Eli, Eli, lama sabakhtani? (Pdt Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 6 September 2024 14.01 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| name= Sutadi Rusli↵" menjadi "| name= Sutadi Rusli | type= pesangembala ")
Lompat ke: navigasi, cari

Di Taman Getsemani, Tuhan Yesus mulai bergumul dan berdoa kepada Bapa di Sorga, "kiranya kalau boleh cawan ini berlalu dari pada-Ku, tetapi jangan seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." Tetapi Tuhan harus ambil apa yang sudah ditetapkan Bapa di Sorga, dan Dia pun ditangkap, diserahkan kepada Pengadilan untuk diadili oleh Pontius Pilatus, sekalipun tidak diketemukan apapun juga kesalahan-Nya. Lalu orang-orang mulai berteriak-teriak, "Salibkan Dia! Salibkan Dia!" Saat itu Yesus diserahkan oleh Pilatus kepada prajurit-prajurit Romawi. Mereka mulai membuka pakaian-Nya, mereka menganyam mahkota duri dan dipasangkan di kepala-Nya. Belum berhenti sampai di situ, kedua tangan dan kiri diikat dan dipersiapkanlah cambuk. Cambuk yang sangat menyakitkan karena di setiap ujung tali cambuknya ada bola-bola besi dengan duri-duri, sehingga setiap kali cambuk ini dihujamkan di punggung, di dada, di tubuh Tuhan Yesus, ketika ditarik kembali ada daging terkelupas, dan darah mulai tercurah dari seluruh tubuh-Nya. Dia diolok, diludahi, dihina, tapi Dia hanya diam saja.

Penderitaan belum selesai. Kelemahan tubuh yang luar biasa dialami-Nya karena Dia seratus persen manusia seperti Saudara dan saya, dan Dia juga seratus persen Allah. Semalam-malaman Dia tidak tidur, Dia dianiaya, tapi penderitaan-Nya belum selesai bagi Saudara dan saya. Dia harus memikul salib ke bukit Golgota, perjalanan Via Dolorosa, perjalanan penderitaan dialami-Nya, dan berkali-kali Dia jatuh. Setiba di Bukit Golgota atau Bukit Tengkorak, salib yang dibawa Tuhan Yesus telah dipersiapkan untuk menyalibkan diri-Nya sendiri.

Mulailah tangan kakinya diikat dan para prajurit mulai mengambil paku yang besar, dihujamkan di rongga destot dari lengan Tuhan Yesus, di mana ada syaraf-syaraf sensorik dan motorik yang sangat menyakitkan. Tuhan sangat kesakitan. Itu pun belum berhenti. Setelah kedua tangan kanan kiri dan kedua kakinya dipaku juga, mulailah kayu salib itu diberdirikan dan dihujamkan beberapa kali ke tanah, darah tercurah di mana-mana dari tubuh Tuhan.

Dia tergantung di kayu salib kira-kira mulai pukul 12 tengah hari sampai pukul 3 sore hari. Langit di sekitar Golgota pun mulai gelap, dan sekitar pukul 3 sore hari, Tuhan berseru kepada Bapa di Sorga, Eli, Eli, lama sabakhtani, yang artinya Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Saudara yang dikasihi Tuhan, kemudian seseorang memberikan anggur asam, lalu Tuhan minum, dan Dia berseru dengan nyaring, dan menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa di Sorga. Tabir Bait Allah terbelah, dan Dia mati bagi Saudara dan saya.


