The Kingdom economic system (Pdm Riza Solihin)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 25 Februari 2023 13.39 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| ringkasan =" menjadi "| summary=")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Ketika Gembala Pembina kita mencanangkan bahwa tahun 2010 adalah Tahun Pemulihan dan Kelimpahan, terus terang ada kegelisahan dalam hati saya. Memasuki bulan-bulan berikutnya kita mendapati ada satu pesan yang kuat di seluruh dunia bahwa Tuhan sedang anugerahkan bukan saja kelimpahan, tapi juga belas kasihan. Saya gelisah karena saya dapati dalam kehidupan jemaat, belum semua mengalami pemulihan dan kelimpahan. Sebagai hamba Tuhan, kegelisahan itu saya bawa kepada Tuhan dan Tuhan tunjukkan bagaimana pemulihan dan kelimpahan itu terjadi. Dari kegelisahan itu Tuhan bawa saya kepada pewahyuan mengenai the Kingdom abundance. Ini bukan prinsip gereja, bukan prinsip sekuler, ini adalah prinsip Kerajaan Allah.

Tujuan kami datang pagi hari ini bukan untuk menggenapi program gerejawi yang semata rutinitas belaka, dan kami tahu ketika kami terjebak di dalamnya, tidak akan pernah sesuatu apa pun terjadi dalam kehidupan kami. Pagi hari ini kami datang dengan segala kerendahan hati, kami ingin berjumpa dengan Engkau. Pada mulanya adalah firman, firman itu bersama dengan Allah, dan firman itu menjadi manusia, dan ada di tengah-tengah kami pagi hari ini. Yang sakit disembuhkan, yang lemah dikuatkan, yang terikat dilepaskan. Aku berdoa tidak seorang pun pulang sama tapi anugerah yang besar mengubah hidup kami. Terus Engkau bawa kami menjadi sempurna sama seperti Engkau sempurna.

Kami siap diberkati oleh Engkau. Amin.

Shalom, senang sekali saya bisa melayani di tempat ini sepanjang hari, nanti sebentar di Hotel Permata, kemudian Tan Ek Tjoan, dan nanti sore di Gedung Lautan.

Ketika Gembala Pembina kita mencanangkan bahwa tahun 2010 adalah Tahun Pemulihan dan Kelimpahan, terus terang ada kegelisahan dalam hati saya. Memasuki bulan-bulan berikutnya kita mendapati ada satu pesan yang kuat di seluruh dunia bahwa Tuhan sedang anugerahkan bukan saja kelimpahan, tapi juga belas kasihan. Saya gelisah karena saya dapati kehidupan jemaat, belum semua mengalami pemulihan dan kelimpahan. Saya tahu persis apa yang ada pada jemaat hari-hari terakhir. Sebagai hamba Tuhan, kegelisahan itu saya bawa kepada Tuhan dan Tuhan tunjukkan bagaimana pemulihan dan kelimpahan itu terjadi.

Dari kegelisahan itu Tuhan bawa saya kepada pewahyuan mengenai the Kingdom abundance. Ini bukan prinsip gereja, bukan prinsip sekuler, ini adalah prinsip Kerajaan Allah.

Tempat emas ada

Kejadian 2:10-11, Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang. Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada.

Secara teologi sungai berbicara mengenai Roh Allah sendiri. Yehezkiel 47, sungai yang keluar dari Bait Allah adalah Roh Kudus yang dimanifestasikan. Sungai yang sama keluar dari Eden untuk mengaliri taman. Ini yang saya percayai: taman itu adalah hidup kita, perkawinan, pelayanan, gereja, dan seluruh aspek kehidupan kita.

Sungai itu satu tujuan, keluar dari Bait Allah, keluar dari Taman Eden, untuk mengaliri kehidupan kita. Yang sakit disembuhkan, yang lemah dikuatkan, yang terikat dilepaskan, yang terbelenggu dimerdekakan, yang miskin Tuhan perkaya, karena Dia kaya rela menjadi miskin supaya kita menjadi kaya. Kenapa saya berani berkata demikian? Perhatikan. Ternyata muara akhir dari Roh Kudus itu membawa gerejanya, Saudara dan saya, ke tempat emas itu ada.

