Berlari-lari menuju pengenalan akan Kristus

Dari GBI Danau Bogor Raya
< Ayo Saat Teduh‎ | 04
Revisi sejak 18 Juli 2018 16.44 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. (Filipi 3:13-14)

Dalam renungan-renungan sebelumnya, kita sudah mempelajari bahwa kerendahan hati adalah sikap yang Tuhan kehendaki ada dalam kehidupan kita untuk dapat berjalan dalam kasih karunia-Nya. “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati” (Yakobus 4:6). Dalam ayat renungan hari ini, kita melihat bagaimana kerendahan hati bekerja dalam hidup Rasul Paulus. “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya." Ketika Paulus menulis surat kepada jemaat di Filipi ini, Paulus sudah hidup dan melayani Tuhan antara 25-30 tahun. Namun ia mengakui bahwa ia belum mengenal Tuhan dengan sempurna agar seluruh hidupnya dapat menyatakan kehidupan dalam kuasa kebangkitan. Itulah sebabnya Rasul Paulus mengarahkan dirinya kepada satu tujuan hidup: “Tetapi inilah yang kulakukan." Gairah yang membakar hati Paulus adalah untuk mengenal Allah lebih dalam lagi: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia” (Filipi 3:10).

Salah satu hal yang paling besar yang menghalangi orang percaya untuk mengenal Allah lebih dalam adalah masa lalu mereka. Banyak orang Kristen memusatkan perhatian mereka kepada masa lalu mereka. Kegagalan di masa lalu selalu menghantui. Kesalahan di masa lalu selalu menuduh mereka. Di sisi lain, keberhasilan di masa lalu menghasilkan keyakinan palsu bahwa segala sesuatu juga akan berhasil di masa sekarang. Berkat-berkat di masa lalu menghalangi mereka datang kepada Tuhan untuk pekerjaan di masa sekarang. Paulus memberikan teladan yang luar biasa mengenai bagaimana kita menghadapi masa lalu. “Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku." Segala hal yang ada di masa lalu tidak harus menentukan kondisi kita sekarang.

Kasih karunia Allah dapat menutupi kegagalan dan penderitaan di masa lalu. Sekarang, kita hanya perlu memandang ke depan untuk mengalami pekerjaan kasih karunia Allah yang ia sediakan bagi kita yang berjalan bersama Dia. “Dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." Tujuan akhirnya adalah untuk mengenal Allah lebih dekat. Kita harus berlari-lari mengarahkan diri kepada tujuan sorgawi, dan menggunakan semua kekuatan dan tenaga rohani yang di sediakan oleh kasih karunia-Nya. Inilah tanggapan kita terhadap panggilan sorgawi yaitu mengenal Allah, untuk bersekutu dengan Dia. Pada saatnya, kita akan mengambil bagian dalam upah sorgawi yang disediakan bagi kita, yaitu semua berkat rohani yang disediakan oleh Allah bagi kita yang bersekutu dengan intim bersama Dia.

Doa

Tuhan Yesus, tolong aku untuk melupakan hal-hal di masa lalu yang menghalangi aku mengenal Engkau lebih lagi. Aku ingin berlari-lari kepada tujuan hidupku bersekutu dalam keintiman dengan Engkau. Nyatakanlah diri-Mu melalui Firman-Mu. Dengan segala kerendahan hati aku memohon agar Engkau menyatakan kasih karunia-Mu di dalam aku dan melalui hidupku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. (Filipi 3:13-14) Dalam renungan-renungan sebelumnya, kita sudah mempelajari bahwa kerendahan hati adalah sikap yang Tuhan kehendaki ada dalam kehidupan kita untuk dapat berjalan dalam kasih karunia-Nya. “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati” (Yakobus 4:6).