Tak terukur kasih-Mu Yesus
Kau t'lah mati gantikan diriku
Kau curahkan darah-Mu
'Tuk tebus dosaku

Layaklah Kau Tuhan dipuji dan disembah
Dengan seg'nap hatiku
Layaklah Kau Tuhan dipuji dan disembah
Dengan seg'nap jiwa ragaku


Bapa dalam Sorga, kalau kami boleh mengingat penderitaan Tuhan Yesus 2000 tahun lalu bagi kami, kami hanya bisa mengucap syukur. Tidak ada kata lain, kami mau komitmen di hadapan Engkau, mempersembahkan seluruh tubuh, roh, jiwa kami ke dalam tangan-Mu yang kudus. Biarlah rencana-Mu boleh terjadi dalam hidup kami. Ampuni kalau kami sering menyia-nyiakan apa yang sudah Engkau alami 2000 tahun lalu, menderita untuk kami. Kami seringkali tidak menghargai, tidak mengingat-ingat kebaikan-Mu, Tuhan. Seringkali itu sudah menjadi hal yang biasa dalam hidup kami. Tapi biarlah pagi ini kami boleh ada dalam Ibadah Jumat Agung, kami boleh kembali diingatkan akan kasih penderitaan yang Engkau alami.

Ampuni kami Tuhan, kami sering berbuat dosa, sering mendukakan Engkau, ampuni kami Tuhan, kadang kami tidak menghargai apa yang Engkau sudah lakukan untuk kami, kami menganggap enteng, biasa, ampuni kami Tuhan. Terus kuatkan kami agar kami sungguh-sungguh di dalam Engkau, menghargai, mengenal Engkau.

Berbicaralah pada kami pagi ini, terima kasih Bapa, biarlah kami terus mengingat-ingat kebaikan-Mu, terima kasih, Engkau ada di tengah-tengah kami, memberkati ibadah Jumat Agung pagi ini, berkati kami dengan pesan-pesan-Mu, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Amin.

Eli, Eli, lama sabakhtani?

Shalom, pagi ini kita boleh berada bersama-sama dalam Ibadah Jumat Agung, sebuah peringatan orang-orang percaya yang kedua setelah kelahiran Tuhan Yesus. Kemudian kita juga akan merayakan peringatan yang ketiga yaitu Paskah pada hari Minggu, dilanjutkan peringatan keempat pada Kenaikan Tuhan Yesus, serta perayaan orang-orang percaya yaitu saat Pentakosta.

Matius 27:46, Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Saudara yang dikasihi Tuhan, dari tema ini, dari ayat di atas, saya mau memberikan kepada Saudara ada 3 hal penting yang boleh kita kupas bersama-sama, makna dari ayat ini.

Kata-kata seruan Tuhan Yesus kepada Bapa di Sorga yang ditulis Alkitab, Eli, Eli, lama sabakhtani? ini adalah perkataan keempat dari 7 perkataan Yesus di kayu salib. Kata-kata Tuhan ini berbicara mengenai penderitaan rohani. Saudara yang dikasihi Tuhan, untuk itu kita boleh sama-sama merenung, apa pesan Tuhan yang dialami 2000 tahun lalu.

#1 Ingat penderitaan Tuhan Yesus

Saudara yang dikasihi Tuhan, Harus ada keseimbangan. Memang kita senantiasa ada berkat Tuhan, kesembuhan, pemulihan, pertolongan. Tidak salah, tapi tentu Saudara perlu tahu, sebelum mengalami kemenangan, sebelum Dia bangkit dan naik ke Sorga, Yesus mengalami penderitaan terlebih dahulu yang luar biasa. Memang Saudara tidak perlu menderita seperti Yesus 2000 tahun lalu, tidak perlu dicambuk dan naik ke kayu salib. Tapi Saudara dan saya harus ingat penderitaan Tuhan Yesus!

Ada sebuah kisah di negara Tiongkok, ada seorang Papa memiliki anak perempuan yang masih kecil. Satu kali Papa itu memanggil anaknya, "Duduk dengan baik, Papa mau menyampaikan sesuatu yang penting untuk kamu, menjadi bekal buat kamu di hari-hari ke depan, sebuah karunia yang luar biasa yang Tuhan sudah berikan untuk kita semuanya."

