Bertumbuh dalam kasih karunia melalui hidup dalam iman

Dari GBI Danau Bogor Raya
< Ayo Saat Teduh‎ | 10
Revisi sejak 16 Juli 2018 15.33 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya. (Habakuk 2:4)

Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." (Roma 1:16-17)

Dalam renungan-renungan kita yang sebelumnya mengenai Yesus sebagai teladan kita yang terbaik mengenai “iman dan kerendahan hati.” Jika kita ingin tumbuh dalam kasih karunia Allah, kita harus hidup dengan iman, karena iman adalah jalan masuk kepada kasih karunia. “Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri” (Roma 5:2).

Ayat renungan kita yang pertama juga membahas apa yang sudah kita pelajari sebelumnya mengenai kerendahan hati. “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati” (Yakobus 4:6). Habakuk diilhami oleh Roh Kudus untuk menyatakan kebenaran yang sama. "Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya.” Yakobus membandingkan kecongkakan dengan kerendahan hati. Dalam ayat ini, nabi Habakuk membandingkan antara kecongkakan dengan iman. Orang yang sombong mengandalkan dirinya sendiri. Orang yang rendah hati rela untuk mengandalkan dirinya kepada Allah. Orang yang rendah hati adalah orang yang akan tumbuh di dalam kasih karunia Allah.

Pernyataan yang sederhana mengenai hidup dalam iman ini begitu dalam hingga diulangi sebanyak tiga kali di dalam surat-surat Perjanjian Baru. Penyebutan pertama dicatat di dalam kitab Roma dalam hubungannya dengan Injil kasih karunia. “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.” Paulus sangat yakin kepada kabar baik mengenai kasih karunia Allah yang tersedia di dalam Yesus Kristus. Ia tahu bahwa kebenaran Allah yang berkuasa untuk menyelamatkan semua orang yang percaya kepada Kristus. Pesan kasih karunia ini menawarkan pembenaran dari Allah kepada mereka yang percaya kepada Kristus. "Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman.” Pembenaran yang sama yang dituntut oleh hukum Taurat, disediakan oleh Injil kasih karunia. “Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan” (Roma 3:21-22). Pembenaran yang dibutuhkan oleh manusia datang oleh kasih karunia melalui iman. Baik pada awalnya, maupun seterusnya, “orang benar akan hidup oleh iman.”

Doa

Allah yang maha benar, aku memuji Engkau untuk karunia pembenaran-Mu yang aku terima oleh kasih karunia melalui iman. Hatiku bersukacita karena aku dapat berdiri dalam kebenaran di hadapan Engkau di Sorga. Dengan rendah hati aku berseru dalam iman agar pembenaran yang sama aku terima setiap hari sepanjang hidupku agar aku dapat berjalan dalam kesalehan, oleh kasih karunia melalui iman kepada Kristus. Amin.

Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya. (Habakuk 2:4) Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." (Roma 1:16-17)