Kemuliaan yang besar atau kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu

Dari GBI Danau Bogor Raya
< Ayo Saat Teduh‎ | 05
Revisi sejak 18 Juli 2018 22.21 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan… betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh! Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran. Sebenarnya apa yang dahulu dianggap mulia, jika dibandingkan dengan kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu ini, sama sekali tidak mempunyai arti. Sebab, jika yang pudar itu disertai dengan kemuliaan, betapa lebihnya lagi yang tidak pudar itu disertai kemuliaan. (2 Korintus 3:7-11)

Ayat-ayat ini menyatakan perbedaan lain yang penting antara kemuliaan hukum Taurat perjanjian lama dan kasih karunia perjanjian baru. Perbedaan ini terlihat dari berbagai istilah yang kontras: “kemuliaan… menyertainya waktu ia diberikan” dan “betapa lebih besarnya lagi kemuliaan,” “yang dahulu dianggap mulia” dan “kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu,” “disertai dengan kemuliaan” dan “betapa lebihnya lagi… kemuliaan." Hukum Taurat perjanjian lama disertai dengan kemuliaan yang besar, namun kasih karunia perjanjian baru disertai dengan kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu.

Memang benar bahwa hukum Taurat itu mulia. Kemuliaan itu menunjuk kepada kekudusan karakter Allah yang dinyatakan dalam tulisannya. “Maka kamu harus menguduskan dirimu, dan kuduslah kamu, sebab Akulah TUHAN, Allahmu. Demikianlah kamu harus berpegang pada ketetapan-Ku dan melakukannya; Akulah TUHAN yang menguduskan kamu. Apabila ada seseorang yang mengutuki ayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati; ia telah mengutuki ayahnya atau ibunya, maka darahnya tertimpa kepadanya sendiri” (Imamat 20:7-9). Pernyataan dari kekudusan Allah dalam hukum Taurat juga berfungsi untuk memperlihatkan ketidakkudusan manusia. “Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah” (Roma 3:19).

Ketika seseorang bergumul dengan masalah kesehatan yang serius, tentunya sangat menyiksa jika harus menghadapinya tanpa mengetahui apa penyakit yang sebenarnya. Adalah sebuah ‘kemuliaan’ jika seseorang dapat memberitahu apa masalah yang sebenarnya. Salah satu bagian dari kemuliaan hukum Taurat adalah menyatakan masalah dasar dari pergumulan manusia. Namun jauh lebih ‘mulia’ jika ada jawaban terhadap masalah tersebut. Kasih karunia adalah jawaban terhadap pergumulan manusia. “Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (Roma 5:20-21).

Doa

Ya Tuhan Maha Mulia, aku bersyukur untuk kemuliaan Taurat-Mu, yang menyingkapkan masalah dosaku. Namun aku lebih bersyukur lagi untuk kemuliaan kasih karunia-Mu, yang menyediakan jawaban terhadap masalah dosaku. Tuhan, biarlah saat aku dengan rendah hati merenungkan Firman-Mu, kemuliaan kasih karunia-Mu yang mengatasi segala sesuatu, mencurahkan kebenaran-Mu yang semakin melimpah ke dalam hidupku setiap hari. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan… betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh! Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran. Sebenarnya apa yang dahulu dianggap mulia, jika dibandingkan dengan kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu ini, sama sekali tidak mempunyai arti. Sebab, jika yang pudar itu disertai dengan kemuliaan, betapa lebihnya lagi yang tidak pudar itu disertai kemuliaan. (2 Korintus 3:7-11) Ayat-ayat ini menyatakan perbedaan lain yang penting antara kemuliaan hukum Taurat perjanjian lama dan kasih karunia perjanjian baru.