Perjanjian baru kasih karunia: perjanjian persekutuan

Dari GBI Danau Bogor Raya
< Ayo Saat Teduh‎ | 03
Revisi sejak 18 Juli 2018 10.48 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya… Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. (Efesus 1:7; 2:13)

Berkat terbesar dari perjanjian baru kasih karunia adalah manusia dapat memiliki persekutuan yang intim dengan Allah. Setiap manusia memulai hidupnya dalam keadaan terpisah dari Allah. “kamu, yang dahulu jauh." Kita tidak dapat sepenuhnya mengerti betapa besarnya jurang dosa yang memisahkan kita dengan Allah. Kita tidak bisa berhubungan dengan Allah. Kita tidak bisa bercakap-cakap dengan Dia atau menikmati kehadiran-Nya. Dahulu kita “kamu tanpa Kristus… tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia” (Efesus 2:12). Akibatnya kita dahulu “jauh dari hidup persekutuan dengan Allah” (Efesus 4:18). Namun, “menurut kekayaan kasih karunia-Nya,” kita mendapatkan “pengampunan dosa,” karena “oleh darah-Nya kita beroleh penebusan."

Sekarang, semuanya diubah total. “Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus." Kita tidak lagi terasing dari Allah. “Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah” (Efesus 2:19). Kita sekarang adalah anggota keluarga Allah. Kita adalah anak-anak yang dikasihi-Nya. “Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!” (Galatia 4:6). Oleh karena karya Roh Kudus dalam hati kita, kita bisa berseru kepada Tuhan sebagai “Ayah sorgawi” kita. “Tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah” (Roma 8:15-16). Saat kita memanggil “Abba,” Roh Kudus, yang tinggal di dalam kita, memberikan kepada kita sebuah keyakinan yang mendalam bahwa kita adalah benar-benar anak-anak Allah.

Bapa Sorgawi kita ingin membangun sebuah persekutuan yang erat dengan kita, anak-anak-Nya. Ia menghendaki kita untuk mengenal kasih-Nya. “Kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita” (Roma 5:5). Tuhan juga menginginkan kita untuk menanggapi dengan kasih kepada Dia. “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (1 Yohanes 4:19). Ia mau supaya kita berseru kepada Dia, dan Ia akan menjawab kita. “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau” (Yeremia 33:3). Ia ingin agar kita mencurahkan isi hati kita kepada Dia. “Curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya” (Mazmur 62:9). Oleh karena kasih karunia-Nya, pintu menuju keintiman dengan Allah terbuka di hadapan kita.

Doa

Bapa kami yang di Sorga, terima kasih karena Engkau sudah menyucikan aku dari segala dosaku. Aku hendak bertumbuh dalam keintiman dengan Engkau. Ajar aku untuk melihat kasih-Mu lebih lagi agar aku dapat mengasihi Engkau lebih lagi. Ingatkan aku untuk selalu berseru kepada-Mu dan mencurahkan isi hatiku dengan tulus di hadapan-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya… Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. (Efesus 1:7; 2:13) Berkat terbesar dari perjanjian baru kasih karunia adalah manusia dapat memiliki persekutuan yang intim dengan Allah. Setiap manusia memulai hidupnya dalam keadaan terpisah dari Allah. “kamu, yang dahulu jauh." Kita tidak dapat sepenuhnya mengerti betapa besarnya jurang dosa yang memisahkan kita dengan Allah.