Pemulihan citra diri (KOM 320.2)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”

Kejadian 1:26

Tujuan Mzm 8:4-6

Peserta memahami:

  1. Cara seseorang memandang dirinya sendiri sebagaimana Tuhan memandang.
  2. Akibat dari citra diri yang salah terhadap kehidupan orang tersebut.
  3. Manfaat pemulihan citra diri dalam mengembangkan diri, kehidupan rohani maupun dalam pelayanan.

Manusia cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan lingkungan sosial di mana ia berada, profil fisik, dan status sosial-ekonominya terhadap dirinya sendiri.

Ketika self identification itu bersifat negatif, timbullah perasaan malu, tertolak, rendah diri, tidak puas dalam hatinya.

Perasaan-perasaan itu dapat menghalangi pertumbuhan dalam karier, kerohanian dan pelayanannya.

Berbagai pandangan tentang citra diri

  1. Pengertian tentang citra diri
  2. Yang disebut sebagai citra diri adalah:
    • Ams 23:7a Apa yang dipikir dan dipercayai seseorang tentang dirinya, atau
    • Apa pendapat atau pandangan orang lain tentang dirinya.

    Misalnya:
    Seseorang yang sejak kecil oleh orang tuanya selalu dikatakan sebagai anak yang bodoh akan percaya bahwa dirinya benar-benar bodoh.

  3. Sumber-sumber pandangan tentang citra diri 1 Kor 4:3-4
  4. Ada 4 sumber pendapat/pandangan yang bisa mempengaruhi pandangan/penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri.

    1. Orang lain
    2. Ada orang-orang tertentu yang pandangan atau pendapatnya tentang diri seseorang bisa mempengaruhi pendapat maupun pandangan orang tersebut mengenai dirinya sendiri.

      Seorang bisa menyerah dan berkata dalam hati: “Saya adalah seperti yang kalian katakan tentang saya”.

    3. Norma kelompok
    4. Sekelompok orang atau masyarakat tertentu menyepakati sebuah standar nilai tertentu, misalnya:
      • Kriteria orang yang dinilai cantik, kaya, sukses dan lain-lain.
      • Pandangan tentang seseorang yang memiliki atau tidak memiliki anak, keturunan laki-laki dan lain-lain.
    5. Diri sendiri
    6. Pandangan dan penilaian dari seseorang terhadap dirinya sendiri sering kali dipengaruhi oleh pandangan orang lain atau lingkungan sosial tertentu.

      Misalnya:

      • Seorang yang merasa dirinya tidak berguna, sehingga tidak mau melakukan apa-apa untuk Tuhan/pekerjaan Tuhan.
      • Seorang yang pernah berkali-kali gagal lalu tidak mau “bangkit” lagi karena memandang dirinya memang “sebegitu” saja kemampuannya dan telah ditentukan oleh Tuhan untuk selalu gagal.
    7. Tuhan
    8. Nilai diri seseorang yang sebenarnya seperti apa yang dikatakan Firman Tuhan mengenai diri manusia.

Pandangan Allah tentang manusia

  1. Sama dengan gambar dan rupa Allah Kej 1:26-28
  2. Manusia diciptakan dengan gambar dan rupa Allah, namun karena kejatuhan manusia dalam dosa maka gambar dan rupa itu menjadi rusak dan perlu dipulihkan.

  3. Berharga di mata Tuhan Mzm 103:4
  4. Tuhan Yesus memberikan hidup-Nya sebagai tebusan untuk hidup manusia. Ini membuktikan bahwa manusia begitu berharga bagi-Nya.

  5. Ciptaan yang dahsyat dan ajaib Mzm 139:13-16
  6. Kejadian manusia adalah dahsyat dan ajaib karena Tuhan sendiri yang menenun ketika seseorang di dalam kandungan ibunya.

Pengaruh citra diri yang dipulihkan

Secara umum citra diri yang baik berdampak pada:

  1. Prestasi tertinggi
  2. Seberapa tinggi seseorang menilai dirinya dalam suatu hal turut menentukan peraihan prestasi tertingginya dalam hal itu.

  3. Penampilan diri
  4. Seseorang yang berpikir bahwa ia adalah orang yang baik akan merasa nyaman dan aman hidup berkelompok dengan orang-orang yang sama baiknya dengan dia.

  5. Hubungan dengan orang lain
  6. Seorang yang berpikir positif terhadap dirinya cenderung berpikir dan bersikap positif pula pada orang lain. Jika ia dapat menerima dan mengasihi dirinya, maka ia akan bisa menghargai dan mengasihi orang lain juga.

