jelas baik kuasa di sorga dan juga kuasa di bumi Yesus punya. Saya dan Anda tidak ada di dalam satu posisi untuk memilih, apakah kuasa di sorga atau kuasa di bumi. Tetapi karena dikatakan demikian dengan jelas, “kepadaku telah diberikan segala kuasa”, artinya saya dan Anda berhak menerima dua-duanya, menikmati dua-duanya di sorga dan di bumi. Jadi di bumi kita diberkati, di sorga juga kita diberkati.

Orang yang hidup dalam penyertaan Tuhan dia memiliki sikap memberi. Saya dan Anda hidup dalam pemberian cuma-cuma. Yesus tidak menjadi pribadi yang pelit atau berhitung, Dia tidak katakan: meskipun Bapaku memberikan dua kuasa, tetapi biarlah Aku memberikan satu kepada engkau. Tapi Dia beri semuanya!

Sikap memberi kita juga mempertontonkan siapa diri saya dan Anda. Tuhan bahkan berikan nyawa-Nya kepada kita, kenapa kita berhitung untuk beribadah kepada Tuhan. Mari Saudara sikap memberi kita yang bukan hanya mementingkan diri sendiri tetapi juga ada orang lain yang perlu saya dan Anda beri. Ada pribadi-pribadi, bahkan kepada Tuhan sendiri, kepada pekerjaan Tuhan, kita harus memiliki sikap memberi.

#4 Sikap bakti

Matius 28:19,

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

Yesus memerintahkan kepada saya dan Anda untuk pergi, dengan tujuan menjadikan semua bangsa murid-murid Tuhan. Ini adalah sikap bakti.

Bagaimana saya dan Anda harus bekerja di muka bumi, bukan hanya mencari uang, bukan hanya menikah, bukan hanya bergaul, tetapi tujuan utamanya adalah bagaimana saya dan Anda berbakti, memberdayakan apa yang Tuhan sudah beri kepada kita. Saya dan Anda harus bekerja dengan giat karena Dia sudah baik buat kita. Dia sudah memberikan segalanya buat kita. Saya dan Anda harus bekerja untuk kemuliaan Tuhan.

Saya dan Anda diselamatkan oleh Tuhan, saya dan Anda telah diberkati oleh Tuhan, orang lain pun juga harus memiliki hal yang sama dengan kita. Bagaimana mereka bisa menikmati dan memiliki selama mereka tidak mengetahui, karena saya dan Anda tidak mengatakannya. Ini adalah pekerjaan kita, Saudara, pekerjaan Tuhan yang dititipkan kepada kita: untuk menjadikan semua bangsa, siapapun yang kita kenal, bukan hanya berbisnis atau berdagang dengan mereka, tetapi lebih daripada itu kita menangkan mereka. Selama ibadah itu masih ada, siapapun Anda, di manapun Anda berada, hendaklah juga berbakti kepada Tuhan, entah itu dalam peribadatan, entah itu di dalam aktivitas kita sehari-hari.

Penutup

Tuhan Yesus memberkati Saudara, maju terus di dalam Tuhan dan biarlah hidup Anda dan Saudara disertai oleh Tuhan, sampai akhir zaman. Bukankah hal itu menyenangkan bagi kita? Amin. Sikap diri kita, sikap hati kita, sikap memberi kita, dan sikap bakti kita itu mempertontonkan bagaimana Tuhan menyertai hidup kita. (MGT)