KOM 320.1 Pemulihan hati bapa

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

“Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.”

Hosea 6:3

Tujuan

Menuntun peserta untuk memiliki pandangan yang benar tentang Allah serta membangun hubungan yang intim dan intens dengan DIA.

Perbedaan yang sangat mendasar antara Kekristenan dan agama-agama lain adalah bahwa kita memiliki Tuhan sebagai Juruselamat dan Bapa kita. Pada kenyataan nya banyak orang Kristen menghidupi Kekristenannya tanpa mengalami perjumpaan pribadi dengan Bapa Ilahinya, sehingga mereka sebenarnya hanya beragama Kristen. Kekristenan tipe ini tidak mempunyai potensi pertumbuhan rohani yang sehat.

1 Yoh 2:12-14

Tiga tingkatan pengenalan akan Allah

  1. Kekristenan anak-anak
  2. Mengenal Bapa nya hanya sebagai provider.

  3. Kekristenan orang muda
  4. Bergaul dengan Firman dan Roh Kudus yang mendidik hatinya di dalam perjalanan rohaninya.

  5. Kekristenan yang dewasa
  6. Menaruh pengenalan akan Allah sebagai pengejaran tertinggi dalam hidupnya.

Memiliki hubungan dengan Tuhan sebagai Bapa

  1. Diangkat sebagai Anak Yoh 1:12
  2. Kata “kuasa” dalam Yohanes 1:12 bahasa Gerika nya adalah "exousia"; dikhususkan dalam konteks kemampuan. Maknanya adalah dalam area kekuatan, hak, yurisdiksi, potensi, kebebasan, potensi, dan pengaruh yang didelegasikan.

  3. Mendekat kepada Bapa Yoh 14:16
  4. Di dalam dan melalui Tuhan Yesus Kristus, kita beroleh jalan untuk mendekat dan memiliki hubungan yang intens dengan Bapa.

  5. Menyembah kepada Bapa Yoh 4:23-24
  6. Sebagai ciptaan-Nya yang tertinggi, kita didesain serupa dengan peta dan citra Allah sendiri, sehingga menjadi compatible dengan Dia.

  7. Berdoa kepada Bapa Mat 6:6
  8. Tidak seperti iman dan kepercayaan lain, Tuhan Yesus menyatakan bahwa doa kita merupakan komunikasi antara seorang anak dengan bapanya.

Struktur keluarga ilahi

  1. Bapa berperan sebagai seorang Ayah Yoh 14:6; Ef 3:14-15
  2. Hak dan tanggung jawab seorang ayah dalam keluarga adalah sebagai pengayom dan provider.

  3. Roh Kudus berperan sebagai seorang Ibu Yes 66:13
  4. Hak dan tanggung jawab seorang ibu dalam keluarga adalah memberikan tuntunan, nasehat dan semangat yang baru.

  5. Kita berperan sebagai seorang anak Kel 19:5
  6. Hak dan tanggung jawab seorang anak dalam keluarga adalah menerima segala bentuk sumber daya dari ‘ayah dan ibu’ nya, yaitu provisi dan didikan.

Mitos tentang citra Bapa

Iblis berusaha menyusupkan pandangan yang salah tentang karakter Bapa kepada kita dengan maksud menjauhkan kita dari DIA. Sebenarnya semua sifat-sifat tersebut adalah sifat-sifat iblis sendiri.

  1. Otoriter
  2. Lebih mementingkan kuasa dari pada melayani, padahal Tuhan Yesus mengajarkan bahwa siapapun yang mau menjadi pemimpin haruslah menjadi pelayan.

  3. Ingkar janji
  4. Menggunakan segala cara untuk mengelabui manusia; padahal Tuhan setia kepada janji-Nya sendiri.

  5. Suka mencela
  6. Suka merendahkan dan melecehkan manusia sehingga tidak punya keberanian dan keyakinan untuk melangkah dalam hidupnya, padahal Tuhan Yesus mengundang siapa saja yang berbeban berat, yang lemah dan yang letih lesu; agar datang kepada-Nya.

  7. Kasar dan kaku
  8. Dalam membangun hubungan, jauh dari sikap dan sifat yang lemah lembut dan rendah hati.

  9. Kasih yang bersyarat
  10. Selalu ada hidden scenario dibalik kebaikan yang diberikan.

  11. Menilai dari permukaan
  12. Menghargai orang yang memiliki banyak kekayaan, kedudukan, prestasi, kecerdasan dan sejenisnya.