Tujuan Allah melepaskan apa yang ada pada hidup-Nya, pada hati-Nya, keluar untuk mengaliri hidup kita, untuk satu tujuan, membawa gerejanya ke sebuah tujuan ilahi, ke tempat emas itu ada.

Tidak mengherankan, seperti Tuhan katakan kepada Gembala Pembina, tahun ini adalah tahun kelimpahan. Beberapa minggu lalu saya berkhotbah di sebuah gereja di bawah penggembalaan Pdt Gilbert Lumoindong, saya dapati dalam wartanya tertulis apa yang Tuhan katakan kepada Pak Gilbert juga sama, bahwa 2010 is the Year of Profusion, yaitu Tahun Kemakmuran. Beberapa minggu lalu saya berkhotbah untuk Jemaat Induk Bethany Surabaya, saya dapati bahwa yang Tuhan katakan kepada Pak Alex juga sama, bahwa tahun ini adalah tahun keemasan, The Golden Year. Sumbernya sama, semua gereja dibawa ke tempat emas itu ada!

Sumber daya untuk caring

Dalam Kejadian 47:13-25, kita akan melihat sebuah kehidupan di mana di bawa kepada tempat emas itu ada yaitu kehidupan Yusuf di mana ada sebuah kehidupan yang dibawa Roh Kudus ke tempat emas itu ada. Yusuf mendapatkan vision pada usia 17 tahun, ke tempat emas itu ada, itu inti daripada mimpinya. Saudaraku, dia harus melewati proses. Masuk ke dalam lubang, dijual kepada bangsa kafir, menjadi budak di rumah Potifar, diinvestasikan hidupnya dua tahun di dalam penjara, tapi ujung-ujungnya, muaranya ke tempat emas itu ada. Yusuf dibawa ke sebuah destinasi, tujuan akhir hidupnya, menjadi orang nomor dua di Mesir. Alkitab NKJV perikopnya bukan saja "Tindakan Yusuf", tapi "Josef deals with the famine" – Yusuf berurusan dengan kelaparan. Ternyata compassion ternyata adalah satu sisi mata uang yang lain daripada abundance. Bahasa rohaninya yang sangat lazim di gereja adalah kita diberkati untuk menjadi berkat.

Tuhan sedang limpahkan kelimpahan agar kita punya resources, sumber daya, supaya kita bisa memberkati banyak orang. Orang di luar sana lapar, miskin, dan sengsara, tidak cukup hanya didoakan. Gereja Tuhan menjadi jalan keluar di akhir zaman. Tuhan sedang melimpahkan kelimpahannya supaya Gereja Tuhan memiliki resources untuk kita bisa memberkati banyak orang.

Penghakiman terakhir ditentukan seberapa kita caring kepada orang-orang sengsara, bukan oleh seberapa besar jemaatmu, bukan seberapa bagus gedung gerejamu, bukan seberapa hebat asetmu, bukan sukses atau atribut agamawi bahkan keduniawian, tapi ditentukan ketika kambing dan domba dipisahkan. Kenapa jadi kambing? Karena ketika Aku lapar engkau tidak memberikan Aku makan, ketika Aku telanjang engkau tidak memberikan Aku pakaian, ketika Aku haus engkau tidak memberi Aku minum. Apa saja yang engkau tidak berbuat bagi orang paling hina, engkau sedang tidak lakukan untuk Aku!

Saudaraku, prestasi besar dalam kehidupan kita bukan pencapaian tertinggi dalam kehidupan gereja, kekristenan, maupun keduniawian, tapi penghakiman besar ditentukan dalam pencapaian tertinggi dalam kehidupan kita, siapa pun Saudara, hamba Tuhan, diaken, profesional, bankers, entrepreneur, pengusaha, bukan ditentukan seberapa berhasil kita menggelembungkan kekayaan kita, tapi ditentukan seberapa besar kita caring kepada banyak orang.

