Kuasa dalam bejana tanah liat yang sudah ditebus

Dari GBI Danau Bogor Raya
< Ayo Saat Teduh‎ | 05
Revisi sejak 18 Juli 2018 22.57 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. (2 Korintus 4:7)

Dalam renungan kita yang sebelumnya, dari ayat yang sama kita melihat bahwa Allah menaruh sebuah harta sorgawi yang sangat berharga di dalam sebuah bejana tanah liat biasa. "Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat." Ini adalah hal yang berlaku bagi semua orang yang sudah ditebus oleh darah Kristus. Tuhan mengatur sedemikian rupa sehingga bejana tersebut (kita orang percaya) harus mengandalkan diri kepada harta sorgawi tersebut (Yesus Kristus), bukan kepada diri sendiri: "Supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami." Hal ini akan mengakibatkan perhatian dan kehormatan tertuju kepada Allah, bukan kepada kita.

Yesuslah harta di dalam bejana tanah liat, yaitu kita yang sudah ditebus. Dialah yang menjadi "kekuatan yang berlimpah-limpah" dalam hidup kita. Dialah yang kita andalkan sebagai kekuatan kita untuk kehidupan kita setiap hari. Ketika pertempuran dalam hidup kita menjadi sengit, percayalah kepada Allah. "Engkau telah mengikat pinggangku dengan keperkasaan untuk berperang" (Mazmur 18:39). Ketika kita memerlukan kesabaran dan ketekunan, percayalah kepada Allah. "Dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar" (Kolose 1:11). Ketika kita memerlukan kekuatan di dalam masa-masa lanjut kita, percayalah kepada Allah. "TUHAN telah memelihara hidupku... telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini, pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa" (Yosua 14:10-11). Bahkan ketika mengalami kelemahan, kuasa-Nya justru menjadi nyata. "Terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku... sebab jika aku lemah, maka aku kuat" (2 Korintus 12:9-10).

Kita akan tergoda untuk mengandalkan kekuatan bejana tanah liat kita. Sumber daya manusiawi tidak akan sanggup, tetapi Tuhan yang tinggal di dalam hati kita lebih dari sanggup. "Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya" (Mazmur 73:26). Dunia dengan segala kekayaannya mengundang kita untuk menaruh kepercayaan kita kepada sumber daya duniawi. Tuhan memperingatkan bahwa kepercayaan seperti itu akan menjadi kejatuhan kita. "Celakalah anak-anak pemberontak... yang berangkat ke Mesir... untuk berlindung pada Firaun... Tetapi perlindungan Firaun akan memalukan kamu" (Yesaya 30:1-3).

Kita harus percaya dan mengandalkan Tuhan saja sebagai kekuatan kita. "TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku" (Mazmur 28:7a). Dan kita harus memuliakan Tuhan untuk kekuatan yang Ia berikan. "Kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyian aku bersyukur kepada-Nya" (Mazmur 28:7b).

Doa

Ya Tuhan kekuatan hidupku, ampuni aku karena aku mengandalkan diriku sendiri dan karena aku mengandalkan sumber daya dunia ini. Aku ingin menaruh semua kepercayaanku kepada Yesus, harta sorgawi yang hidup di dalam aku. Biarlah segala kemuliaan hanya bagi-Mu saja. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. (2 Korintus 4:7) Dalam renungan kita yang sebelumnya, dari ayat yang sama kita melihat bahwa Allah menaruh sebuah harta sorgawi yang sangat berharga di dalam sebuah bejana tanah liat biasa. "Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat." Ini adalah hal yang berlaku bagi semua orang yang sudah ditebus oleh darah Kristus. Tuhan mengatur sedemikian rupa sehingga bejana tersebut (kita orang percaya) harus mengandalkan diri kepada harta sorgawi tersebut (Yesus Kristus), bukan kepada diri sendiri.