Kesetiaan Tuhan dan Janji-Janji-Nya (3)

Dari GBI Danau Bogor Raya
< Ayo Saat Teduh‎ | 07
Revisi sejak 25 Juli 2018 06.55 oleh Leo (bicara | kontrib) (Typo)
Lompat ke: navigasi, cari

Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat. (2 Tesalonika 3:3)

Sebelum kita masuk dalam ayat renungan hari ini, mari kita mengingat tema kita. Dalam pelajaran kita setiap hari untuk bertumbuh di dalam kasih karunia Allah, kita sedang melihat mengenai janji-janji Allah. Hidup di dalam janji-janji Allah adalah serupa dengan hidup di dalam kasih karunia Allah. Dalam kedua aspek tersebut, hal yang paling penting adalah bagian Allah berkarya di dalam hidup kita, mengerjakan apa yang hanya Dia bisa kerjakan, melakukan apa yang kita sebenarnya kita tidak akan pernah layak untuk menerimanya dan tidak mungkin bisa kita kerjakan sendiri. Jika kita merenungkan janji-janji Allah, kita harus mempersilakan Tuhan untuk meningkatkan keyakinan kita kepada janji-janji-Nya dengan memusatkan perhatian kita kepada kemampuan-Nya dan kesetiaan-Nya. Ayat renungan kita hari ini menyatakan kesetiaan Allah dan menambahkan dua janji mengenai hal-hal yang penting dalam kehidupan Kekristenan kita.

Kesetiaan Tuhan adalah salah satu dari tema-tema agung Alkitab “Tuhan adalah setia.” Tuhan kita dapat diandalkan, jadi kita dapat mengandalkan dia dan limpahan janji-janji-Nya. “Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia” (1 Korintus 1:9). Tuhan yang benar dan yang kekal, yang sudah mengundang kita ke dalam persekutuan yang intim dengan Anak-Nya, adalah Tuhan yang dapat diandalkan, jadi kita dapat percaya kepada Dia dan kepada janji-janji-Nya.

Sebagai contoh, kita dapat mengandalkan janji-Nya untuk memberikan kehidupan rohani yang mapan. “Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu.” Ini adalah salah satu kebutuhan utama dari hidup manusia. Jika kita mengandalkan diri sendiri, kita mudah goyah dan berubah-ubah. Tuhan ingin membuat kita menjadi hamba-hamba-Nya yang bertanggungjawab dan setia. Tuhan adalah setia dan Ia akan melakukan hal ini, jika kita dengan rendah hati membuka hati kita kepada karya firman dan Roh Kudus-Nya.

Contoh yang lain dari kesetiaan Allah adalah dalam menjaga kita terhadap si jahat. “Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan… memelihara kamu terhadap yang jahat.” Kita adalah domba-domba Allah. “Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya” (Mazmur 100:3). Musuh kita adalah seperti singa yang hendak menelan kita. “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (1 Petrus 5:8). Domba tidak dapat bertahan melawan singa. Tetapi kita memiliki gembala yang agung, yang tidak akan lari ketika ada ancaman. “Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku” (Yohanes 10:13-14). Ia ingin kita mengetahui bahwa kita dapat mengandalkan Dia untuk setia terhadap janji-Nya untuk menjaga kita.

Doa

Ya Tuhan, Gembala-ku yang baik, dengan diriku sendiri, aku mudah goyah dan tidak berdaya seperti seekor domba. Tetapi karena kesetiaan-Mu, aku dapat mengandalkan janji-janji-Mu untuk menguatkan rohku dan menjaga aku dari musuh. Terima kasih untuk kesetiaan-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat. (2 Tesalonika 3:3) Sebelum kita masuk dalam ayat renungan hari ini, mari kita mengingat tema kita. Dalam pelajaran kita setiap hari untuk bertumbuh di dalam kasih karunia Allah, kita sedang melihat mengenai janji-janji Allah.