Domba berkata, kenapa aku jadi domba? Karena ketika Aku lapar engkau memberikan Aku makan, ketika Aku haus engkau memberikan Aku minum, ketika Aku telanjang engkau memberikan Aku pakaian. Apa saja yang engkau perbuat bagi orang yang paling hina, engkau sedang lakukan untuk Aku.

Ini adalah akhir dari akhir zaman, Tuhan sedang limpahkan satu kepercayaan besar, yaitu keemasan, kemakmuran, kelimpahan, untuk satu tujuan agar kita punya compassion kepada banyak orang.

Demikian juga Yusuf, dia sampai pada pencapaian hidupnya yang tertinggi adalah untuk memberikan makan kepada orang yang lapar.

Kejadian 47:13-25,

Di seluruh negeri itu tidak ada makanan, sebab kelaparan itu sangat hebat, sehingga seisi tanah Mesir dan tanah Kanaan lemah lesu karena kelaparan itu.
Maka Yusuf mengumpulkan segala uang yang terdapat di tanah Mesir dan di tanah Kanaan, yakni uang pembayar gandum yang dibeli mereka; dan Yusuf membawa uang itu ke dalam istana Firaun.
Setelah habis uang di tanah Mesir dan di tanah Kanaan, datanglah semua orang Mesir menghadap Yusuf serta berkata: "Berilah makanan kepada kami! Mengapa kami harus mati di depanmu? Sebab tidak ada lagi uang."
Jawab Yusuf: "Jika tidak ada lagi uang, berilah ternakmu, maka aku akan memberi makanan kepadamu sebagai ganti ternakmu itu." Lalu mereka membawa ternaknya kepada Yusuf dan Yusuf memberi makanan kepada mereka ganti kuda, kumpulan kambing domba dan kumpulan lembu sapi dan keledainya, jadi disediakannyalah bagi mereka makanan ganti segala ternaknya pada tahun itu.
Setelah lewat tahun itu, datanglah mereka kepadanya, pada tahun yang kedua, serta berkata kepadanya: "Tidak usah kami sembunyikan kepada tuanku, bahwa setelah uang kami habis dan setelah kumpulan ternak kami menjadi milik tuanku, tidaklah ada lagi yang tinggal yang dapat kami serahkan kepada tuanku selain badan kami dan tanah kami.
Mengapa kami harus mati di depan matamu, baik kami maupun tanah kami? Belilah kami dan tanah kami sebagai ganti makanan, maka kami dengan tanah kami akan menjadi hamba kepada Firaun. Berikanlah benih, supaya kami hidup dan jangan mati, dan supaya tanah itu jangan menjadi tandus."
  • Garis bawahi kata turning point dalam kehidupan mereka, di mana Tuhan ubahkan dan balikkan dari kelaparan menjadi kelimpahan, yaitu kata "berikanlah".
Lalu Yusuf membeli segala tanah orang Mesir untuk Firaun, sebab orang Mesir itu masing-masing menjual ladangnya, karena berat kelaparan itu menimpa mereka. Demikianlah negeri itu menjadi milik Firaun.
Dan tentang rakyat itu, diperhambakannyalah mereka di daerah Mesir dari ujung yang satu sampai ujung yang lain. Hanya tanah para imam tidak dibelinya, sebab para imam mendapat tunjangan tetap dari Firaun, dan mereka hidup dari tunjangan itu; itulah sebabnya mereka tidak menjual tanahnya.
Berkatalah Yusuf kepada rakyat itu: "Pada hari ini aku telah membeli kamu dan tanahmu untuk Firaun; inilah benih bagimu, supaya kamu dapat menabur di tanah itu.
  • Sesuai dengan permintaan, karena mereka meminta benih, maka Yusuf berkata, "Pada hari ini aku telah membeli kamu dan tanahmu untuk Firaun; inilah benih bagimu, supaya kamu dapat menabur di tanah itu." Tuhan selalu beroperasi sesuai dengan permintaan.
Mengenai hasilnya, kamu harus berikan seperlima bagian kepada Firaun, dan yang empat bagian lagi, itulah menjadi benih untuk ladangmu dan menjadi makanan kamu dan mereka yang ada di rumahmu, dan menjadi makanan anak-anakmu."
Lalu berkatalah mereka: "Engkau telah memelihara hidup kami; asal kiranya kami mendapat kasih tuanku, biarlah kami menjadi hamba kepada Firaun."