Lalu anak perempuan itu duduk di samping Papanya, dan mulailah Papanya mengambil Alkitab, dan dibacakannyalah sebuah ayat kepada anak perempuannya ini, Filipi 1:29, Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,

Setelah berkata demikian, lalu Papanya berkata, "Nak, ada dua karunia yang begitu berharga. Pertama, karunia-karunia keselamatan, tapi menjadi satu kesatuan dalam karunia keselamatan itu, ada karunia lain yang Tuhan berikan buat kita, yaitu karunia untuk menderita. Ini menjadi sesuatu paket dalam hidup kita sebagai orang percaya." Anak gadis ini bertumbuh makin besar dan menikah dengan seorang hamba Tuhan yang dipakai di negara China. Suaminya bernama Li Dexian, seorang hamba Tuhan yang sudah berkali-kali mengalami penangkapan oleh polisi-polisi di negara China. Tapi dalam penderitaan itu bersama istrinya, dia tetap memberitakan Injil. Bahkan kalau sampai dipenjarakan, dia harus bekerja keras 17 jam sampai jam 11 di malam hari, dia harus merakit lampu pohon-pohon natal yang akan dikirimkan ke Amerika. Dia keluar masuk penjara karena nama Tuhan Yesus. Mereka punya prinsip, "Walau harus mati kami akan memberitakan bahwa Tuhan Yesus adalah Juruselamat bagi dunia"! Istrinya inilah yang dahulu adalah anak kecil yang dibacakan Filipi 1:29, Zhoa Xia, namanya, dia memiliki ketangguhan yang luar biasa, karena sudah dipesankan Papanya melalui Firman Tuhan yang kita baca tadi, bahwa ada dua karunia yang menjadi satu paket bagi hidup kita orang-orang percaya, yaitu karunia keselamatan, dan karunia untuk menderita.

Saudara yang dikasihi Tuhan, pada waktu mendengar ayat-ayat ini, apakah Saudara hanya siap untuk menerima keselamatan, diberkati Tuhan, atau Saudara juga siap untuk satu paket semuanya, baik keselamatan dan penderitaan bagi kemuliaan Dia?

Itu adalah paket yang tidak bisa dipisahkan! Filipi 1:29 adalah sebuah paket yang lengkap, paket keselamatan termasuk karunia untuk menderita bagi Tuhan Yesus Kristus

Saudara, waktu seseorang menderita bagi kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus, sebenarnya dia akan memiliki iman yang lebih kuat lagi, lebih tangguh lagi. Pada waktu dia menderita bagi kemuliaan nama Tuhan, dia akan diperkaya dengan hal-hal rohani lebih lagi. Pada waktu mengalami penderitaan justru akan semakin melekat kepada Tuhan Yesus Kristus. Kalau hari-hari ini Saudara mengalami penderitaan bagi kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus, Saudara harus mengucap syukur. Seperti para penginjil itu menderita di negara China, itu adalah karunia yang Tuhan berikan kepada kita.

Mari Saudara, jangan takut mengalami aniaya, karena itu adalah satu paket bagi kemuliaan Tuhan Yesus Kristus!

Ingat penderitaan Tuhan Yesus! Kalau sekarang kita menderita demi kemuliaan, kita bersyukur, kita mendapatkan kekuatan, kita pasti iman bertumbuh lagi, diperkaya dalam hal-hal rohani, supaya hidup kita makin sungguh-sungguh lagi bagi nama Tuhan.

#2 Langkah-langkah memikul salib

Lukas 14:27, Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Saudara simak ayat ini dengan baik. Kalau saya tanya pagi ini, siapa mau menjadi murid Yesus pasti semua angkat tangan. Saudara yang dikasihi Tuhan, coba renungkan ayat ini, Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Saudara, mari kita renungkan lebih dalam lagi. Tuhan Yesuslah yang membawa kita kepada keselamatan itu dengan cara mati di kayu salib! Sehingga salib itu sekarang jadi lambang orang Kristen. Kalau masuk ke rumah orang Kristen ada salib, ke tempat ibadah ada salib, bahkan orang-orang non-Kristen tahu kalau Saudara pakai kalung salib, itu pasti orang Kristen.

