Kesetiaan Tuhan dan Janji-Janji-Nya (4)

Dari GBI Danau Bogor Raya
< Ayo Saat Teduh‎ | 07
Revisi sejak 26 Juli 2018 21.37 oleh Leo (bicara | kontrib) (typo)
Lompat ke: navigasi, cari

Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya. (1 Tesalonika 5:23-24)

Doa yang dicatat dalam ayat renungan kita hari ini ditutup dengan pernyataan lainnya mengenai kesetiaan Allah, diiringi dengan sebuah janji yang penting. “Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.” Apakah yang Allah inginkan dari kita, dan apa yang Ia janjikan kepada kita?

Tuhan menginginkan kita mengalami penyucian, yaitu hidup di dalam kebenaran. “Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan” (1 Tesalonika 4:3-4). Adalah kehendak Tuhan bahwa kita bertumbuh dalam proses pengudusan hidup.

Istilah lain untuk tujuan ilahi ini adalah tak bercacat. “Semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus.” Saat kita hidup bagi Tuhan tiap-tiap hari sambil menunggu kedatangan-Nya kembali, Ia ingin kita bertumbuh dalam keserupaan dengan Kristus. Ia ingin agar hidup kita semakin lama semakin bersih dari kesalahan. “Supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia” (Filipi 2:15).

Bagaimana keinginan Tuhan ini dapat terjadi? Hanya oleh karya Tuhan kita yang setia, dan yang sudah berjanji untuk setia. “Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya. ” Bagaimanakah cara Tuhan melakukan proses ini? Jawabannya adalah melalui Firman Tuhan. Tuhan Yesus menyatakan kebenaran ini di dalam doa-Nya bagi murid-murid-Nya sebelum Ia disalibkan. “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran” (Yohanes 17:17). Tuhan ingin melepaskan kuasa firman-Nya ke dalam kehidupan kita, mengubah cara kita berpikir atau bertindak. Tuhan ingin agar firman-Nya membuat kita mau menguduskan hidup kita bagi Dia. Rasul Paulus mencatat bagaimana proses rohani ini sejalan dengan kehendak Yesus untuk gereja-Nya: “Untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela” (Yohanes 17:17).

Doa

Ya Allah maha kudus, aku rindu untuk semakin hari semakin dipersiapkan demi kemuliaan, kehormatan dan pekerjaan pelayanan-Mu. Dengan rendah hati aku memohon agar Engkau mengubah hati dan pikiranku oleh kuasa Firman-Mu yang kudus. Engkau adalah Allah yang setia dan yang berjanji untuk menggenapinya. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya. (1 Tesalonika 5:23-24) Doa yang dicatat dalam ayat renungan kita hari ini ditutup dengan pernyataan lainnya mengenai kesetiaan Allah, diiringi dengan sebuah janji yang penting.P