Mur, Kemenyan, dan Emas (Pdt Ir Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 17 Februari 2021 19.22 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
Lompat ke: navigasi, cari

Pada hari ini saya mau menyampaikan satu kebenaran Firman Tuhan tentang Natal. Memasuki bulan Desember berarti masuk dalam perayaan Natal, tetapi banyak orang Kristen sekalipun salah pengertian tentang makna Natal. Banyak orang Kristen berpikir Natal hanya sebatas pohon Natal, tukar kado, atau makan-makan. Mereka berpikir hari Natal adalah hari sukacita berkumpul bersama keluarga, tidak lebih dari itu. Bahkan banyak orang terjebak seperti orang dunia mengomersilkan Natal, berlomba-lomba menjual produk Natal dan meraup keuntungan sebesar-besarnya. Hari-hari ini orang Kristen betul-betul harus mengerti Natal yang sesungguhnya.

Matius 2:10-11 "Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan mur."

Sukacita apa yang ada di hati Saudara waktu memasuki perayaan Natal? Sukacita daging, atau sukacita rohani? Ada banyak orang bersukacita Natal karena tutup tahun, berarti bonus dan Tunjangan Hari Raya berlimpah-limpah. Sukacita yang benar adalah sukacita di dalam roh karena Yesus. Orang Majus mengerti sukacita yang di dalam roh, mereka sujud menyembah kepada Tuhan Yesus lalu membuka tempat perbendaharaan dan mempersembahkan mur, kemenyan, dan emas. Mur adalah satu getah pohon yang diperoleh dengan menorehkan kulit pohon, dicampur dengan minyak untuk dipergunakan membalsam jenazah yang meninggal. Dalam Yohanes 19:39 Yesus juga diberikan mur. Jadi mur berbicara tentang kematian. Kemenyan adalah sesuatu yang wangi. Pada zaman dahulu di Bait Allah ada bokor-bokor bara api untuk orang Yahudi mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan dengan memasukkan kemenyan yang dibakar dalam bokor tersebut sehingga mengeluarkan asap yang wangi, menjadi satu dupa yang harum buat Tuhan dan Tuhan hadir di Bait Suci memberkati orang-orang yang mempersembahkan kemenyan. Jadi kemenyan berbicara tentang urapan dan kuasa Allah yang turun kepada kita semua. Emas adalah lambang berkat, kekayaan, dan Yesus Raja segala raja. Apa hubungannya mur, kemenyan, dan emas dengan perayaan Natal?

Ulangan 16:1-8 Tiga hari raya utama: "Ingatlah akan bulan Abib dan rayakanlah Paskah bagi TUHAN, Allahmu, sebab dalam bulan Abib itulah TUHAN, Allahmu, membawa engkau keluar dari Mesir pada waktu malam. Maka engkau harus menyembelih kambing domba dan lembu sapi sebagai korban Paskah bagi TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih TUHAN untuk membuat nama-Nya diam di sana. Janganlah engkau makan sesuatu yang beragi besertanya; tujuh hari lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi besertanya, yakni roti penderitaan, sebab dengan buru-buru engkau keluar dari tanah Mesir. Maksudnya supaya seumur hidupmu engkau teringat akan hari engkau keluar dari tanah Mesir. Janganlah terdapat padamu ragi di seluruh daerahmu, tujuh hari lamanya; dan dari daging hewan yang kausembelih pada waktu petang pada hari pertama, janganlah ada yang bermalam sampai pagi. Engkau tidak boleh mempersembahkan korban Paskah di salah satu tempat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. Tetapi di tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana, engkau harus mempersembahkan korban Paskah itu pada waktu senja, ketika matahari terbenam, bertepatan dengan saat engkau keluar dari Mesir. Engkau harus memasaknya dan memakannya di tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu; kemudian paginya engkau harus pulang kembali ke kemahmu.

Enam hari lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi dan pada hari yang ketujuh harus ada perkumpulan raya bagi TUHAN, Allahmu; maka janganlah engkau melakukan pekerjaan. Tujuh minggu harus kauhitung: pada waktu orang mulai menyabit gandum yang belum dituai, haruslah engkau mulai menghitung tujuh minggu itu. Kemudian haruslah engkau merayakan hari raya Tujuh Minggu bagi TUHAN, Allahmu, sekedar persembahan sukarela yang akan kauberikan, sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. Haruslah engkau bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, engkau ini dan anakmu laki-laki serta anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi yang di dalam tempatmu, dan orang asing, anak yatim dan janda, yang di tengah-tengahmu, di tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana. Haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di Mesir, dan haruslah engkau melakukan ketetapan ini dengan setia. Hari raya Pondok Daun haruslah kaurayakan tujuh hari lamanya, apabila engkau selesai mengumpulkan hasil tempat pengirikanmu dan tempat pemerasanmu.