Dalam keadaan lapar mereka membawa uang kepada Yusuf untuk membeli gandum. Apa yang terjadi dengan gandum? Gandum dimakan, dikonsumsi, lalu dibuang ke toilet. Gandum dimakan, dikonsumsi, lalu dibuang ke WC. Berapa pun gandum, firman Tuhan katakan, pasti habis. Setelah uang mereka habis dan gandum mereka habis, mereka membeli gandum dengan ternak mereka. Nasibnya kembali sama, dimakan, dikonsumsi, ke jamban. Dimakan, dikonsumsi, ke toilet. Berapa pun gandum, habis.

Saudara catat prinsip ini, gandum tidak akan pernah memuaskan daging kita, berapa pun gandum habis. Tapi maaf, banyak orang datang ke gereja untuk gandum. Beribadah untuk gandum. Seperti hidup hanya diinvestasikan untuk gandum. Berapa pun gandum yang Tuhan percayakan dalam kehidupan kita, tidak akan pernah memuaskan kita.

Di tengah-tengah khotbah beberapa hari lalu di JCC, tiba-tiba Tuhan bicara, gereja yang hanya fokus pada gandum, sedang dalam kutuk kemiskinan, karena berapa pun gandum tidak akan pernah memuaskan daging kita. Ketika kita cuma bekerja untuk gandum, pelayanan untuk gandum, doa untuk gandum, doa syafaat untuk gandum, ke menara doa untuk gandum, doa malam untuk gandum, doa puasa untuk gandum, bahkan bangun pagi, fokus kita adalah gandum. Maaf, kalau demikian, kita sedang dalam kutuk kemiskinan karena berapa pun gandum tidak akan pernah memuaskan daging kita.

Kita berdoa, Tuhan berkati aku, proyekku, pelayananku, Gerejaku, pekerjaan suamiku, agar Engkau cukupkan suamiku. Fokus kita seringkali adalah gandum. Tapi apa yang terjadi? Ketika uang mereka habis, gandum habis, ternak habis, dua tahun kemudian, mereka kembali datang kepada Yusuf, mereka berkata bahwa mereka dalam kemiskinan, sekarang yang ada pada tinggal tubuh dan tanah. Sekarang mereka minta benih. Ketika kemiskinan melanda, pewahyuan turun, mereka tidak lagi minta gandum tapi minta benih. Gandum sifatnya temporary, benih sifatnya eternity yaitu kekal adanya. Cari yang kekal, jangan cari yang sementara tidak pernah memuaskan kita.

The Kingdom economic system

Tapi ada sebuah sistem ekonomi Kerajaan Sorga, the Kingdom economic system. Dalam ayat yang ke-24, Yusuf mengatakan, seperlima bagian atau 20% adalah untuk Firaun yang adalah representatif dari pemerintah. Hari ini kita hidup dalam dua pemerintahan, dalam spiritual government (yaitu di mana kita beribadah) dan physical government (yaitu Republik Indonesia). Dari 20% itu, 10% adalah bagi spiritual government, dan sisanya adalah representasi daripada tax yang kita berikan kepada Pemerintah Indonesia. Saya mau katakan, ketika Saudara mengisi SPT dan membayar pajak, Saudara sedang menggoncangkan sorga! Jangan Anda pusingkan kalau mungkin ada beberapa aparat pajak yang tidak beres. Yang penting kita sudah lakukan firman Tuhan! Sebuah cerita lama, saya tidak punya pekerjaan, bisnis, tidak punya apa-apa. Sejak 1999, saya memberikan diri melayani jiwa-jiwa tanpa reward sedikit pun dari gereja. Tetapi Maret 2010 yang lalu, saya tetap ke Dirjen Pajak, isi SPT, semua pendapatan saya tahun 2009 saya rekapitulasi dan saya bayar pajak. Kalau hamba Tuhan tidak bayar pajak, kalau gereja tidak bayar pajak, kalau pengusaha Kristen tidak bayar pajak, "Apa kata dunia"?