Sebaliknya; seseorang dengan citra diri yang rusak sulit bertumbuh dan berhasil dalam hidupnya, dan cenderung menjadi seorang ‘troublemaker’.

Kebutuhan dasar jiwa manusia

  1. Rasa diterima
  2. Manusia mempunyai kebutuhan untuk dapat diterima oleh orang lain dan lingkungannya.

  3. Rasa memiliki dan dimiliki
  4. Kebutuhan untuk memiliki keluarga, pekerjaan dan lain-lain.

  5. Rasa berguna
  6. Orang merasa dirinya berarti jika apa yang ia kerjakan berguna bagi orang lain maupun bagi lingkungannya.

  7. Rasa berharga
  8. Menurut Lawrence J Crabb, Jr, seorang psikolog Kristen, kebutuhan pribadi yang mendasar dari setiap orang adalah dirinya dinilai sebagai pribadi yang berharga.

Terpenuhinya kebutuhan–kebutuhan dasar tersebut di atas menentukan stabilitas emosi dan mengoptimalkan peraihan keberhasilan dalam hidupnya.

Berbagai penghalang terhadap pemenuhan kebutuhan jiwa

  1. Pekerjaan Iblis 2 Kor 11:3; 2 Tes 2:9-10
  2. Si jahat ini merusak melalui tipu dayanya, ia menipu manusia untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan yang palsu.

  3. Falsafah dunia Kol 2:8
  4. Falsafah dunia ini sudah menjadi suatu konsep yang tertanam dalam benak dan cara berpikir manusia turun temurun.

  5. Kedagingan
  6. Manusia mempunyai kecenderungan untuk berbuat dosa, karena itu terlebih mudah baginya untuk melakukan yang jahat daripada melakukan yang baik.

Gejala-gejala citra diri yang rusak

  1. Merasa tidak berguna
    1. Terintimidasi
    2. Memandang segala kekurangan dan kelemahannya sebagai sesuatu yang menjadi ancaman bagi dirinya, sehingga seringkali membenci dirinya sendiri.

    3. Takut dihukum
    4. Selalu dibayangi ketakutan, bahkan seperti orang yang “takut pada bayangannya sendiri”.

    5. Pencari “kambing hitam”
    6. Selalu berusaha menyalahkan orang lain atas setiap kegagalan atau kesulitan yang terjadi.

  2. Berusaha supaya diterima
    1. Berusaha menyenangkan orang lain ‘berapapun harganya’
    2. Siap melakukan ‘kompromi’, asal bisa diterima dalam suatu kelompok.

    3. Berusaha menyamai penampilan orang lain
    4. Sekalipun sebenarnya hal itu kurang sesuai dengan diri dan kemampuannya, baik dari sisi kondisi perekonomiannya, nilai-nilai moralnya, keyakinan agamanya.

    5. Takut dikritik
    6. Menjadi mudah marah dan tersinggung bila ada kritik yang ditujukan atau disampaikan kepadanya.

    7. Merasa rendah diri
    8. Selalu dengan perasaan was-was membandingkan dirinya dengan orang lain dalam hal pendidikan, kekayaan, status sosial dan sebagainya.

    9. Tidak punya identitas
    10. Tidak berani menyatakan pandangannya terhadap masalah tertentu yang diperkirakan ‘melawan arus’.

  3. Berusaha untuk berharga
    1. Perfeksionis
    2. Tidak bisa menerima adanya kesalahan, sehingga tidak bisa memaafkan dirinya sendiri ataupun orang lain yang melakukan kesalahan-kesalahan.

      Terobsesi untuk jadi yang paling sukses, sehingga menghalalkan segala cara.

    3. Takut gagal
    4. Sangat selektif dalam menerima tugas dan tanggung jawab, dan menjauhi tantangan.

    5. Butuh dukungan secara berkelebihan
    6. Merasa tidak nyaman dan terancam bila ada orang lain yang menyamai atau melebihi dirinya.

      Timbulnya rasa iri dan kedengkian, lalu berusaha untuk menjatuhkan/menyingkirkan orang lain tersebut .

    7. Pengkritik
    8. Sulit memuji dan mendukung orang lain.

  4. Menerima keadaan sebagai takdir
    1. Menarik diri
    2. Menjadi orang yang tertutup, egois, sukar bergaul dan tidak bisa bermasyarakat.

    3. Menyesali diri sendiri
    4. Menyesali keberadaannya, suka mengutuki dirinya sendiri, bahkan merasa “bosan hidup” dan ingin mengakhiri hidupnya.

