Janji kemerdekaan di dalam Kristus (1)

Dari GBI Danau Bogor Raya
< Ayo Saat Teduh‎ | 08
Revisi sejak 14 Juli 2018 10.13 oleh Leo (bicara | kontrib) (Leo memindahkan halaman Saat teduh/08/15 ke Ayo Saat Teduh/08/15)
Lompat ke: navigasi, cari

Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka. (Yohanes 8:36)

Seperti kita sudah bahas dalam renungan-renungan yang lalu, salah satu cara untuk melihat hidup di dalam kasih karunia adalah dengan melihat hidup di dalam janji-janji Allah. Kita akan melanjutkan pembahasan mengenai “janji-janji yang berharga dan yang sangat besar” (2 Petrus 1:4). Janji akan sebuah kemerdekaan rohani di dalam Kristus tentunya sebuah janji yang berharga dan yang sangat besar. Walaupun kita sudah banyak membahas mengenai karya Allah yang memerdekakan, janji dalam ayat renungan kita hari ini memberikan kepada kita satu kesempatan sekali lagi untuk merenungkan hal yang sangat penting ini, yang sering muncul dalam Alkitab.

Ketika manusia datang kepada Allah dalam kerendahan hati dan percaya kepada Dia, mereka akan sungguh-sungguh dimerdekakan. Inilah inti dari karya penyelamatan kasih karunia Allah. Saat seseorang datang kepada Allah, ia akan diselamatkan, ditolong, dimerdekakan. Anugerah kemerdekaan yang kita temukan di dalam Kristus memiliki aspek “dari” dan “ke dalam.” Mereka yang memandang kepada Yesus untuk kemerdekaan rohani bebas untuk meninggalkan hal-hal yang lama. Mereka juga bebas untuk masuk kepada hal-hal yang baru.

  • Mereka yang datang kepada Kristus dibebaskan “dari” maut “ke dalam” hidup.
    “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup” (Yohanes 5:24).
  • Mereka yang datang kepada Kristus diselamatkan dari hukuman, dan masuk ke dalam pembenaran.
    “Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup” (Roma 5:18).
  • Mereka yang datang kepada Kristus diselamatkan dari neraka, dan masuk ke dalam sorga.
    “Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?” (Matius 23:33)
    “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu” (1 Petrus 1:3).
  • Mereka yang datang kepada Kristus dimerdekakan dari kesia-siaan usaha manusia, masuk ke dalam kelimpahan harta rohani.
    “Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik” (Roma 7:18)
    “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga” (Efesus 1:3).

Doa

Tuhan Yesus, Engkaulah yang sudah memerdekakan aku. Aku berterima kasih karena aku tidak lagi mati secara rohani, tidak lagi dalam hukuman, tidak sedang menuju neraka dan tidak terbatas dengan kemampuan manusia semata. Aku memuji Engkau karena sekarang aku hidup di dalam Kristus, aku dibenarkan, aku sedang menuju sorga dan diperkaya oleh kelimpahan harta Sorgawi oleh karena kasih karunia-Mu, amin!

Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka. (Yohanes 8:36) Seperti kita sudah bahas dalam renungan-renungan yang lalu, salah satu cara untuk melihat hidup di dalam kasih karunia adalah dengan melihat hidup di dalam janji-janji Allah. Kita akan melanjutkan pembahasan mengenai “janji-janji yang berharga dan yang sangat besar” (2 Petrus 1:4). Janji akan sebuah kemerdekaan rohani di dalam Kristus tentunya sebuah janji yang berharga dan yang sangat besar. Walaupun kita sudah banyak membahas mengenai karya Allah yang memerdekakan, janji dalam ayat renungan kita hari ini memberikan kepada kita satu kesempatan sekali lagi untuk merenungkan hal yang sangat penting ini, yang sering muncul dalam Alkitab.