Tolong perhatikan, ada satu pengaturan sistem kerajaan Allah yang cantik sekali yang Yusuf ajarkan ketika itu untuk sisa 80% dalam ayat yang ke-24 ini, yaitu yang pertama adalah untuk benih dan yang kedua adalah gandum.

Perhatikan, yang pertama benih, yang kedua gandum untuk kamu makan dan seisi rumahmu. Ini adalah dua hal yang berbeda dan terpisah, jangan ditumpang tindihkan dan jangan dibolak-balik, harus presisi. Ini adalah sistem ekonomi kerajaan Allah yaitu yang pertama adalah benih, dan yang kedua adalah gandum. Ada satu ayat pembuktian dari 2 Korintus 9:10, Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.

Saya tidak pernah sekolah Alkitab dan Teologi, tapi saya berani menafsir bahwa Yusuf tidak janjian dengan Paulus, mereka tidak hidup di zaman yang sama dengan rentang waktu sekian ribu tahun, tapi yang pasti adalah pewahyuan yang diterima Paulus dan Yusuf ternyata sama, karena mereka memiliki sumber yang sama, Jehovah, the revealing One, Allah yang mewahyukan dirinya.

Pewahyuan yang disampaikan Paulus kepada jemaat Korintus itu ternyata sama dengan yang disampaikan Yusuf. Strukturnya persis sama, yang pertama benih dan kedua untuk dimakan.

Firman Tuhan katakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya. Lihat yang dilipatgandakan Tuhan adalah benih dan bukan gandum! Tapi kita lebih sering datang untuk melipatgandakan gandum. Bisnisku dilipatgandakan, proyekku diekspansi, semua keuanganku biarlah bertambah-tambah, bahkan dibungkus dengan kalimat "untuk kemuliaan nama Tuhan"! Padahal kita sedang memperalat Tuhan untuk hanya memperkaya diri sendiri. Kita hanya datang untuk abuse, memanipulasi Tuhan dengan mengatakan "untuk kemuliaan nama Tuhan". Tapi maaf, ini adalah prinsip kerajaan Allah, yang Tuhan lipat gandakan bukan gandum, tapi benih.

  • Kalau kita berdoa gandum dilipatgandakan, berapa pun akan habis. Anda kerja keras banting tulang dapat gandum, berapa pun akan habis. Yang Tuhan lipat gandakan bukan gandum karena berapa pun gandum tidak akan pernah memuaskan daging kita.
  • Yang Tuhan lipat gandakan adalah benih! Perhatikan, ketika benih berlipat kali ganda, maka yang namanya gandum akan naik selaras dengan pelipatgandaan benih. Haleluya!

Perhatikan kata menyediakan dalam ayat ini. Menurut saya, menyediakan adalah tindakan pasif, bukan tindakan aktif. Menyediakan berbeda dengan memberikan atau menyerahkan. Menyediakan adalah tindakan pasif.

Beberapa hari lalu saya diundang makan di Bubur Mangga Besar. Bubur tidak harus berpikir lama, beda dengan Chinese food, ada Capcai, Siomay, bakmi saja ada berbagai macam, harus dipikirkan dulu mau pilih makanan apa. Nah, di Bubur Mangga Besar itu pelayannya bilang hanya ada dua pilihan yaitu bubur ikan dan bubur ayam, kita tinggal pilih, maka sesuai dengan permintaan [tindakan pasif dilakukan], maka yang kita minta akan diberikan. Perhatikan, di sorga juga tersedia dua menu, yang pertama benih dan yang kedua adalah gandum. Maaf, di gereja semua orang meminta gandum, tidak ada yang minta benih, maka benih over stock di sorga. Benih dan gandum adalah dua hal yang berbeda, terpisah.

Kita akan lihat lebih lanjut, ketika kita meminta benih, sorga terbuka untuk kita!

Ada sebuah keluarga Elkana, istri pertamanya Hana dan istri keduanya Penina. Penina memiliki anak, sedangkan istri pertamanya, Hana, mandul. Pada zaman itu orang mandul adalah terkutuk. Ini menjadi titik balik dari kehidupan Hana.

