Keharuman Kristus bagi Allah

Dari GBI Danau Bogor Raya
< Ayo Saat Teduh‎ | 04
Revisi sejak 18 Juli 2018 21.26 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus. (2 Korintus 2:14-15)

Selain hidup dalam kemenangan, Tuhan juga menginginkan agar hidup kita menyebarkan keharuman Kristus. “Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana."

Sama seperti sebuah wangi parfum dapat tercium oleh hidung jasmani kita, demikian juga keharuman rohani dapat berdampak secara rohani. Jika seseorang memakai parfum, orang lain di sekitarnya pasti dapat merasakan keharuman parfum tersebut. Jika seseorang terus menerus mengejar untuk mengenal Allah, orang-orang di sekitarnya pasti akan merasakan dampak dari “keharuman pengenalan akan Dia." Inilah yang disebut dengan keharuman Kristus, yaitu aroma rohani yang berasal dari kehidupan orang-orang percaya yang mengejar pengenalan akan Allah. Keharuman itu adalah hal yang menjadi tanda yang menunjukkan bahwa Yesus Kristus sudah tinggal di dalam kehidupan mereka dan kemudian muncul melalui kehidupan mereka.

Saat kita semakin mengenal Allah lebih dalam lagi, keharuman rohani Kristus ini juga menjadi keharuman bagi Allah sendiri. “Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus." Bahkan Tuhan adalah yang pertama kali menikmati keharuman Kristus ini.

Tujuan utama pelayanan dan kesaksian kita adalah kepada Allah. Kita yang percaya kepada Yesus Kristus senantiasa harus menguji “apa yang berkenan kepada Tuhan” (Efesus 5:10). Kita tidak ada di dunia ini untuk kepentingan diri sendiri. “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus” (Galatia 1:10). Kita ada di sini untuk hidup berkenan di hadapan Allah. “Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi” (1 Tesalonika 4:1).

Apakah yang membuat Bapa di Sorga sungguh-sungguh berkenan? Anak yang dikasihi-Nya. Ketika Allah Bapa memandang dari Sorga pada saat Yesus di baptis, Ia menyatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Ketika Bapa di sorga memandang hidup kita sekarang, Ia ingin menikmati keharuman Anak-ya yang timbul dari kehidupan kita. “Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus."

Doa

Allah Bapa yang di Sorga, aku rindu untuk memberkati Engkau dengan keharuman Kristus yang timbul dari kehidupan ku. Ampuni aku jika selama ini justru aroma kedagingan ku yang sering muncul dari hidupku. Tolong aku untuk lebih mengenal Engkau, sehingga pengenalan akan Engkau akan mengeluarkan keharuman Kristus lewat hidupku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus. (2 Korintus 2:14-15) Selain hidup dalam kemenangan, Tuhan juga menginginkan agar hidup kita menyebarkan keharuman Kristus. “Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana."