Mengalami kebaikan Tuhan

Dari GBI Danau Bogor Raya
< Ayo Saat Teduh‎ | 04
Revisi sejak 18 Juli 2018 16.44 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! (Mazmur 34:9)

Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa mengenal Tuhan adalah bertumbuh dalam persekutuan dengan Dia, bukan sekedar mengumpulkan lebih banyak pengetahuan mengenai Dia. “Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu” (2 Petrus 1:2), bukan sekedar untuk diketahui oleh kita. “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia” (2 Petrus 1:3), bukan sekedar supaya kita bisa menyanyikannya, tetapi supaya bisa hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Semakin kita mengenal Allah, semakin kita mengalami kebaikan-Nya dalam hidup kita.

Ayat renungan kita hari ini menyatakannya dengan jelas. “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu!” Tuhan itu baik. Ia penuh kasih, murah hati dan panjang sabar. Alkitab penuh dengan pernyataan mengenai kebaikan Tuhan. “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya” (Mazmur 107:1). Kebaikan Tuhan pasti dialami oleh umat-Nya. “Umat-Ku akan menjadi kenyang dengan kebajikan-Ku, demikianlah firman TUHAN” (Yeremia 31:14). Kita harus melihat dan merasakan kebaikan Tuhan, bukan hanya mendengar atau membicarakannya saja.

Bagaimana seseorang bisa Mengalami kebaikan Tuhan? “Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!” Kebaikan Tuhan tersedia bagi kita pada saat kita percaya dan mengandalkan Dia. “Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan bagi orang yang berlindung pada-Mu, di hadapan manusia!” (Mazmur 31:20). Ketika kita mengandalkan Tuhan, kebaikannya akan memberikan damai sejahtera dalam hidup kita. “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya” (Yesaya 26:3). Ketika kita mengandalkan Tuhan, kebaikannya akan memberikan sukacita dalam hidup kita. “Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita! Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya” (Mazmur 33:20-21).

Seharusnya bukan hal yang mengejutkan bagi kita bahwa iman kepada Tuhan adalah jalan masuk untuk mengalami kebaikan-Nya. Dalam beberapa renungan sebelumnya kita sudah belajar bahwa iman adalah salah satu kunci untuk dapat hidup dalam kasih karunia Allah. Iman merupakan jalan masuk ke dalam kasih karunia (Roma 5:2). “TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia” (Ratapan 3:25).

Kita bisa semakin mengandalkan Tuhan saat kita semakin mengenal Dia. Kita semakin percaya kepada Tuhan pada saat kita semakin mengijinkan Dia menyatakan kesetiaan-Nya kepada kita. “Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN” (Mazmur 9:11).

Doa

Tuhan, Engkau sungguh sangat baik! Sering kali aku gagal untuk mengalami kebaikan-Mu karena aku tidak mempercayai Engkau. Ampuni aku Tuhan. Aku rindu untuk mengecap kebaikan-Mu. Ajar aku untuk hidup mengandalkan Engkau. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! (Mazmur 34:9) Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa mengenal Tuhan adalah bertumbuh dalam persekutuan dengan Dia, bukan sekedar mengumpulkan lebih banyak pengetahuan mengenai Dia. “Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu” (2 Petrus 1:2), bukan sekedar untuk diketahui oleh kita. “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia” (2 Petrus 1:3).