1 Samuel 1:11, Kemudian bernazarlah ia, katanya: "TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya."

Yang diminta Hana bukan gandum, bukan roti, tapi adalah benih. Dia minta anak laki-laki bukan untuk konsumsi, bukan untuk kepuasan daging sendiri, bukan untuk dipamerkan ke orang-orang bahwa dia tidak terkutuk, tapi dia minta anak laki-laki untuk diinvestasikan untuk TUHAN. Sorga terbuka dan Samuel lahir sebagai benih!

Kalau perkawinanmu mandul, bisnismu mandul, karuniamu mandul, doamu mandul, syafaatmu mandul, pelayananmu stagnasi, Saudaraku, berhenti sekedar minta gandum. Ini tafsiran saya, Hana bertahun-tahun minta gandum, sorga tertutup, tapi ketika dia minta benih, sorga terbuka. Ketika karuniamu mandul, ibadahmu mandul, pelayananmu stagnasi—cuma begitu-begitu saja tidak produktif sama sekali, perhatikan: yang mandul akan terbuka yang tertutup akan produktif ketika yang kau minta bukan untuk dirimu sendiri, ketika yang kau minta adalah untuk Tuhan.

Ketika yang Saudara minta bukan sekedar gandum, tapi benih, doaku sebagai benih, hidupku sebagai benih, hartaku sebagai benih, investasi bagi kerajaan Allah, maka Tuhan akan lipat gandakan!

1 Samuel 2:19-21, Setiap tahun ibunya membuatkan dia jubah kecil dan membawa jubah itu kepadanya, apabila ia bersama-sama suaminya pergi mempersembahkan korban sembelihan tahunan. Lalu Eli memberkati Elkana dan isterinya, katanya: "TUHAN kiranya memberikan keturunan kepadamu dari perempuan ini pengganti yang telah diserahkannya kepada TUHAN." Sesudah itu pulanglah mereka ke tempat kediamannya. Dan TUHAN mengindahkan Hana, sehingga dia mengandung dan melahirkan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan lagi. Sementara itu makin besarlah Samuel yang muda itu di hadapan TUHAN.

Bertahun-tahun saya tidak setuju dengan sebuah ungkapan, "mari kita buat Tuhan berhutang kepada kita!" Tapi sejak saya mendapatkan pewahyuan dari ayat ini, ketika kita minta benih dan kita berikan kepada Tuhan, kita sedang membuat Tuhan berhutang kepada kita. Kenapa? Ketika Hana minta Samuel dan diinvestasikan bagi kerajaan Allah, Tuhan gantikan dengan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan. Haleluya!

Tuhan akan berhutang kepada Saudara, Tuhan akan berhutang kepada gereja-Nya. Karena Allah kita sebenarnya tidak butuh pinjaman siapa pun! Setuju? Dia tidak butuh pinjaman dari siapa pun! Karena yang tidak ada menjadi ada, yang mustahil menjadi tidak mustahil, dengan berfirman segala sesuatunya ada, karena dia adalah Elohim yang kreator! Dia mencipta segalanya. Tapi ketika Saudara meminta benih dan Saudara berikan kepada Tuhan, maka Tuhan akan merasa berhutang, dan lihat, Tuhan mengindahkan kehidupan Hana, dia pulang dan dilipatgandakan benihnya, diberikan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan.

Dalam versi bahasa Inggris, 1 Samuel 2:20, And Eli blessed Elkanah and his wife, and said, The LORD give thee seed of this woman for the loan which is lent to the LORD. And they went unto their own home. (KJV)

Ketika benih itu Saudara minta dan diberikan kepada Tuhan, maka benih itu menjadi the loan which is lent to the LORD! Benih itu menjadi pinjaman yang kita pinjamkan kepada Tuhan. Allah kita tidak membutuhkan pinjaman, Dia kaya rela jadi miskin supaya kita jadi kaya. Maka yang terjadi ketika Saudara bawa benih itu kepada Tuhan, itu menjadi loan which is lent to the LORD, akan Tuhan lipat gandakan!

