Hidup dalam iman dibandingkan dengan hidup dalam Hukum Taurat

Dari GBI Danau Bogor Raya
< Ayo Saat Teduh‎ | 10
Revisi sejak 16 Juli 2018 15.33 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat." Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman." Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya. (Galatia 3:10-12)

Dalam renungan kita yang sebelumnya, kita merenungkan panggilan Tuhan kepada kita untuk hidup dengan iman, yang disampaikan melalui nabi Habakuk. “Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya” (Habakuk 2:4). Kita juga sudah melihat ayat-ayat pertama dari tiga kutipan ayat di kitab Habakuk ini di Perjanjian Baru. “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil... Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman".” (Roma 1:16-17). Kutipan yang kedua dicatat di dalam kitab Galatia, di mana hidup dalam iman dibandingkan dengan hidup di dalam hukum Taurat.

Perbandingan antara hukum Taurat dan iman melibatkan sebuah kutuk yang berhubungan dengan hukum Taurat. “Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk.” Kutuk ini adalah untuk mereka yang mencoba untuk layak di hadapan Tuhan berdasarkan usaha manusia memenuhi hukum Taurat kudus Allah. Ayat tersebut didukung dengan kutipan dari Perjanjian Lama (Ulangan 27:26, Yer 11:3) yang menjelaskan kutuk tersebut. “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.” Kutuk tersebut adalah bagi mereka yang memilih untuk hidup berdasarkan usaha manusia memenuhi hukum Taurat, harus melakukan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Taurat tanpa kecuali. Melakukan hanya sebagian saja dari hukum Taurat atau sewaktu-waktu saja, tidak akan dapat diterima di hadapan Allah. Beratnya ketentuan ini sendiri, sudah merupakan suatu kutuk. Tetapi, akibat dari kegagalan untuk memenuhi seluruh hukum Taurat menambah berat kutuk itu. Akibat dari kegagalan memenuhi hukum Taurat dicatat dalam ayat yang berisi jalan keluar dari kutuk ini. “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” (Galatia 3:13-14). Mereka yang melanggar tuntutan hukum Taurat layak untuk menerima hukuman yang Yesus terima di kayu salib.

Anugerah berkat keselamatan melalui kematian Kristus yang menggantikan kita, mengingatkan kita bahwa iman, bukan hukum Taurat, yang menjadi pengharapan kita. “Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman.” Iman artinya mengandalkan karya Kristus di kayu salib. Hidup dalam hukum Taurat bukanlah hidup dalam iman. Hidup dalam Taurat mengandalkan usaha manusia. “Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.”

Doa

Ya Tuhan, segala pujian bagi-Mu karena Engkau sendiri yang menanggung kutuk hukum Taurat. Hatiku bersyukur karena orang benar akan hidup oleh iman, bukan oleh usaha manusia. Ajar aku untuk senantiasa hidup oleh iman dan bukan oleh hukum Taurat. Amin.

Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat." Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman." Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya. (Galatia 3:10-12) Dalam renungan kita yang sebelumnya, kita merenungkan panggilan Tuhan kepada kita untuk hidup dengan iman, yang disampaikan melalui nabi Habakuk.