Bagaimana kita menanggapi Janji-Janji Tuhan

Dari GBI Danau Bogor Raya
< Ayo Saat Teduh‎ | 07
Revisi sejak 26 Juli 2018 21.38 oleh Leo (bicara | kontrib) (typo)
Lompat ke: navigasi, cari

Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." (Roma 1:16-17)

Bagaimana cara kita menanggapi janji-janji Allah? Janji-janji-Nya tidak secara langsung bekerja di dalam hidup setiap orang yang mendengarnya. Ada orang yang menanggapi dengan benar, ada yang menanggapi dengan tidak benar. Ada yang menikmati penggenapan dari janji-janji itu, ada yang tidak mengalaminya. Dalam dua ayat perenungan di atas, kita diberikan dasar dari cara kita menanggapi semua yang termasuk dalam Injil kasih karunia. Tanggapan tersebut adalah iman, termasuk di dalamnya untuk dapat mengalami janji-janji Allah dalam hidup ini.

Paulus memiliki keyakinan yang kokoh terhadap Injil karena karakteristiknya yang kuat. “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan.” Kabar baik mengenai Yesus Kristus pada intinya adalah kasih karunia Allah yang diberitakan kepada manusia: “Pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah” (Kisah 20:24). Kasih karunia ini adalah kuasa Allah yang dicurahkan untuk menyelamatkan manusia. Kuasa ini dialami oleh mereka yang menaruh iman mereka kepada Injil, baik itu orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi. “Injil adalah kekuatan Allah menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. ” Injil ini bekerja karena memperhitungkan kebenaran Allah kepada orang berdosa, jika orang tersebut bersedia percaya kepada Allah. “Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman.”

Injil disebut dalam Alkitab sebagai sebuah janji. “Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal” (1 Yohanes 2:25). Injil juga sering dinyatakan dalam bentuk janji: “Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan” (Kisah 15:11). “Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan” (Roma 10:13). Janji-janji Injil ini dapat dialami melalui iman. “Orang benar akan hidup oleh iman.”

Sebagai tambahan dari keselamatan awal, kabar baik dari kasih karunia Allah juga mencakup banyak janji-janji Allah yang lainnya. “Aku akan mendirikan jemaat-Ku” (Matius 16:18), “Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Yohanes 8:32), “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran” (Yohanes 16:13). Semua janji-janji ini juga dapat kita nikmati melalui iman, karena “orang benar akan hidup oleh iman” -- baik pada awalnya maupun seterusnya.

Doa

Ya Tuhan, aku ingin menanggapi janji-janji-Mu dengan benar. Betapa baiknya Engkau sehingga Engkau hanya meminta agar aku percaya kepada apa yang Engkau sudah janjikan. Aku tidak mau mengabaikan janji-janji-Mu atau meragukannya. Aku ingin hidup dengan mengandalkan setiap janji yang pernah Engkau buat. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." (Roma 1:16-17) Bagaimana cara kita menanggapi janji-janji Allah? Janji-janji-Nya tidak secara langsung bekerja di dalam hidup setiap orang yang mendengarnya.