Haruslah engkau bersukaria pada hari rayamu itu, engkau ini dan anakmu laki-laki serta anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi, orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu. Tujuh hari lamanya harus engkau mengadakan perayaan bagi TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih TUHAN; sebab TUHAN, Allahmu, akan memberkati engkau dalam segala hasil tanahmu dan dalam segala usahamu, sehingga engkau dapat bersukaria dengan sungguh-sungguh. Tiga kali setahun setiap orang laki-laki di antaramu harus menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya, yakni pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Janganlah ia menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa, Ayat 1-8 berbicara tentang Paskah, persembahan mur yaitu kematian Tuhan Yesus. Pada waktu itu orang Israel ada di Gosyen tanah Mesir dan Tuhan akan memberi tulah kesepuluh kepada orang Mesir. Orang Israel harus menyembelih seekor domba jantan tak bercacat dan mengoleskan sedikit darahnya di pintu-pintu rumah orang Israel.

Pada malam malaikat membantai anak sulung ternak dan manusia, pintu-pintu yang terdapat olesan darah anak domba dilewati. Ada tangisan di seluruh Mesir tetapi orang Israel selamat. Itulah pengertian Paskah. Sekarang kita semua diselamatkan oleh karena kebaikan dan kasih Tuhan Yesus, dulu seharusnya kita mati karena dosa-dosa kita. Keselamatan itu mahal harganya, tidak bisa ditukar dengan uang. Bahkan Markus 8:36 berkata "Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya." Apa gunanya seseorang mempunyai seluruh dunia tetapi tidak masuk sorga? Sia-sia. Banyak orang kaya bingung semua bisa mereka beli tetapi tidak mempunyai damai sejahtera, takut setelah mati tidak tahu akan ke mana. Tetapi kita bersyukur kita orang percaya pasti berjumpa dengan Dia. Keselamatan bukan hanya untuk orang Yahudi dan Israel. Dalam Matius 1:1-17 Silsilah Yesus Kristus dicatat 5 nama wanita. Ini di luar kebiasaan orang Yahudi yang menganut patrialisme. Tiga dari 5 wanita ini bukanlah orang Yahudi, yaitu Tamar, Rahab, dan Rut. Tuhan ingin menunjukkan bahwa keselamatan disediakan untuk orang Yahudi dan non-Yahudi, setiap bangsa dan bahasa yang percaya nama Yesus, termasuk Saudara dan saya.

Tuhan tidak memandang Saudara dari suku mana atau bahasa apa, tetapi yang Dia pandang adalah Saudara sungguh berharga dan Saudara dipilih dan dipanggil untuk diselamatkan. Di samping itu 5 wanita ini berbicara tentang garis keturunan yang kurang baik di mata masyarakat, tetapi di dalam Yesus diubahkan menjadi baik, bahkan amat sangat baik. Tiga dari 5 wanita yang dicatat bukanlah orang baik-baik, yaitu Tamar, Rahab, dan isteri Uria atau Batsyeba. Yesus mau lahir dari satu garis keturunan yang tidak baik. Dalam keadaan apapun Dia sanggup mengubahkan kita.

Ayat 9-12 berbicara tentang hari raya Pentakosta, persembahan kemenyan yaitu pengurapan Allah yang turun. Kisah Para Rasul 2:1-4 Pentakosta: "Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya." Banyak orang Kristen berhenti setelah menerima keselamatan, padahal Tuhan mau kita melangkah terus mendapatkan pengurapan Allah. Saya tidak bisa berdiri di sini tanpa pengurapan Allah, kita tidak mungkin pelayanan dan menghadapi goncangan-goncangan yang ada kalau tidak ada pengurapan Allah.

Kita membutuhkan pengurapan Allah. Pada waktu Yesus belum terangkat ke sorga, Ia berkata, "Aku akan memberi kepada kalian seorang Penolong yang lain yaitu Roh Kudus." Yesus tahu dunia penuh kegoncangan, dan kita membutuhkan Penolong Roh Kudus untuk memenangkannya dan menjadi saluran berkat. Di dalam pengurapan Roh Kudus ada karunia-karunia Roh Kudus dan buah-buah Roh Kudus. 1 Korintus 12:8-10 berisi tentang 9 karunia Roh Kudus, tetapi selain itu ada 9 buah Roh Kudus di Galatia 5:22-23. Ingat, bukan buah-buah Roh Kudus, tetapi buah Roh Kudus karena cuma 1 buah yang ada di dalam Roh Kudus. Dalam kehidupan orang Kristen yang paling penting adalah buah Roh Kudus. Jika tidak ada buah Roh tetapi sudah memiliki karunia-karunia Roh, maka kita akan menjadi sombong dan menghakimi. Semakin kita mempunyai buah Roh, semakin Tuhan akan memberikan karunia-karunia Roh kepada kita. Karunia-karunia Roh berasal dari Tuhan, sesuka Tuhan memberikannya kepada siapa yang ingin Dia pakai. Tetapi buah Roh harus kita gali dari hidup kita yang menerima pengurapan dari Allah sendiri. Kita harus menginginkan buah Roh ini.