Kalau Saudara diselamatkan, itu dengan jalan Tuhan Yesus Kristus mati untuk Saudara dan saya di kayu salib di bukit Golgota! Jadi, keselamatan Saudara dan saya itu sudah dilakukan oleh Tuhan Yesus, 2000 tahun lalu mati di kayu salib. Tapi, kenapa ada ayat yang berkata, "Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku." Apakah kita harus pikul salib juga supaya kita diselamatkan? Coba renungkan sama-sama, kalau kita harus kembali pikul salib, berarti dengan kemampuan kita sendirilah kita diselamatkan. Padahal bukan karena usaha kita diselamatkan, tapi karena karya kematian Tuhan Yesus Kristus di kayu salib. Tapi Tuhan katakan, pikul salib untuk menjadi murid!

Saudara, Ini adalah prinsip perjalanan orang percaya. Mari kita lihat ayat-ayat Firman Tuhan mengenai pikul salib.

a. Menerima keselamatan

Matius 10:38, Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.

Kata memikul salib dalam ayat ini dalam bahasa Inggris berbeda dengan ayat dalam Lukas 14:27. Pengertiannya dalam bahasa Inggris, berbeda. Dalam Matius 10:38, kata-kata "memikul salib" dalam bahasa Inggris menjadi langkah pertama untuk take atau mengambil!

And he that taketh not his cross, and followeth after me, is not worthy of me. (Matius 10:38 (KJV))

Inilah langkah pertama bagi setiap orang Kristen untuk mengambil atau menerima keselamatan yang sudah Tuhan karuniakan kepada kita. Kita ambil keselamatan yang Tuhan sudah berikan secara cuma-Cuma! Tapi bukan sekedar mengambil, berhenti di situ, Saudara belum menjadi murid Yesus kalau sampai di situ. Tidak cukup! Harus ada langkah kedua yang harus Saudara lakukan!

b. Bertanggung jawab atas keselamatan

Matius 16:24, Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

Saudara, kalau Saudara baca terjemahan bahasa Indonesia, antara Matius 10:38 dan Matius 16:24, "memikul"-nya sama, tapi dalam bahasa aslinya berbeda. Dalam Matius 10:38 memiliki makna "mengambil (take) keselamatan", tapi yang dalam Matius 16:24 ini dalam bahasa Yunani-nya menggunakan kata airo, artinya bertanggung jawab.

Jadi bukan sekedar menerima keselamatan, harus ada langkah kedua, yaitu mulai bertanggung jawab atas keselamatan yang Tuhan berikan secara cuma-cuma.

Mulai berdoa, bukan sekedar terima lalu diam, Saudara harus ada langkah ke depan, memikul salib, mulai berdoa, mulai membaca Firman Tuhan, mulai dengar Firman Tuhan, walaupun mungkin belum mengerti, Saudara mulai ikut puasa, mulai ada tanggung jawab! Sekalipun mungkin belum terlalu mengerti, Saudara ambil tanggung jawab, membaca, dengarkan Firman Tuhan!

c. Menjadi pelaku Firman

Lalu ada langkah ketiga. Lukas 14:27, Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Kata memikul di sini dalam bahasa Yunaninya menggunakan kata bastazo yang artinya Saudara mulai merangkul salib itu. Jadi, setelah menerima, mengangkat Salib (bertanggung jawab), baru ketiga taruh di tubuh, pikul salib itu! Ini berbicara antara salib dengan hidup Saudara itu menjadi satu. Firman Tuhan hidup menjadi satu dalam hidup Saudara. Firman Tuhan yang sudah Saudara dengar dan baca bukan sekedar didengar dan dibaca, tapi Saudara harus melakukannya! Amin!