    5. Menyesali orang tua
    6. Mengapa ia dilahirkan sebagai anak mereka sehingga hidupnya seperti ini keadaannya.

    7. Menyesali Tuhan
    8. Menyalahkan Tuhan, dan bisa undur dari Tuhan.

    9. Putus asa
    10. Bersikap apatis, tidak bersemangat untuk bertumbuh dan berkarya.

    11. Terikat pada kebiasaan buruk
    12. Rasa kecewa bisa menyeret seseorang kepada kebiasaan-kebiasaan buruk, seperti: narkotika, mabuk-mabukan dan perjudian.

Keputusan untuk mengalami pemulihan

  1. Memahami dan menerima ketetapan Tuhan
  2. Ada beberapa hal yang harus kita terima dalam hidup ini, antara lain:
    • Jenis kelamin
    • Keturunan (ras, negara, kebangsaan, suku dan lain-lain)
    • Keluarga (orang tua dan saudara/i)
    • Waktu kelahiran (urutan kelahiran, tanggal, saat/zaman waktu lahir)
    • Penampilan fisik
    • Kemampuan (IQ, EQ, bakat, dan lain-lain)
  3. Memahami dan menerima diri sendiri
  4. Mempercayai dan berpegang pada prinsip-prinsip Firman Tuhan dan berpedoman kepada-Nya sehingga bisa memiliki kepercayaan dan keyakinan yang benar mengenai diri sendiri sebagaimana yang Tuhan maksudkan.

    • Hidup kita di dalam rencana Tuhan Mzm 139:14-16
      Apapun bentuknya, rencana Tuhan itu pasti sempurna.
    • Tuhan sedang memegang kendali atas hidup kita Flp 1:6
      Menyadari bahwa bila Tuhan sudah memulai sesuatu pastilah Ia akan melanjutkannya, sehingga di dalam Dia manusia selalu punya kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik.
    • Jangan membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain 2 Kor 10:12
      Supaya tidak terperangkap oleh tata nilai dunia ini tentang apa yang hebat.
    • Penampilan fisik hanyalah pelengkap citra diri 1 Pet 3:3-4
      Yang lebih penting adalah apa yang di dalam dirinya itu.
    • Mengucap syukur 1 Tes 5:18
      Belajar untuk bersyukur kepada Tuhan atas segala kelebihan maupun kekurangan/kelemahan yang ada pada diri sendiri.
    • Bermegah di dalam Tuhan 2 Kor 12:7
      Memiliki pengertian yang benar akan arti dari ‘kelemahan’.
  5. Menerima “jalan keluar” dari Tuhan
    • Terhadap keyakinan: “Supaya diterima”
    • Terhadap keyakinan: “Supaya berharga”
    • Terhadap keyakinan: “Menjadi orang yang berguna”
    • Terhadap keyakinan: “Ini sudah takdir”

Langkah-langkah pemulihan citra diri

  1. Mengidentifikasi citra diri yang salah
  2. Yaitu menemukan; dalam hal-hal apa yang selama ini kita menilai diri kita sendiri dengan pola pandang

  3. Minta ampun kepada Tuhan, karena:
    • Melecehkan penciptaan-Nya,
    • Menyia-nyiakan anugerah-Nya,
    • Menghambat rencana-Nya.
  4. Tolak yang salah dan terima dan terima yang benar
  5. Bertindak secara profetik dalam nama Tuhan Yesus untuk menolak cara pandang yang salah dan mendeklarasikan mulai saat itu juga akan memandang diri sendiri seperti cara Tuhan memandang kita.

  6. Berdiri di atas keyakinan yang benar
  7. Setiap sikap, keputusan dan tindakan dalam area hidup dan pelayanan berlandaskan keyakinan bahwa kita asalah coptaan Allah yang unik dan sempurna.

Diskusi

  1. Bagaimana kita melihat dan menilai orang-orang yang dekat dengan kita (dalam hal“gambar diri”) selama ini?
  2. Apakah kita melihat atau mendeteksi adanya “gambar diri” yang rusak?

Aplikasi

Jika kita melihat adanya “gambar diri” yang rusak pada orang-orang yang dekat dengan kita, mulailah memberikan nasihat dan ajarkan kepada mereka untuk menyadari keberadaan mereka yang sebenarnya.

God can restore what is broken and change it into something amazing. All you need is FAITH.

Joel 2:25

Regardless of what happened in your past, God give you a new start today.
A chance to start over to come clean and be pure the rest of your life.

— Rick Warren

Sumber

  • Abraham Lalamentik dan Tim (Oktober 2020). "320.2 Pemulihan citra diri". The Soldier (edisi ke-1 (Online), Oktober 2020). Jakarta: GBI Jalan Gatot Subroto. ISBN 978-979-3571-20-1.