Ilustrasi benih dan gandum

Katakanlah Saudara mendapatkan terima gandum Rp 10 juta setiap bulannya, entah dari pendapatan, keuntungan, payroll, take home pay, pensiun, berapa pun dan apa pun bentuknya, sebagai pendapatan lazim setiap bulan. Sebesar 1 juta langsung potong untuk persepuluhan. Jadi gandum yang kita konsumsi setiap bulan adalah 9 juta, untuk hidup seisi rumahmu.

Setelah dikurangi operasional ini-itu, berapa yang kita kasih untuk Tuhan? Maaf, kebanyakan orang memberikan sisa kepada Tuhan.

Untuk anak, berapa pun kita berikan yang terbaik, liburan kita yang terbaik, rumah yang terbaik, mobil yang terbaik, tapi untuk Tuhan kita berikan sisa!

Ingat, berapa pun gandum pasti habis!

Tapi turning point-nya adalah ketika kita minta benih, sesuai dengan iman Saudara. Hari ini ada opsi benih dan gandum, hari ini kita minta benih.

Anggaplah kita minta benih senilai Rp 25 juta. Perhatikan, untuk mendapatkan Rp 25 juta, Saudara tidak perlu kerja rodi, kerja keras, tinggal minta. Kenapa tinggal minta? Karena benih dan gandum itu dua hal yang berbeda. Selama ini setiap kali kita minta gandum toh Tuhan kasih, maka saat kita minta benih, pasti Tuhan juga kasih!

  • Bulan pertama
Anda yang biasanya mendapatkan Rp 10 juta itu, karena Saudara minta benih, maka Saudara akan mendapatkan sesuatu yang extraordinary, yang tidak lazim, jangan kaget kalau tiba-tiba pendapatan yang Saudara dapatkan adalah Rp 20 juta. Maka dari 20 juta ini, sebesar Rp 10 juta itu tetap untuk gandum, dan ekstranya Rp 10 juta adalah untuk benih tahap pertama (dari benih yang Saudara minta Rp 25 juta itu).
Ketika terima ekstra seperti ini, jangan cepat-cepat ganti handphone, ganti mobil, ganti motor, beli apartemen. Saudara tahu ini adalah ekstra, bagian dari benih yang Saudara minta, maka investasikan bagi kerajaan Allah dan ini menjadi loan which is lent to the LORD! Jangan pikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan benih Rp 25 juta itu. Yang penting minta.
  • Bulan kedua
Tiba-tiba saja bulan depannya akan Saudara mendapatkan sesuatu yang ekstra lagi, yang tidak biasa, yang tidak lazim, berkat-berkat yang tidak terduga yang Saudara akan terima karena Saudara minta benih. Jangan pikirkan caranya! Tuhan punya 1001 cara untuk memberkati kita.
Anggaplah tiba-tiba Saudara mendapatkan penghasilan Rp 25 juta. Maka yang Rp 10 juta tetap untuk gandum, dan yang Rp 15 juta untuk memenuhi full payment benih tersebut. Maka total benih yang Saudara minta sudah terpenuhi seluruhnya Rp 25 juta, sebagai loan which is lent to the LORD yang kita berikan kepada Tuhan dan bukan sisa. Yang menabur sedikit menuai sedikit, dan yang menabur banyak, Tuhan akan lipat gandakan banyak.
  • Bulan ketiga
Jangan kaget kalau bulan depannya Saudara terima Rp 30 juta. Saudara tidak perlu lagi memberi benih, karena sudah full payment Rp 25 juta. Ini adalah bagian yang Saudara tuai untuk memberi makan bagi orang yang kelaparan di luar sana.

Penutup

Saudara, gereja tidak minta duit Saudara, saya berkhotbah tidak minta duit Saudara. Tapi pagi ini mari kita beramai-ramai minta benih! Haleluya! Hari ini kita bukan beramai-ramai untuk kasih ke Tuhan, tapi hari ini kita beramai-ramai minta benih, dan pasti Tuhan beri, bukan untuk mengurangi gandum Saudara! Selama berabad-abad gereja selama ini mengajarkan gandum. Tapi biarlah hari ini menjadi titik balik bagi kehidupan kita.