Secara sederhana, saya mau katakan, Firman Tuhan dalam Alkitab ini adalah salib! Firman Tuhan dapat digambarkan sebagai cermin. Dulu waktu kita belum bertobat, kita melakukan sesuatu kita anggap itu benar. Waktu belum tahu Firman Tuhan, ada orang tipu Saudara, saudara balas lagi. Ada yang memukul Saudara, harus gigi ganti gigi, kita berpikir kita harus balas. Tapi setelah baca Firman Tuhan, Tuhan mau Saudara bukan sekedar mengangkat, tapi menjadi satu, pelaku Firman. Sehingga waktu Saudara dipukul, Saudara sudah dapat berpikir, "Saya harus membalas kejahatan dengan kebaikan. Sekarang Tuhan ajarkan saya, saya harus balas dengan kebaikan." Tentu rasanya sakit! Secara daging, kehendak pribadi Saudara, secara hidup di dalam daging, Saudara sakit dan tidak terima.

Bertahun-tahun, selama saya kecil, saya diajar untuk membalas kejahatan dengan kejahatan. Tapi sekarang saya mengerti bahwa saya sekarang harus mengasihi orang yang jahat kepada saya.

Saudara mau menjadi murid Yesus? Bukan hanya menerima, mengangkat, tapi harus menjadi pelaku Firman Tuhan! Waktu Saudara menjadi pelaku Firman, maka Tuhan katakan, barangsiapa mau menjadi murid-Ku, harus lakukan firman-Ku. Dan ikut Aku, maka kamu akan menjadi murid-Ku! Memang tidak mudah menjadi pelaku Firman, sesuatu yang berat yang harus kita ambil. Tapi waktu kita melakukan, maka Tuhan akan menolong Saudara.

#3 Jangan berbuat dosa lagi

Saudara yang dikasihi Tuhan, waktu Tuhan tergantung di kayu salib, kira-kira jam 3 sore hari, Dia mulai berseru kepada Bapa di Sorga, Eli, Eli, lama sabakhtani? Memang saat itu Bapa di Sorga meninggalkan Tuhan Yesus! Yesus sangat ketakutan. Ini adalah sebuah penderitaan rohani, karena Tuhan Yesus dan Bapa di Sorga adalah satu. Yohanes 10:30 katakan, Aku dan Bapa adalah satu.. Dia sangat ketakutan kalau ditinggalkan Bapa.

Tapi Bapa harus meninggalkan Yesus, karena Yesus menanggung dosa Saudara dan saya. Bahkan Yesaya 53:3 katakan, Dia adalah the Man of Sorrows, manusia yang buruk rupa, tubuh-Nya hancur karena Saudara dan saya!

Saya mau mengingatkan, ayo berhenti berbuat dosa. Karena waktu kita jatuh bangun di dalam dosa, kita mendukakan hati Tuhan Yesus Kristus. Mari kita mau hidup sungguh-sungguh.

Satu waktu, orang-orang Farisi dan Yahudi lainnya menangkap basah seorang perempuan yang kedapatan berzinah, mereka membawa perempuan ini dan mau menguji apa yang akan Tuhan lakukan kepada wanita ini. Tapi Tuhan membungkuk dan menulis sesuatu dengan jari-Nya di tanah. Dia hanya diam saja, dan waktu orang-orang itu mulai mendesak, Dia katakan, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Semua diam, ternyata mereka semua juga orang berdosa, satu persatu mereka meninggalkan wanita itu seorang diri dengan Tuhan Yesus. Lalu Yesus bertanya, "Di manakah orang-orang yang mau menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (Yohanes 8:11)

Mari Saudara yang dikasihi Tuhan, janganlah kita berbuat dosa lagi dari sekarang. Apa yang Tuhan lakukan 2000 tahun lalu kita pegang, kita kenang, kita menjadi orang-orang Kristen yang memikul salibnya, yang mau melakukan Firman Tuhan.

Amin.