Akibat gambaran yang salah

  1. Tidak dapat mengenal Allah dengan tepat 1 Yoh 2:12-14
  2. Iblis selalu berusaha menyimpangkan persepsi kita tentang kepribadian Allah yang sesungguhnya.

  3. Tidak dapat mempercayakan hidup kepada Allah 2 Tim 1:11-12; Flp 3:10
  4. Sulit meyakini bahwa Allah adalah Pribadi yang sepenuhnya setia di dalam menepati janji-janji-Nya.

  5. Tidak dapat mengasihi Allah dan sesama Rom 8:14-15; Yoh 15:9
  6. Gambaran yang terbatas dan tidak sempurna tentang kepribadian Bapa menyulitkan orang percaya untuk mengasihi Allah dengan segenap hati dan jiwanya, serta mengasihi sesama manusia sebesar kasihnya kepada dirinya sendiri.

  7. Tidak mau hidup bagi Tuhan Yoh 14:9-12
  8. Merasa tidak perlu mengabdikan hidup sepenuhnya kepada Tuhan.

  9. Tidak memiliki kebahagiaan dalam hidupnya
  10. Menjalani kehidupannya sebagai seorang anak yatim piatu atau anak tiri secara rohani.

Citra Allah yang sejati

  1. Mengayomi Yoh 17:15
  2. Allah sebagai pencipta alam semesta, menggunakan otoritas itu demi keselamatan dan kebaikan hidup kita.

  3. Dapat dipercaya 2 Tim 2:13; Mzm 12:7-8
  4. Setiap janji dan nubuatan dalam Firman-Nya pasti digenapi.

  5. Menghargai anak-Nya
  6. Keselamatan dan kehidupan orang-orang tebusan-Nya berharga di mata Allah.

  7. Penuh perhatian Mat 6:32
  8. Dia adalah El Shaddai yang mau dan sanggup memenuhi segala kebutuhan hidup kita.

  9. Penuh pengampunan 1 Yoh 1:9
  10. Setiap kali kita jatuh dalam dosa – lalu bertobat, pengampunan-Nya selalu tersedia bagi kita.

  11. Menerapkan disiplin dengan kasih Why 3:19; Ibr 12:10-11
  12. Kuk Kristus adalah hal-hal yang kita pelajari dan latih demi kebaikan hidup kita sendiri, di mana Tuhan Yesus adalah mentor yang lemah lembut dan rendah hati.

  13. Membangun komunikasi Mzm 18:7
  14. Itulah sebabnya setiap kali kita berdiam diri dan masuk ke dalam hadirat-Nya, kita selalu mengalami lawatan dan jamahan-Nya.

  15. Kasih yang tidak bersyarat 1 Yoh 4:8
  16. DIA mengutus anak-Nya yang tunggal untuk menjadi penebus dosa kita, supaya kita yang berdosa dapat memperoleh jalan pembenaran.

  17. Mengamati motivasi kita 1 Sam 16:7b
  18. Di hadapan Bapa, isi hati kita lebih utama daripada kinerja, prestasi, reputasi, status sosial dan keelokan fisik kita.

Empat langkah menuju pemulihan

  1. Mengakui dan mengampuni perbuatan bapa jasmani
  2. Menerima orang tua kita apa adanya serta memahami ketidaksempurnaan setiap orang.

  3. Mohon ampun atas pandangan yang salah tentang Bapa
  4. Mengakui kekeliruan dan kesalahpahaman kita, dan semua pikiran perasaan serta perbuatan kita di masa lalu akibat dari kekeliruan tersebut.

  5. Belajar mengenal Bapa
  6. Lebih banyak bergaul dengan Firman Tuhan sebagai langkah maju dalam pengenalan akan Tuhan.

  7. Membangun hubungan yang intim
  8. Lebih banyak menghampiri dan berdiam diri di bawah kaki-Nya, serta memandang wajah-Nya.

Perenungan

Apakah selama ini ada persepsi kita tentang Allah yang sulit terwujud dalam hati kita, yang mungkin diakibatkan oleh pengalaman-pengalaman ‘buruk’ yang pernah terjadi dalam hidup kita, sehingga kita tidak bisa mengenal Allah sebagai Bapa yang seutuhnya?

Aplikasi

Buat pengakuan pribadi dan bereskan itu di hadapan Tuhan.

Sumber

  • Abraham Lalamentik dan Tim (Oktober 2020). "330.2 Pemulihan Pondok Daud". The Soldier (edisi ke-1 (Online), Oktober 2020). Jakarta: GBI Jalan Gatot Subroto. ISBN 978-979-3571-20-1.