Saya merasakan, Saudara adalah orang-orang yang paling beruntung di seluruh dunia karena Saudara telah mendapatkan pewahyuan yang begini jelas mengenai benih dan gandum. Anda adalah orang-orang yang sangat beruntung pagi hari ini.

Kemarin saya berkhotbah di sebuah gereja di Surabaya, gembalanya Doktor dan Master dalam teologi. Bahkan ibu Agnes Maria dengan rendah hati berkata, "Saya menjadi pengkhotbah di umur 16 tahun tapi saya belum pernah mendapatkan pewahyuan yang segini jelas. Bolehkah saya khotbahkan mengenai ini di mana-mana?" Saya katakan boleh.

Beberapa hari lalu ada sedikit penyesalan. Saya berkhotbah untuk satu stasiun televisi nasional. Saya ceritakan kepada produsernya, boleh tidak saya khotbahkan khusus mengenai benih dan gandum? Mereka bilang, audients televisi terlalu majemuk dan tidak bisa menerima perkara teologi yang terlalu heavy, terlalu berat.

Kalau Saudara mendengar pagi hari ini, itu karena Tuhan akan pakai Saudara untuk menjadi bendahara-bendahara Kerajaan Allah.

Prinsipnya adalah Tuhan melipatgandakan, memultiplikasikan benih. Ini bukan meminta benih sekali seumur hidup. Ketika Saudara terima, Saudara minta lagi. Terus menerus, maka gereja tidak akan pernah sama lagi, Bogor tidak akan pernah sama lagi, Indonesia tidak akan pernah sama lagi, di dalam kelimpahan yang sempurna!

Dan ketika Saudara terima, maka dibutuhkan integritas. Sesuatu yang tidak biasa, yang extraordinary, yang tidak lazim, harus diberikan kepada Tuhan sebagai pemenuhan benih yang kita minta. Saudara ingat, kita minta gandum, selalu Tuhan berikan. Apalagi kalau kita minta benih bukan untuk daging kita, pasti Tuhan beri.

Kasih yang sempurna telah kuterima dari-Mu
Bukan karena kebaikanku
Hanya oleh kasih karunia-Mu
Kau pulihkan aku

Layakkanku 'tuk dapat memanggil-Mu Bapa
Kau b'ri yang kupinta, saat kumencari kumendapatkan
Kuketuk pintu-Mu dan Kau bukakan
S'bab Kau Bapaku, Bapa yang kekal

Tak kan Kau biarkan, aku melangkah hanya sendirian
Kau selalu ada di hatiku
S'bab Kau Bapaku, Bapa yang kekal

Ada sebuah gema yang saya terima dari hati Saudara pagi hari ini, "Setelah kami terima, ke mana kami harus beri?" Yesaya 32:20, Berbahagialah kamu yang boleh menabur di segala tempat di mana terdapat air, yang dapat membiarkan sapi dan keledainya pergi ke mana-mana!

Pastikan ketika Saudara memberi itu adalah di tempat adanya air. Saudaraku, catat, menabur itu berbeda dengan menebar! Banyak orang yang menjadi spekulan-spekulan rohani di gereja. Pastikan Saudara menabur di tempat adanya air, di mana Roh Kudus sedang bergerak, bekerja, dan melawat. Ada beberapa pengusaha yang datang kepada saya dan kecewa, karena mereka merasa telah memberi tetapi tidak menuai. Jangan-jangan itu tempat di mana tidak adanya air.

Saudara pasti setuju dengan saya kalau di Rayon 7 ini Roh Kudus sedang bergerak luar biasa. Di tempat ini adanya air, di tempat ini ada kemuliaan Tuhan, ada mujizat, ada penginjilan bagi jiwa-jiwa. Saudara, ketika Saudara terima, tabur kembali di tempat di mana adanya air, di Rayon ini, di gereja kita, agar Roh Kudus terus bergerak membawa gerejanya ke tempat emas itu ada.

Amin.