Ayat 13-16 berbicara tentang hari raya Pondok Daun, persembahan emas yaitu berkat. Pada waktu perayaan Natal kita membawa persembahan yang menunjukkan bahwa Tuhan telah memberkati kita. Di Israel pada hari raya Pondok Daun, kita dapat menemukan pondok-pondok daun di sepanjang jalan, yaitu rumah sangat sederhana yang terbuat dari 4 tiang, atap rumbia, dan sisi-sisinya kadang-kadang hanya dari plastik atau bilik, di dalamnya ada meja-meja. Di dalam pondok-pondok daun ini, orang-orang Yahudi bersama dengan seluruh keluarga mereka mengingat bagaimana Tuhan telah memelihara mereka selama 40 tahun di padang gurun. Mereka bersyukur. Pada waktu itu masing-masing keluarga Yahudi ini membawa persembahan untuk bersama-sama merayakannya, ada yang membawa lembu, domba, atau gandum. Mereka mengumpulkannya di satu tempat untuk bersukaria berpesta, bagaimana Tuhan telah memberkati mereka sepanjang tahun yang sudah dilalui. Hari-hari ini kita diberi kesempatan melalui amplop-amplop persembahan Natal untuk membawa berkat-berkat yang sudah kita terima sepanjang tahun 2001, mempersembahkannya kepada Tuhan dan bersama-sama merayakan hari sukacita Pondok Daun, hari Natal, mengingat-ingat kebaikan Tuhan. Hal ini juga menjadi simbol bagaimana kita mengasihi Tuhan karena Dia sudah lebih mengasihi Saudara dan saya. Semua harta yang kita miliki hanya karena Tuhan.

Ulangan 8:17-18 "Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini." Saudara bisa akui di hadapan Tuhan kalau seluruh apapun yang kita miliki hari ini bukan karena kita, tetapi karena Tuhan Yesus. Jangan ada di antara kita yang berkata karena hasil kerja keras dan tabungan kita, karena Tuhan berkata emas dan perak Aku yang punya. Gereja ini bukan milik saya, uang ini bukan milik saya, saya hanyalah pengelolanya, satu saat Tuhan bisa ambil. Demikian juga Saudara seperti kasir atau teller di bank, uang yang banyak itu bukan milik si kasir, dia hanya pengelolanya saja, terserah si pemilik uang akan diberikan kepada siapa. Kalau hari-hari ini Tuhan memberkati kita, jangan semua kita nikmati sendiri, hanya sebagian yang Tuhan izinkan untuk kita. Pergunakan uang Saudara dengan baik, minta ampun jika Saudara telah mempergunakannya untuk hal-hal yang tidak Alkitabiah. Ketiga hari raya utama ini (Paskah, Pentakosta, dan Pondok Daun) digenapi dan ditutup oleh hari Natal.

Ada seorang pendeta yang dalam kelelahannya dia tertidur dan bermimpi sedang berjalan di kota dia tinggal. Di mimpi itu dia mencari gereja, tetapi dia tidak menemukan satupun. Lalu dia pergi ke satu toko buku dan mencari buku-buku yang berbicara tentang Juru Selamat, tetapi dia tidak menemukannya. Kemudian dia pindah ke toko buku lainnya, tetapi tidak juga menemukan buku tersebut. Dia begitu gundah gulana, dan dia kembali ke rumahnya. Ketika dia sedang merenungkan apa yang terjadi, dia mendengar sebuah ketukan pintu. Seorang anak muda datang meminta pertolongan untuk ibunya yang sedang sekarat. Pendeta itu segera mengambil Alkitabnya dan melayani ibu tua itu yang sedang terbaring. Lalu dia mulai membuka Alkitabnya ingin membagikan kasih Allah dan mencari Yohanes 3:16 "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Tetapi ayat itu tidak ada, karena Alkitabnya hanya sampai Perjanjian Lama. Di dalam mimpinya itu dia menangis. Ketika sedang menangis sayup-sayup dia mendengar suara "Glori glori Dia sudah datang". Lalu dia terbangun. Hari itu adalah hari Natal di mana Yesus lahir. Mari kita renungkan, apa jadinya kalau Dia tidak datang 2000 tahun yang lalu? Apa jadinya dengan kita? Kita tidak akan pernah diselamatkan, kita tidak akan pernah diberkati, kita tidak akan pernah mendapat seorang Penolong, kita tidak akan bisa disembuhkan, karena Dia yang menanggung semua dosa-dosa dan sakit-penyakit kita, memberikan kita kelegaan dan kemenangan. Mari kita syukuri. Mari kita bersukacita dengan sukacita yang sejati. Terima kasih, Tuhan Yesus!

Pranala luar