Janji yang paling berharga tentang mengambil bagian dalam kodrat Ilahi (2)

Dari GBI Danau Bogor Raya
< Ayo Saat Teduh‎ | 08
Revisi sejak 14 Juli 2018 10.13 oleh Leo (bicara | kontrib) (Leo memindahkan halaman Saat teduh/08/26 ke Ayo Saat Teduh/08/26)
Lompat ke: navigasi, cari

Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat Ilahi. (2 Petrus 1:4)

Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. (Yohanes 15:4-5)

Janji mengenai mengambil bagian dalam kodrat Ilahi begitu berharga dan sangat besar sehingga kita perlu merenungkannya lebih jauh. Mengambil bagian dalam kodrat Ilahi adalah sebuah konsep yang sulit untuk dimengerti. Alkitab dengan jelas mengundang kita untuk hidup dari hari ke hari di dalam Kristus. . “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Galatia 2:20). Namun bagaimana caranya untuk melakukan kebenaran ini? di dalam pengajaran mengenai pokok anggur, Yesus memberikan sebuah ilustrasi yang sangat indah untuk menjelaskan kebenaran rohani ini.

Contoh sehari-hari yang Yesus berikan adalah mengenai sebuah pokok anggur, ranting-rantingnya, dan buah anggur yang akan muncul. Ranting-ranting anggur tidak dapat hidup dengan dirinya sendiri. “Ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri.” untuk dapat berbuah, sebuah ranting harus mendapatkan hidup yang disediakan oleh pokok anggur. “Ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur.” Hal ini dapat dilihat pada kehidupan nyata dengan memisahkan sebuah ranting dari pokok anggurnya. Tidak akan ada buah anggur yang muncul dari ranting tersebut. Sumber kehidupan dari pokok anggur sangatlah penting bagi ranting tersebut.

Aplikasi rohani dari ilustrasi tersebut menyatakan bahwa Yesuslah pokok anggur itu dan kita adalah ranting-rantingnya. “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.” Jika kita ingin agar hidup kita menghasilkan buah kehidupan Kristus, maka kita harus mendapatkan sumber kehidupan dari Kristus. Kita sebagai ranting tidak memiliki sumber kehidupan itu sendiri: “Demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” Sayangnya, banyak orang Kristen dalam kehidupannya mengandalkan kekuatannya sendiri, tidak mengandalkan kehidupan yang disediakan sang Pokok Anggur yaitu Yesus. “Sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Kehidupan kekristenan yang sejati hanya mungkin dengan mengandalkan sumber kehidupan yang disediakan oleh Yesus bagi kita.

Sekali lagi, kita diingatkan bahwa kerendahan hati dan iman adalah aplikasi praktis untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita harus dengan rendah hati mengandalkan Yesus sebagai sumber kehidupan yang berbuah, sama seperti ranting harus mengandalkan pokok anggur agar dapat menghasilkan buah anggur.

Doa

Tuhan Yesus, aku berterima kasih karena aku tidak harus menghasilkan kehidupan itu sendiri. Ajar aku untuk hidup mengandalkan Engkau. Dengan rendah hati aku ingin tinggal di dalam Engkau, supaya Engkau dapat hidup di dalam dan melalui aku, untuk kemuliaan-Mu. Amin.

Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat Ilahi. (2 Petrus 1:4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. (Yohanes 15:4-5)